Bukittinggi — Sebagai kota wisata, Bukittinggi sudah sangat layak memiliki sebuah gedung budaya, karena akan memberikan dampak positif terhadap kebudayaan dan kesenian serta kepariwisataan itu sendiri, termasuk masyarakat.
Selain memiliki sejumlah potensi penunjang pariwisata berupa alam dan udaranya yang sejuk, peranan kebudayaan juga tidak bisa dilepaskan dari implementasi salah satu icon Bukittinggi tersebut.
Meski ditangani oleh dua OPD berbeda, namun Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bukittinggi, Mulakhyar Dt. Sinaro yang ditemui di kantornya siang tadi mengibaratkan, antara kebudayaan dan kepariwisataan seperti dua kaki bagi manusia untuk dapat berjalan.
Karena itulah menurut Kabid Kebudayaan Disdikbud, kebudayaan terutama bersifat tradisi akan mampu memberikan dukungan daya tarik bagi pendatang pada suatu daerah.
“Apalagi bila pengunjung yang sudah berada di Bukittinggi khususnya, baik domestik atau manca negara, bila mengetahui ada kegiatan kesenian, selain menambah animonya untuk melihat, juga bisa memperpanjang masa kunjungannya,” ulas M.Dt.Sinaro.
Potensi kebudayaan dan kesenian ini memang telah diberdayakan oleh Dinas Pariwisata dan Olahraga (Disparpora), dengan menampilkan kesenian di objek wisata Panorama setiap Rabu dan Sabtu, serta di pelataran taman Jamgadang setiap malam Minggu.
Para seniman yang tampil di kedua objek wisata di atas, berasal dari pelajar dan siswa serta kelompok sanggar seni yang ada di Kota Bukittinggi..
Di luar itu, tambah Kabid Kebudayaan, juga diperlukan sarana pembinaan dan penyaluran bakat seni bagi siswa,generasi muda dan masyarakat di tempat yang representatif.
Sarana yang dibutuhkan adalah gedung Budaya sebagai buktinya pentingnya peranan kebudayaan termasuk seni di Kota Bukittinggi.
Dalam usulan yang diakui Kabid Kebudayaan Disdikbud sudah lama dilakukan tentang pemanfaatan atau pengalihfungsian bangunan Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) di jalan Teuku Umar menuju benteng de Cock.
Dengan struktur serta penataan bangunan yang sudah ada, diakui M.Dt.Sinaro, BKOW sangat cocok dijadikan sebagai Gedung Budaya Kota Bukittinggi.
Menurut Kabid Kebudayaan,di gedung sudah punya aula serta beberapa ruangan lainnya sangat mendukung difungsikan sebagai tempat pelatihan dan pembinaan berbagai jenis budaya dan kesenian, sekaligus dapat dijadikan sebagai perkantoran atau sekretariat.
“Beberapa ruangan ada di gedung BKOW itu nantinya sebagian bisa dijadikan sebagai sekretariat sanggar-sanggar seni atau sasaran silat,” tukuk Dt Sinaro.
Lebih dari itu, dengan adanya gedung Budaya, parapelaku seni budaya bisa ditampilkan untuk menjadikan bagian data tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Bukittinggi, baik siang maupun malam seperti yang pernah dilakukan di Medan nan balinduang yang sudah tidak ada lagi.
Luas areal pekarangan gedung BKOW yang cukup luas sangat mendukung untuk parkir kendaraan bagi pengunjung yang datang ke sana.Di beberapa bagian sudut halamannya pun bisa dijadikan sebagai tempat berjualan berbagai jenis handy craft misalnya.
“Sesuai dengan bagian visi dan misi pak Walikota, baik dalan kapasitas jabatan maupun pribadi sangat mendukung dijadikannya BKOW sebagai gedung Budaya Bukittinggi seperti yang pernah beberapa puluh tahun silam,” harap Drs.K. Mulakhyar Dt. Sinaro. (Pon)
Discussion about this post