Bicara tentang kinerja pemimpin dalam mengelola suatu daerah itu bukanlah perkara mudah, banyak suara dan kepala yang kapan saja siap menyerang jika kebijakan yang diambil tak memihak pada masyarakat luas. Karena semuanya bicara hal ihwal kepentingan.
Namun dengan demikian, tetap saja banyak pemimpin yang kebijakannya tak berpihak pada khalayak. Boleh dikata, kebijakan yang diputuskan cuma menyasar segelintir orang, parahnya lagi hanya menguntungkan kepentingan pribadi.
Kendati banyak kepala daerah berbuat demikian, bukan berarti tak ada yang menduplikasi kepemimpinan Umar Bin Khatab RA. Rasa tanggung jawab penuh terhadap manusia-manusia yang dipimpinnya.
Awak bukan mengada-ngada, sejauh awak mengenal lingkungan birokrasi, baru Penjabat (Pj) Walikota Pariaman Roberia yang meletakkan jabatannya sebagai amanah, yang suatu saat pasti diperhitungkan hisabnya.
Direktur Harmonisasi dan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan HAM itu bikin awak menaruh hormat sejadinya. Agak saja, sebagai penjabat walikota, hari pertama masuk kantor di Balaikota Pariaman, yang pertama dicarinya adalah masyarakat miskin ekstrim.
Masih pekat di ingatan awak kala itu, Roberia dilantik jadi Pj Walikota Pariaman hari Kamis (12/10/23), esoknya pada Sabtu siang, hanya ditemani sopir, Robe sibuk blusukan dengan posisi tak tahu wilayah Kota Pariaman mencari masyarakat miskin ekstrim.
Sungguh, belum pernah awak dengar Walikota Pariaman sebelumnya mencari-cari masyarakat miskin ekstrim ke pelosok-pelosok desa, kecuali ketika Walikota Mukhlis Rahman dulu. Sebegitu besar tanggung jawab Roberia mengemban amanah yang dia pikul selaku penjabat walikota.
“Saya merasa bersalah sebagai penjabat walikota jika masyarakat miskin ekstrim di Kota Pariaman ini terpinggirkan haknya,” celetuk Robe saat itu di balik telpon selulernya kepada awak.
Entah karena logo yang bermerek “Pengayoman” tertempel di seragamnya sebagai Direktur di Kemenkumham, hingga membuat Roberia mengayomi masyarakat Kota Pariaman, atau entah karena kepribadian Robe yang memang bertanggung jawab. Itu terserah, yang jelas Robe memang cerminan pemimpin teladan.
Itu baru pengalaman pertama yang disuguhkan Roberia soal tanggung jawab sebagai pemimpin, yang baru hitungan jam menjabat jadi penjabat walikota.
Yang tak habis pikir lagi ialah peristiwa Selasa (23/7) kemaren. Ini masih soal teladan seorang pemimpin. Ketika awak bersama rombongan yang terdiri dari rekan-rekan wartawan dan staf OPD di Pemko Pariaman diberangkatkan ke Jakarta dalam rangka evaluasi kinerja Pj Walikota Pariaman di triwulan ke-3 lewat darat.
Roberia dengan kendaraan pribadi menunggu kedatangan rombongan di Terminal Kampung Rambutan Jakarta. Menunggu kedatangan rombongan lebih awal di terminal hanya untuk mengangkut barang-barang milik rombongan wartawan dan staf OPD, untuk di antar ke penginapan yang disediakan.
Tak hanya barang saja yang diangkut Robe, para rombongan pun juga diantar sampai-sampai ke penginapan masing-masing dengan meminjam 3 unit mobil dari Kementerian Hukum dan HAM. Luar biasa! Sungguh respek awak melihat dedikasi seorang pemimpin yang langka itu.
Tak ada yang menyangka seorang walikota menunggu stafnya di terminal, mengangkut barang-barang bawaan mereka, dan juga orang-orangnya hingga sampai ke penginapan. Semua selesai oleh Roberia.
Banyak lagi kebijakan diplomatis lagi populis yang dilahirkan Robe selaku Pj Walikota Pariaman yang memihak khalayak, serta meningkatkan kesejahteraan honorer. Jika dijabarkan semuanya kinerja bernas Roberia selama tiga triwulan memimpin Kota Pariaman bisa habis satu buku dibuatnya.
Discussion about this post