Oleh: Ratna Kurniawati
Sedih mengikuti pemberitaan di negeri tercinta. Negeri yang mayoritas muslim bak hidup di negeri asing. Perlakuan terhadap para ulama, para ustadz dipersekusi dan dikriminalisasi menyakiti perasaan umat Islam. Berlanjut perlakuan kepada para santri pesantren dan dakwahnya juga menambah sakit di dada karena dicurigai menjadi bibit teroris. Ditambah munculnya data 7 PTN yang sudah terpapar paham radikalisme versi BNPT (cnnindonesia.com).
Kecurigaan menjalar pada kampus dengan mahasiswa dan dosennya. Belum lagi, pada partai politik, ormas islam juga para aktivisnya. Pemeriksaan ketat di publik pada muslim/muslimah yang berpakaian tertutup rapat, lebar dan bercadar. Turut curiga pada sekolah-sekolah dengan rohisnya.
Pasca bom Surabaya, kecurigaan hingga ke keluarga dengan kaum perempuan dan anak-anaknya. Kini homeschooling pun difitnah menjadi ladang semaian benih terorisme. Hal ini membuktikan daftar panjang fitnah, kriminalisasi terhadap Islam dan bukti rezim mengidap islamophobia akut.
Islamophobia alias ketakutan terhadap ajaran Isam, sejatinya tak berdasar, tak ada bukti dan hanya fitnah. Karena ajaran Islam sangat bertentangan dengan paham kekerasan dan teror.
Allah berfirman : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (TQS. An- Nahl : 125).
Propaganda islamophobia bukanlah perkara baru. Bila kita menilik sejarah, sebenarnya propaganda islamophobia sudah ada sejak jaman dahulu. Sejarah mencatat propaganda ini sudah muncul di era Rasulullah SAW di masa silam. Berbagai bentuk hinaan, ancaman, dan kekerasan menghantam perjalanan dakwah Rasulullah. Kita akan teringat ketika orang orang kafir Quraisy menghina Rasulullah sebagai orang gila dan tukang sihir.
Islamophobia sendiri disinyalir merupakan upaya yang di lakukan orang orang kafir untuk membendung kekuatan kaum muslim yang semakin lama semakin berkembang dan untuk mempersempit pejuangan Islam dalam mensyiarkan agama Allah. Hal ini di karenakan kebencian orang orang kafir yang begitu besar terhadap Islam sejak dulu.
Di negeri ini sendiri kecemasan dan tuduhan negatif akan Islam sebetulnya sudah muncul sejak peristiwa bom Bali pada tahun 2002 silam. Sejak saat itu rentetan penangkapan tersangka yang semuanya berpenampilan muslim membuat masyarakat Indonesia was was dengan pria berjenggot lebat dan bergamis panjang, juga dengan wanita bercadar dan berjubah hitam.
Saat ini ketakutan masyarakat akan islam kembali mencuat pasca bom Surabaya yang menewaskan satu keluarga yang di duga sebagai pelaku bom tersebut. Masyarakat di negeri ini tanpa sadar ikut serta memberikan pandangan negatif terhadap Islam. Hal ini sangat terasa saat ada muslim yang membela agamanya danggap fundamentalis. Begitupun ormas yang menyuarakan dakwah dianggap radikal dan tidak sedikit pula sebutan anti NKRI di sematkan kepada beberapa tokoh Islam. Segala prasangka tersebut membuat islamophobia merasuki masyarakat di negeri ini.
Sungguh ironi mengingat Indonesia adalah negeri dengan jumlah muslim terbesar di dunia, tentu hal yang ganjil ketika di dalam komunitas Islam justru terjadi ketakutan akan agamanya itu sendiri.
Mereka sepertinya kuatir budaya terganti dengan ajaran Islam?
Secara budaya kita sebenarnya dipinggirkan, orang pakai cadar dibilang budaya Arab. Cadar merupakan ajaran Islam, termasuk masalah hukum khilafiyah. Ada dalam Qur’an dan hadis. Karenanya Allah turunkan surat an-Nuur ayat 31 dan surat al-Ahzab ayat 59.
Banyak kitab tafsir menjelaskannya dengan tegas, seperti tafsir Jalalain, tafsir Ibnu Katsir, Kurtubi, dan lain-lain. Cadar itu ajaran Islam yang jadi budaya nasional. Jadi jangan dianggap cadar akan menggerus budaya nasional.
Jangan dianggap ajaran Islam yang akan menggusur budaya nasional, justru ajaran Islam memperkaya budaya nasional. Para wanita di Dompu, NTB, sudah mengenakan cadar bernama Rimpu ratusan tahun silam. Di Gorontalo ada juga tradisi menutup wajah. Bahkan di zaman Jepang, Sultan Aziz Langkat, Sumatera Utara, mendirikan Madrasah Aziziyah di mana kaum perempuannya semua memakai cadar. Itu sebelum Indonesia merdeka.
Kapitalisme akar masalahnya
Sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini dengan asas sekulernya , telah memisahkan agama dari kehidupan. Akhirnya berhasil menjauhkan kaum muslimin dari agamanya, dan telah berhasil menghilangkan keyakinan kaum muslim akan Islam.
Kaum muslim hanya memahamdien yang mulia ini sebatas ibadah ritual saja seperti sholat, zakat, puasa dan haji. Sementara pemahaman Islam yang kaffah begitu jauh dari benak mereka, sehingga wajar ketika banyak fitnah yang mendera banyak kaum muslim yang terpengaruh. Malah ikut serta memberikan stigma negatif kepada islam. Kalaupun ada kaum muslim yang tidak setuju terhadap fitnah yang ditujukan kepada Islam, yang mereka lakukan hanyalah membela diri yang justru semakin menjadikan Islam sebagai pihak yang bersalah bukan menjelaska hakikat yang sesungguhnya.
Ketika teror dan kekerasan sangat ditentang dalam Islam, bagaimana mungkin perbuatan teror dan kekerasan dilakukan oleh muslim yang paham hal tersebut ?.
Seharusnya ini tidak memalingkan kita dari ajaran Islam yang mulia, apalagi takut dan curiga terhadap agama yang diridhoi Allah. Jangan pula islamophobia ini memalingkan kita dari problem dasar bangsa ini yang bukan dari Islam. Problem dasar bangsa ini karena diberlakukan nya sekulerisme – memisahkan aturan agama dari kehidupan – dalam seluruh kehidupan umat. Khamr/ miras tidak boleh diminum di masjid tapi boleh di tempat-tempat club, kafe dan lainnya. Hingga mabuk melakukan pemerkosaan, pembunuhan. Berzina/seks bebas tidak boleh di masjid tapi boleh di tempat lain dan tidak ada sanksi atas perilaku suka sama suka.
Islam adalah solusi
Islam adalah agama yang di turunkan oleh Alah SWT kepada nabi Muhammad SAW untuk di sampaikan kepada seluruh ummat manusia. Islam sebagai sebuah ideologi sebenarnya memiliki metode dalam menyebarluaskan ideologi seperti yang di contohkan Rasulullah SAW . Dakwah adalah metode yang digunakan untuk menyebarkanya, mengingatkan umat Islam untuk kembali kepada syariat Allah SWT, serta menunjukkan baha risalah ini adalah rahmatan lil’alamin.
Sehingga mampu menghapus phobia pada syariat Islam dan penerapnya. karena syariat Islamlah yang akan memberikan kita rambu rambu aturan dalam menjalani kehidupan ini. Syariat islam pula yang akan menyelamatkan kita dari siksa api neraka sebagaimana yang Allah sampaikan dalam Al Quran surat Thaha ayat 123 – 124.
قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ
Dia (Allah) berfirman, “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.”
Islam adalah agama yang diridhoi Allah. Agama yang damai, agama yang sempurna, agama yang merupakan ajaran terakhir hingga akhir jaman, maka sudah seharusnya kita tidak boleh latah -ikut-ikutan-Islamophobia. Sebaliknya, kita harus menyadarkan masyarakat bahwa tidak satupun ajaran Islam akan mendatangkan mudhorot (kerusakan). Memahamkan Islam kaffah agar masyarakat sadar bagaimana gambaran kehidupan Islam yang sebenarnya. Merujuk pada Rasulullah SAW ketika menerapkan Islam kaffah di Madinah tidak satu pun kerusakan yang ditimbulkan.
Juga memahamkan bahwa Islam adalah sebuah ideologi yang terpancar darinya berbagai peraturan yang dapat di jadikan problem solving yakni untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Framing jahat terhadap ajaran Islam akan selalu dihembuskan oleh orang-orang yang benci dan khawatir akan kebangkitan Islam. Ingatlah firman Allah swt dalam QS. At-Taubah: 32, yang artinya:
“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Alah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang yang kafir tidak menyukai.”
Sungguh, yakinlah Islam itu agama yang haq. Islam itu tinggi. Ajaran Islam meliputi seluruh aspek kehidupan. Tak perlu takut untuk mempelajari dan menyerukan Islam. Sebab itu merupakan konsekuensi keimanan sebagai seorang muslim. Omong kosong jika mengaku beriman kepada Allah tapi masih meragukan firman-Nya. Makanya stop islamophobia saat ini juga. Wallahu a’lam bishowwab.
Discussion about this post