PADANG PARIAMAN – Industri pengolahan sabut kelapa di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, saat ini mampu mengekspor 250 ton sabut kelapa per bulan ke sejumlah negara asia seperti China dan Taiwan.
“Sabut kelapa ini dijual dengan harga Rp. 2.350.000 per ton,” kata pengusaha pengolahan sabut kelapa, Buyung Pasni (54) di Sungai Limau, beberapa waktu lalu.
Dikatakan, untuk mencapai target produksi 250 ton itu, Buyung Pasni menjalin kerja sama dengan beberapa pengusaha pengolah serabut kelapa lainnya. Sabut kelapa yang dikirimkan masih bahan mentah kering yang sudah dipisah dengan serbuknya, dan penjualannya masih kepada pihak kedua, sedangkan pengirimannya masih melalui pelabuhan di Lampung dan Belawan SumateraUtara.
“Jika kami bisa mengekspor langsung dipastikan harganya jauh lebih tinggi, tapi sampai sekarang belum bisa menembusnya,” ujarnya.
Padang Pariaman masih menjadi daerah yang memproduksi kelapa terbesar di Sumatera Barat, sehingga potensi pengolahan sabutnya juga tinggi. Ia menyarankan pemilik kelapa agar sabutnya diolah ketimbang dibakar atau hanya ditumpuk di ladang, ini bisa menambah pemasukan tambahan bagi masyarakat.
Selain sabut kata Buyung Pasni, serbuk dari sabut kelapa itu juga bisa dijual ke salah satu perusahaan di Pekanbaru dengan harga Rp1.600 per kilogram. Ia berharap pemerintah setempat mau membantu pihaknya agar dapat mengirim langsung tanpa perantara seperti sekarang, karena selama ini sebagai pelaku industri tidak mengetahui sistem dan cara-cara mengekspornya.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perisdustrian Kabupaten Padang Pariaman, Hendra Aswara mengatakan pihaknya akan mencari pelaku industri pengolahan sabut kelapa untuk ditawarkan kepada investor.
“Investor telah kita tawarkan untuk berinvestasi di Padang Pariaman dan mereka meminta pelaku industri yang bisa menghasilkan serabut kelapa mencapai 250 ton per minggu,” ujar Hendra.
Agar bisa memenuhi target tersebut, Hendra menyarankan pelaku industri pengolahan sabut kelapa agar bekerja sama dengan industri pengolahan sabut kelapa lainnya, agar mampu menghasilkan sebanyak yang diminta investor.
Bupati Ali Mukhni mengatakan, ini sebuah langkah dan peluang bagi para pelaku usaha kecil di daerah ini. Apalagi Padang Pariaman merupakan daerah penghasil kelapa terbesar di Sumbar bahkan di Sumatera. Sekarang tinggal untuk memanfaatkan peluang ini.
“Karena ini peluang bisnis baru yang cukup menjanjikan, untuk kedepannya Pemkab Padang Pariaman akan berusaha mencarikan jalan tebaik untuk kelangsungan usaha ini,” ungkap bupati mendukung usaha sabut kelapa ini.
Agar usaha ini lebih bernilai ekonomis lagi, bupati mengajak para pelaku usanya agar dapat lebih inovatif lagi dalam memanfaarkan limbah kelapa ini, karena harganya cukup tinggi dan diminati oleh Negara lain, ajak Bupati Ali Mukhni. (Khai/ar)
Discussion about this post