KOTA SOLOK — Delman atau yang dikenal dengan Bendi tentu tak asing lagi bagi masyarakat di Sumatera Barat, khususnya di Kota Solok. Alat transportasi yang memanfaatkan kuda sebagai penggeraknya itu sejak dulu sudah banyak digunakan masyarakat di kota serambi madinah.
Dulu, banyak ibu-ibu saat berbelanja dengan membawa anaknya, ketika beranjak pulang kerap menumpang delman atau dokar sembari berjalan-jalan diatas kuda. Namun kondisi saat ini berbanding terbalik, penumpang delman semakin sepi. Kini, delman makin tergerus zaman. Kusir bendi bahkan tak banyak terlihat di jalan utama kota itu. Boleh jadi karena sudah banyak alat transportasi modern sehingga delman mulai ditinggalkan penggemarnya. Alat transportasi masa kini seperti mobil, motor, ojek online dan kereta mulai banyak dimanfaatkan penduduk dari perkotaan maupun desa atau nagari.
Pembangunan era teknologi berjalan sangat cepat, moda transportasi berubah tiap waktu. Apalagi di Kota Solok saat ini, umumnya warga memanfaatkan kendaraan umum untuk bepergian. Padahal, bendi bisa digunakan sebagai penggerak ekonomi didaerah penghasil beras ternama ini. Misalnya dengan memanfaatkan delman untuk mengantar wisatawan menuju lokasi objek wisata di kota ini. Dengan begitu, delman tetap bertahan dan tak ketinggalan zaman, pendapatan kusir bendi guna memenuhi kebutuhan keluarganya juga bisa mereka pertahankan.
Dikota-kota besar seperti di Bukittinggi, Bogor, Yokyakarta, delman masih bisa bertahan. Umumnya digunakan sebagai alat transportasi menuju tempat wisata oleh para turis (wisatawan,-red). Jika dicermati, selain kecilnya resiko kecelakaan, delman masih diminati wisatawan lokal maupun manca negara. Hal ini hendaknya dapat membantu delman agar tidak terdegradasi.
Meski sejak beberapa tahun terakhir, delman kurang diminiati oleh warga karena banyaknya jenis transportasi yang ada di kota solok, guna mempertahankan eksistensi, mengurangi kemiskinan baru akibat muncul pengangguran karena kusir bendi kehilangan lapak, Pemko Solok bisa saja mengeluarkan regulasi yang mesti dipatuhi wisatawan dimana mewajibkan wisatawan itu menggunakan delman sebagai alat transportasi apabila berkunjung ke objek wisata yang ada dikota kecil ini. Jika Pemko Solok mampu, pembangunan kota yang ditunjang dari sektor pariwisata tidak hanya akan menunjang pembangunan semata, melainkan mampu membangkitkan ekonomi kusir bendi yang kini tampak lesu.
Kita dapat membayangkan betapa malangnya nasib kusir bendi saat ini, terlebih saat masa pandemi ini. Banyak kusir bendi kehilangan pendapatan lantaran jasa mereka mulai tidak digunakan akibat pesatnya kemajuan alat transportasi itu tadi. Karenanya dengan memanfaatkan objek wisata yang ada dan melahirkan Kebijakan pengoperasian delman, keberadaan delman masih dapat dipertahankan serta ekonomi kusir bendi tidak makin lesu. Harapan itu jelas tertumpang di pundak pemerintah dan pemimpin kota. *** Risko Mardianto
Penulis adalah Wartawan Reportase Investigasi.
Discussion about this post