Pandemi Covid 19 yang sudah berlangsung sekitar 1,5 tahun terakhir benar-benar menguras hampir semua energi serta kekuatan kelembagaan. Tidak hanya butuh dana yang besar, lebih dari itu juga segenap kemampuan.
Begitu pula yang terjadi di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, pandemi Covid 19 terasa begitu mengguncang kehidupan. Karena itulah penangananya juga tidak tanggung-tanggung.
Sumbu kekuatan untuk menggerakkan semua potensi yang ada,sesuai dengan tugas dan kewenangan yang diamanahkan oleh berbagai regulasi, dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) Covid 19 Kota Bukittinggi khususnya.
Selaku konseptor sekaligus adiministratornya adalah Sekretaris Kepala Satgas Covid 19 Kota Bukittinggi, yang juga Kepala Pelaksana BPBD, Drs. Ibentaro Samudra, MM.
Pejabat yang satu ini, memang cukup lama bergelut dalam tugas sosial dan kemasyarakatan di kantor dulu bernama Sospol dan kini KesbangPol, dinilai cukup mumpuni melakukan tugasnya.
Dengan track record yang juga pernah mengantarkannya menjadi Kepala Dinas Perhubungan, kini mengaplikasikannya pasa Satgas Covid 19 Bukittinggi melakukan pendekatan sosial,agama serta adat maupun emosional.
Sebagai Kota Wisata, Bukittinggi tentu sangat rentan terhadap penyebaran Covid 19, sehingga meski pernah berada pada zona merah dan kini masuk pada Level 3, penyebaran Covid 19,belakangan ini terus melandai, dalam Minggu terakhir September, tidak ada yang terkonfirmasi negatif warganya.
Bagaimana penanganannya sehingga cukup mampu mengerem penyebaran Covid 19, Ibentaro yang berada di belakang programnya menyebutkan melakukan jaringan kelembagaan sampai ke kelurahan.
Melalui struktur serta koordinasi berjenjang, di Kota Bukittinggi memperkuat keberadaan Satgas Covid 19 itu pada tingkat kelurahan. Dari sinilah kekuatan kebersamaan hampir semua potensi masyarakat melakukan tugas penanganan dengan baik.
Sebagaimana diketahui, dengan struktur kehidupan masyarakat yang masih cukup tinggi keyakinan agamanya dan didukung oleh nilai adat dan budaya, nilai kebersamaan dan gotongroyong juga masih cukup kuat.
Apalagi bila kepada tokoh-tokoh masyarakat,agama dan adat diberi kepercayaan penuh untuk mengaplikasikan nilai kebersamaan, maka tidak ada beban berat yang tidak terpikul, dan gunung tunggi yang tidak akan terdaki.
Satgas Covid 19 tingkat kelurahan dengan personalnya para relawan inilah yang proaktif melakukan tugas mulai dari pendataan sampai membantu warga terkonfirmasi positif secara medis maupun ekonomis.
Terhadap warga yang terkonfirmasi positif Covid 19, menurut Ibentaro, Satgas di kelurahan inilah yang melakukan 3 T (tracing,testing dan treatment), sehingga dapat diketahui dari mana siapa kontak yang pernah dilakukan.
Dengan mayoritas warga yang terkonfirmasi positif Covid 19 di Bukittinggi melakukan isolasi mandiri, mereka menjadi sangat terbantu dengan partisipasi Satgas yang menggerakkan warga di kelurahan untuk memenuhi kebutuhan mereka selama isoman tersebut.
Begitu pula mengantisipasi berita-berita hoax yang berkembang tentang Covid 19, terutama vaksinasi, meski pelan namun bisa dikurangi. Buktinya, Ibentaro menyebutkan sampai akhir September ini sudah lebih 50 persen warga Bukittinggi yang divaksin.
Perkembangan itu tentu saja memunculkan optimisme tinggi sampai akhir tahun 2021 ini, jumlah warga yang divaksin bisa mencapai target minimal 75 persen dari jumlah keseluruhan sekitar 120 ribu jiwa.
Ibentaro juga menyatakan, keberhasilan vaksinasi di Bukittinggi bisa dilakukan berkat kerjasama serta dukungan berbagai lembaga pemerintah sampai swasta,terutama Polres bersama jajarannya dan Kodim 0304/Agam. Dukungan yang memang patut mendapat apresiasi.
Dengan penurunan level serta terus melandainya kasus Covid 19, kehidupan ekonomi warga mulai menggeliat, terutama dengan dibuka kembali objek wisata dengan Prokes ketat dan pembelajaran tatap muka (PTM) di kota Bukittinggi.
Discussion about this post