Museum Istano Basa Pagaruyung merupakan, bangunan yang memiliki tiga lantai. Dengan arsitektur bangunan yang diselimuti oleh ragam hias ukiran, serta memiliki ruangan yang mengandung makna serta falsafah bagi masyarakat Minangkabau pada masa dahulunya.
Lantai satu pada museum ini, terdapat ruangan yang digunakan sebagai tempat menerima tamu pada tempo dulu. Ruangan ini, dikenal dengan nama “Labuah Gajah”.
Labuah Gajah ini sendiri, merupakan ruangan yang terletak antara Bandua
Tapi dan Bandua Tangah pada Museum Istano Basa Pagaruyung.
Keberadaan ruangan Labuah Gajah pada Museum Istano Basa Pagaruyung, terpisah menjadi dua bagian. Yang pertama, terletak disebelah kanan dari pintu masuk Museum, itu dinamakan “Pangka“ dan sedangkan yang kedua, berada pada sebelah kiri dari pintu masuk, yang dinamakan “Ujuang“.
Kedua bagian pada ruangan ini, menentukan tempat dan status orang yang berada pada ruangan tersebut. Karena, Pangka adalah tempat yang di peruntukan, sebagai tempat buat tuan rumah.
Sedangkan ruangan Ujuang sendiri,
adalah tempat yang di peruntukan, untuk tamu yang datang pada tempo dulu. Ruangan Labuah Gajah pada masa dulunya, juga digunakan berbagai keperluan baik,
atau juga dinamakan dengan ruangan serba guna.
Dalam Pemerintahan Minangkabau pada masa dahulunya, Lareh Koto–Piliang tempat duduknya berada disebelah Pangka. Sedangkan Lareh Budi-Caniago, tempat duduknya berada
disebelah ujung.
Diantara kelarasan Koto-Piliang dan kelarasan Bodi-Caniago, Rajo Alam duduk diantara kedua kelarasan tersebut, dan tepat didepan kelompok Lareh Nan Panjang.
Maka, melalui posisi duduk pada Museum Istano Basa Pagaruyung dahulunya, dapat dilihat dengan jelas bahwa, Rajo Alamlah yang memimpin kerajaan.
Selain berada di tengah-tengah, Rajo Alam juga bertindak sebagai pemimpin kerajaan, berdasarkan demokrasi di Minangkabau pada tempo dulu.
Jadi kesimpulannya adalah, Labuah Gajah tersebut merupakan sebuah ruangan, yang terdapat pada ruangan lantai satu. Tepatnya berda diantara Bandua Tapi, dan Bandua Tangah pada Museum Istano Basa Pagaruyung. Yang difungsikan sebagai tempat untuk menerima tamu yang datang.
Sumber :
– Tokoh Budayawan Pagaruyung
(Basyir Dt.Bungsu)
-http://repo.iainbatusangkar.ac.id/
Discussion about this post