Oleh : HASNERIL.SE
Pedagang bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat, khususnya di ranah Minang ini. Sebab masyarakat Minang memang dikenal sebagai jiwa dagangnya.
Dari sinilah Penulis merasa berdagang menjadi salah satu usaha yang patut di kembangkan dan bisa diandalkan untuk kebutuhan maupun sebagai tambahan usaha.
Pernah jadi pedagang di kelas III Sekolah Dasar sampai sekarang, penulis dapat merasakan hal positif. Mulai dari bertambahnya saudara, dari yang tidak kenal menjadi kenal, itu semua bisa didapat dari berdagang.
Berbagi sedikit cerita dengan pembaca, meski sekarang penulis menjalani rutinitas wajib sebagai ASN di DPRD Agam. Namun penulis berdagang tanpa mengganggu jam kerja dan kegiatan sebagai ASN. Mencoba menyampaikan beberapa masukan sebagai pedagang, kunci pertama yang perlu diingat oleh seorang pedagang adalah memanjakan calon pembeli sekalipun tidak jadi dagangan anda di beli, ramah dan berperilaku sopan adalah hal utama yang harus dimiliki seorang marketing.
Dari dasar tersebut nanti akan terjadi jual beli dengan sendirinya. Pelanggan akan mencari cara untuk membeli dari Anda jika mereka suka dengan Anda. Mereka juga akan mencari cara untuk tidak membeli dari Anda jika mereka tidak suka dengan Anda.
Pandai membaca situasi atau peluang, semisalnya Anda harus tahu apa yang jadi kebutuhan saat sekarang oleh pelanggan, cara mengenal apa yang pelanggan butuhkan salah satunya menjaga hubungan silaturrahmi dengan baik, saat sekarang ini pelanggan bukan sekedar orang yang dilayani tetapi juga sebagai partner dan sahabat yang dibutuhkan untuk perkembangan sebuah usaha.
Jadi hubungan baik dengan pelanggan harus dilakukan dengan baik demi kemajuan sebuah bisnis.
Jangan merasa emosi dulu, jika pembeli tidak jadi membeli dagangan kita, tetap ramah, jaga hubungan baik dengan pelanggan jauhi sifat emosi, karena dalam diri manusia tersimpan sifat cinta, sayang, benci, tidak puas, bahagia, marah, dan senang, jauhi sifat emosional yang negatif, anda harus tahu bahwa cinta dan loyalnya pelanggan sejati tidak mungkin terjadi atau tercipta tanpa adanya hubungan emosional.
Pengalaman penulis, sekarang sedang viralnya baju kaos AYO KE AGAM, sebelumnya penulis coba cek berapa banyak orang yang suka dan apa penilaian orang, penulis coba menempatkan diri sebagai pembeli, ada beberapa yang bernilai positif kalau baju itu dibeli, pertama penjualnya mudah bersahabat, kedua bajunya murah dan kualitas bagus, ketiga ada ajakan untuk orang datang ke Agam, ke empat keuntungan dari baju yang dibeli berbagi untuk anak -anak di Panti Asuhan, ke enam penjual tidak pernah memaksa kapan mau dibayar yang penting dibeli dan itu manfaatnya yang bisa di lihat langsung.
Penulis coba tes pasar dibeli 5 buah langsung habis, penulis beli lagi 10 buah tapi tidak dijual dan disisikan untuk promosi, dicoba menawarkan ke organisasi-organisasi yang ada disana teman tapi berpengaruh di dalam perusahaan tersebut dikasih gratis, berselang beberapa hari banyak yang minat di perusahan tersebut, pernah juga dicoba di warung-warung. Setelah peminat banyak langsung di datangkan sebanyak 300 helai dari Jakarta.
Supaya pelanggan tidak kecewa anda harus jujur sama pembeli, penulis kalau berdagang yang terpenting dulu memikat hati pembeli dengan keramahan, kesopanan dan berterus terang produk yang dijual tidak merugikan pelanggan.
Termasuk keuntungan dari yang dijual penulis juga menyisihkan rezeki anak panti putra lubuk basung di dalamnya, hal tersebut disampaikan kalau ada yang bertanya.
Penulis mencoba beberapa usaha dagang seperti botol minuman my bottle, tanah, baju, celana.
Bila orang yang datang tidak membeli barang dagangan Anda, tetaplah berikan sebuah senyuman yang tulus, yang bisa membuat calon pembeli itu bahagia dengan caramu memperlakukannya.
Jadi pedagang yang disukai oleh orang yang datang maupun yang lewat, karena senyuman dan tegur sapa yang ramah akan menarik simpati orang lain. Dan akan menjadi nilai penting dalam berdagang.
Discussion about this post