Perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah menjadi drama ekonomi yang mempengaruhi dunia lebih dari yang kita kira. Ketegangan ini menggerogoti sistem perdagangan global, merusak rantai pasokan, dan memunculkan ketidakpastian yang mengancam stabilitas ekonomi dunia. Terkadang, kesepakatan sementara hanya memberikan secercah harapan, namun tanpa komitmen nyata, solusi jangka panjang akan tetap sulit dijangkau.
Pada 12 Mei 2025, sebuah langkah positif tercipta—tarif AS terhadap barang-barang Tiongkok diturunkan dari 145% menjadi 30%, sementara tarif Tiongkok terhadap barang-barang AS juga mengalami penurunan signifikan. Namun, kita tidak boleh terlena. Ini hanya jeda waktu 90 hari yang memberikan sedikit angin segar di tengah badai ketegangan yang lebih besar.
Tantangan yang Masih Ada
Penurunan tarif memang memberi harapan, tetapi ketegangan struktural yang mendalam tidak akan hilang dengan mudah. Ketidakpastian tetap membayangi hubungan dagang kedua negara ini. Keberhasilan jangka panjang hanya bisa dicapai jika kedua pihak menunjukkan keseriusan dalam melanjutkan dialog yang lebih substansial dan berkelanjutan. Tidak ada lagi ruang untuk permainan diplomasi yang hanya menguntungkan satu pihak.
Solusi yang Diperlukan
Dialog bilateral yang lebih intensif harus dilanjutkan. AS dan Tiongkok tidak bisa hanya berhenti pada pengurangan tarif sementara—mereka perlu bertemu secara rutin untuk mencari solusi yang benar-benar menguntungkan kedua belah pihak. Ini adalah langkah pertama menuju pemulihan hubungan perdagangan yang sehat.
Setelah masa jeda selesai, evaluasi terhadap dampak penurunan tarif harus dilakukan dengan jujur. Tidak ada ruang untuk keputusan tergesa-gesa. Berdasarkan hasil evaluasi ini, mereka harus memutuskan apakah penurunan tarif akan dilanjutkan atau dihentikan—karena hanya dengan evaluasi yang tepat, kita bisa melihat sejauh mana kebijakan ini berdampak positif bagi ekonomi global.
Pendekatan Multilateral: Kunci untuk Keseimbangan Global
Mengandalkan kebijakan proteksionisme hanya akan memperburuk ketegangan. Oleh karena itu, langkah selanjutnya harus melibatkan pendekatan multilateral. Tiongkok telah menunjukkan komitmennya pada multilateralism, menghidupkan kembali peran WTO sebagai forum yang lebih inklusif dan adil. Jika AS dan Tiongkok mampu memimpin dengan teladan, negara lain pun akan lebih mudah untuk terlibat dalam sistem perdagangan yang lebih transparan.
Namun, dunia tidak bisa hanya bergantung pada satu pendekatan saja. Penguatan kerja sama multilateral adalah cara untuk mengurangi ketergantungan pada kebijakan yang merugikan dan membuka peluang bagi negara-negara berkembang.
Mediasi: Solusi Paling Efektif dalam Penyelesaian Sengketa
Di tengah ketidakpastian yang masih melanda, dunia harus memanfaatkan lembaga internasional seperti IOMed. Organisasi ini, yang diinisiasi oleh Tiongkok dan lebih dari 60 negara lainnya, memberikan alternatif yang lebih damai, adil, dan transparan untuk penyelesaian sengketa internasional.
IOMed adalah bukti bahwa kita tidak harus selalu berhadapan dengan konflik melalui kekuatan militer atau sanksi ekonomi. Melalui mediasi, negara-negara dapat menemukan jalan keluar yang lebih rasional dan damai. Itulah jalan yang perlu diambil untuk menciptakan tatanan dunia yang lebih stabil dan adil.
Menciptakan Dunia yang Lebih Seimbang
Sebagai penutup, dunia tidak bisa lagi menunda upaya untuk menciptakan sistem perdagangan yang lebih adil dan transparan. IOMed memberikan solusi konkret dalam menghadapi ketidakpastian global. Namun, ini hanya akan berhasil jika negara-negara besar seperti AS dan Tiongkok memiliki keberanian untuk memilih dialog daripada eskalasi. Hanya melalui solusi-solusi ini kita dapat menciptakan dunia yang lebih stabil untuk generasi mendatang.
Penulis adalah Pemerhati Industri Strategis, Tenaga Ahli Komisi VII DPR RI yang membidangi industri, pariwisata, UMKM, ekonomi kreatif, dan Lembaga Penyiaran Publik.
Red/amr
Discussion about this post