Padang — Teluk Kabung diselimuti abu oleh angkutan truk bermuatan galian C atau tanah timbun untuk pembangunan jalan tol Padang – Pekanbaru. Dari pertama tambang itu dibuka, sudah delapan bulan sebelum bulan ramadhan, hanya sekali jalan Padang – Painan itu baru disemprot air pemadam kebakaran. Itu pun karena sudah resah masyarakat setempat.
Apalagi di masa pandemi covid 19, dari informasi yang ditelusuri bersama tim tokoh pemuda, tokoh masyarakat, yokoh ninik manak dan tokoh masyarakat yang dikonfirmasi di Nagari Taluak Kabuang, ada dua tambang yang dijumpai.
1. Tambang PT. Putra Idola
2. Tambang Dt. Edi Sutan
Rata-rata masyarakat sangat tidak nyaman dengan kehadiran tambang tersebut. Ulah penambang yang tidak tau dengan masyarakat, penambang yang dapat untung masyarakat dapat penyakit dan ekonomi usaha kecil tutup sementara ulah abu yang terbang kian kemari.
Apalagi di masa hujan dan diterpa panas esok harinya, barangkali wajah yang begitu mulus bertukar dengan muka berabu. Apalagi kalau abu dihirup oleh anak anak, bisa mengakibatkan penyakit Paru Paru, ISPA dan penyakit penyakit lainnya.
Salah satu korban adalah Herman, salah seorang pedagang kecil berjualan kopi sakarek. Sekarang Herman terancam tidak bisa berjualan lagi, apalagi 2 tambang tersebut konon tidak punya tengki timbun, hanya mengandalkan BBM yang dicunar oleh mobil truck tengki tujuan Pesisir Selatan.
BBM itulah yang diandalkan oleh dua penambang timbunan tol Padang – Pekanbaru, terlalu banyak masalah yang dipendam masyarakat Nagari Teluk Kabung.
“Penambang basipakak, katanya aden urang siko sia nan kamanggaduah,” ungkapnya.
Lebih anehnya lagi, tambang Putra Idola terletak di perbatasan antara kota Padang dan Siguntur, sementara izin tambang berada di Pessel, tetapi tambang galian C dan cadas sudah berada di daerah Kota Padang. (Tim)
Discussion about this post