Bukittinggi — Pemerintah Kota Bukittinggi, mendukung kegiatan Alek Nagari atau tradisi adat daerah setempat seperti merayakan anak-anak selepas menyelesaikan belajar mengaji Al Quran.
“Harus dipertahankan. Tradisi adat di Bukittinggi dan Minangkabau telah lama dikenal unik, ada arak-arakan dengan kuda, bendi, diiringi kaum ibu memikul junjungan di atas kepala, lengkap dengan hiburan tambua tasa atau drumband, meriah,” kata Wakil Wali Kota Bukittinggi, Marfendi, Minggu (4/5).
Marfendi hadir dalam kegiatan Alek Nagari pawai Khatam Al Quran ke-27 di Masjid Baiturrahman, kampung Bantodarano, Kelurahan Campago Guguk Bulek yang berlangsung meriah.
“Dalam catatan kami, tradisi Alek Nagari Khatam Al Quran di Bukittinggi sudah berlangsung lebih dari seratus tahun, sudah mendarah daging bagi Pasukuan Kurai,” ulas Margendi.
Lebih dari itu, Wawako berharap peserta Khatam tidak berhenti belajar Al Quran setelah Alek Nagari, namun terus dilanjutkan sebagai bekal prestasi.
“Sebagai bekal prestasi di dunia dan akhirat, anak penghafal Al Quran diberikan kemudahan akses pendidikan hingga perguruan tinggi, semenrara di akhirat akan memasang mahkota untuk orangtuanya,” ujarnya.
Tradisi adat ini diharapkan juga mampu menarik semangat anak kemenakan di Bukittinggi untuk selalu menegakkan nilai agama atau imarah masjid yaitu memakmurkan memeriahkan masjid dengan kebaikan.
Margendi mengatakan sesuai dengan sebutannya, Alek Nagari juga melibatkan unsur tokoh adat dalam melestarikan budaya Minangkabau sesuai falsafah hidupnya.
“Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, adat berpegang ke agama dan agama berpegang pada Al Quran, inilah falsafah Minangkabau, apresiasi ke seluruh Ninik Mamak Penghulu Adat yang menanamkan sejak usia dini pada anak,” lanjutnya.
Selain menamatkan pendidikan baca tulis Al Quran, Masjid Baiturrahman juga merayakan kelulusan siswa penghafal Al Quran dalam program Tahfiz di masjid setempat.
“Anak kemenakan kami setelah tamat di Taman Pendidikan Al Quran (TPQ), langsung dilanjutkan ke program tahfiz, biayanya gratis, mereka belajar pada malam hari hingga mereka terbiasa meramaikan masjid,” kata Ketua Panitia Khatam Al Quran Bantodarano, Zil Andr.(Pon)
Discussion about this post