Bukittinggi — Saat pandemi Covid 19 mulai melanda tanah air,termasuk di kota Bukittinggi, banyak sekali informasi salah dan menyesatkan (hoax) yang diterima warga. Akibatnya banyak tindakan yang menyudutkan warga yang terkonfirmasi positif Covid 19, bahkan ada yang sempat diusir.
Seiring berjalannya waktu serta berita-berita tentang Covid 19 yang dipublikan media massa oleh wartawan daerah ini, imej negatif itu mulai berubah, walau masih ada yang masih skeptis, namun jumlahnya semakin kecil.
“Perubahan persepsi masyarakat terhadap Covid 19 dan mereka terkonfirmasi positif, dari sikap yang negatif menjadi proaktif, berkat peranan pers memberikan informasi secara benar dan faktual”,ujar Plt.Kepala Dinas Kesehatan, Erwin Umar dan Direktur RSUD Bukittinggi,dr.Vera Kumala Sari, ketika mengunjungi sekretariat PWI setempat kemaren.
Keduanya mengaku, ketika pandemi Covid 19 melanda Indonesia, sangat banyak berita hoax sehingga sempat membentuk persepsi negatif terhadap virus ini maupun warga lain terkonfirmasi positif.
Vera misalnya menyebutkan, masih ingat ketika salah seorang mahasiswa yang dinyatakan positif Covid 19, sampai diusir oleh warga sekitar tempat tinggalnya, karena demikian masifnya berita hoax.
Berkat peranan pers, yang intens memberitakan Covid 19 secara proporsional persepsi negatif warga Bukittinggi secara pelan mulai berubah, bahkan kini semakin banyak yang proaktif.
Warga terkonfirmasi positif Covid 19 dan menjalani isoloasi mandiri dulu ditakuti, kini bahkan beramai-ramai dibantu pemenuhan kebutuhannya sehari-hari. Bahkan semakin banyak pula yang menjadi relawan melalui Satgas Covid 19 di kelurahan masing-masing.
Berdasarkan fakta itu pulalah Erwin dan Vera juga berharap wartawan di Kota Bukittinggi akan terus meningkatkan peranannya untuk mendorong warga untuk mengikuti program yang kini gencar dilakukan berupa vaksinasi. (Pon)
Discussion about this post