Limapuluh Kota — Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengajak seluruh masyarakat untuk senantiasa mengobarkan dan mengimplementasikan sikap rela berkorban demi bangsa serta tetap tumbuh bersama untuk berjuang pantang menyerah menuju Indonesia maju.
Di sisi lain, dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang menimbulkan krisis multi dimensi selain diperlukan ketabahan dan kesabaran mutlak juga perlu daya juang yang membutuhkan kerja keras bersama sehingga mampu melewati situasi sulit ini, agar mampu menjadi bangsa pemenang dalam mengatasi paparan Covid-19, dengan indikator teratasinya virus dan pemulihan ekonomi masyarakat, hendaknya ada inovasi dan karya nyata serta ketangguhan sebagai sebuah bangsa demi mewujudkan cita-cita luhur pendiri bangsa dengan semangat bela negara.
Demikian pokok-pokok pikiran dari Amanat Presiden Republik Indonesia yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Mayjen TNI Dadang Hendra Yudha pada puncak upacara Peringatan Hari Bela Negara (HBN) ke-73 tingkat Provinsi Sumatera Barat pada Minggu (19/12/2021) di Auditorium Kompleks Monumen Nasional PDRI, Koto Tinggi, Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota. Dalam rangkaian kegiatan itu juga dibacakan “Ikrar Bela Negara” oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi diikuti seluruh peserta upacara.
Tampak hadir dalam kesempatan tersebut, Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo, Bupati Pasaman Benny Utama, Bupati Dharmasraya Sutan Riska, Walikota Payakumbuh Reza Falepi, unsur-unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se Sumatera Barat, Dan Lanal Teluk Bayur, Dan Lanud Sutan Syahrir, Kapolda Jambi diwakili Direktur Binmas Kombes Pol. Habib Prawira, Keluarga Besar Legiun Veteran Republik Indonesia, Organisasi kemasyarakatan seperti PPM, FKPPI dan Forum Bela Negara, Tokoh masyarakat Kecamatan Gunuang Omeh serta utusan pemuda, mahasiswa dan siswa.
Pada peringatan yang dibayang-bayangi cuaca mendung tersebut, masyarakat seputar Nagari Koto Tinggi berbondong-bondong turut menyemarakkan kegiatan peringatan HBN-ke 73 Tahun 2021.
Di bagian lain amanatnya, Presiden menyatakan bela negara adalah tekad, sikap, perilaku serta tindakan warga negara baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mengutip amanat Presiden, Dirjen Poktan mengatakan,”Nilai-nilai dasar bela negara tersebut adalah cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara serta kemampuan awal Bela Negara.” Kesemua hal tersebut, seharusnya dikembangkan dalam setiap kesempatan.
Selanjutnya, Presiden RI menghimbau seluruh rakyat Indonesia sebagai bagian dari komponen bangsa untuk bersama-sama menjaga kedaulatan NKRI dengan semangat Bela Negara, Kobaran semangat ini tentu berasal dari seluruh komponen bangsa mulai dari prajurit TNI, Polisi , Pegawai, Petani, Pedagang kecil, Nelayan, Ulama, Santri, Mahasiswa, Pekerja, Buruh dan Elemen rakyat lainnya.
Negara Indonesia dibentuk oleh komponen bangsa yang berawal dari pengorbanan yang dilakukan perpuluh-puluh tahun lalu dengan semangat bela negara. Membela negara tidak hanya dilakukan dengan kekuatan senjata dan berperang, tetapi juga dilakukan dengan upaya-upaya politik maupun diplomasi. ”Untuk itu, saya mengajak kita semua untuk bersama-sama berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara sesuai dengan peran dan profesi kita masing-masing,”tuturnya.
Selain itu, Presiden RI juga mengingatkan bahwa Bangsa Indonesia akan kuat dan besar apabila seluruh masyarakat mampu mengambil peran untuk menjadikan lebih maju. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkokoh semangat Bela Negara dan bahu membahu, saling bergandeng tangan dalam menghadapi pandemi Covid-19 agar menjadi bangsa yang tangguh melalui berbagai ujian, dan terus tumbuh dalam menggapai cita-cita.
Saat mengutip kembali amanat Presiden RI, Dirjen Pothan mengatakan, “Mari kita tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang kuat, bukan hanya mampu menghadapi perang terhadap Covid-19 serta tantangan bangsa lainnya, tetapi bangsa yang mampu memanfaatkan kesulitan menjadi sebuah lompatan kemajuan.” (AEP/KOMINFO)
Merajut Asa di Monumen Nasional PDRI
Limapuluh Kota, Kominfo—Asa terus dirajut semenjak peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan Monumen Nasional PDRI oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim pada tanggal 19 Desember 2012 lalu. Monumen yang juga acap disebut Monumen Bela Negara adalah monumen yang didirikan sebagai pengingat sejarah perjuangan Pemerintahan Darurat republik Indonesia (PDRI).
Penyelenggara pemerintahan Republik Indonesia ketika Yogyakarta sebagai ibukota Indonesia jatuh ke tangan Belanda pada Agresi Militer ke II Belanda pada tanggal 19 Desember 1948. Lokasi berdirinya Monumen PDRI berada di Jorong Sungai Siriah, Koto Tinggi, Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota. Sama seperti di masa perjuangan dulu.
Pemuka-pemuka adat di Nagari Koto Tinggi, tanpa pamrih mendukung penuh perjuangan tokoh-tokoh PDRI dalam mempertahankan NKRI, Kembali semangat itu ditunjukkan demi berdirinya monumen PDRI, seluas 40 hektar diserahkan untuk pembangunan Monumen PDRI.
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, keberadaan Monumen Bela Negara atau Monumen PDRI merupakan representasi dari peristiwa bersejarah PDRI yang merupakan penyelamat Republik Indonesia di mata dunia.
Peristiwa ini adalah salah satu babak penting sejarah mempertahankan kemerdekaan Indonesia, sehingga pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 28 Tahun 2006 tentang Penetapan Hari Bela Negara pada tanggal 19 Desember.
Bagaimana kondisi pembangunan Monumen PDRI saat ini? Sebagaimana terlihat pada puncak Peringatan Hari Bela Negara (HBN) ke-73 tingkat Provinsi Sumatera Barat, Minggu, 19 Desember 2021, masih banyak ‘PR’ yang mesti disiapkan secara fisik bangunan, monumen ini sudah terlihat megah, berdiri menjulang di kehijauan Bukit Barisan, menyiratkan monumen ini kelak akan menjadi ikon nasional yang terletak di Kabupaten Limapuluh Kota. “Sebagai tonggak berdirinya NKRI, perjuangan tokoh-tokoh PDRI ini perlu kita ingat, salah satu dengan penyelesaian pembangunan Monumen PDRI ini,” ujar Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, sesusai peringatan HBN ke 73 kepada awak media.
Mendukung apa yang diucapkan Gubernur, Safaruddin Dt Bandaro Rajo mengatakan, “Harapan kita Monumen PDRI ini menjadi pusat pertumbuhan wilayah di kawasan Gunuang Omeh, Suliki dan Bukik Barisan, daerah yang kaya dengan potensi pariwisata alam dan sejarah, pertanian dan sumber daya alam lain yang belum termanfaatkan jauh sebelumnya.
Gubenur Sumbar Mahyeldi dan Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo di awal masa jabatan selaku kepala daerah langsung tancap gas untuk mengakselerasi penyelesaian pembangunan Monumen PDRI. Kedua kepala daerah ini gigih untuk mewujudkan tegaknya Monumen PDRI secara utuh. Terakhir, Gubernur Sumbar bersama Bupati Limapuluh Kota melakukan audiensi dengan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Mayjen TNI Dadang Hendra Yudha di Kemenhan RI di Jakarta, Kembali percepatan penyelesaian Monumen PDRI di dengungkan..”Dirjen sangat mendukung percepatan pembangunan Monumen PDRI,” kata Safaruddin kepada Tim Kominfo.
Sesungguhnya kobaran semangat apa yang melandasi, orang nomor satu di Sumatera Barat dan Limapuluh Kota, agar pembangunan Monumen PDRI segera kelar. Semenjak tahun 2013, sesuai dengan dinamika perencanaan pembangunan daerah, kedua pemerintah daerah menyepakati kawasan Gunuang Omeh menjadi pusat petumbuhan baru di Timur Sumatera Barat. Untuk itu, Monumen Nasional Bela Negara tampil sebagai trigger¬-nya sebagai pemicu, bahkan secara populer kawasan ini bakal menjadi kawasan segitiga emas antara Kabupaten Agam, Limapuluh Kota dan Payakumbuh.
Tak mau berpangku tangan, Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo dan Bupati Pasaman Benny Utama Juli 2021 meneken MoU untuk membuka akses jalan antara Bonjol-Pua Data, Gunuang Omeh.
“MoU ini kita tujukan untuk tumbuhnya kawasan baru ekonomi sekaligus mendukung fungsi Monumen PDRI,” ujar Safaruddin.
Jika ruas jalan ini diwujudkan maka jarak tempuh Pasaman ke Limapuluh Kota bisa dipersingkat dengan melewati Gunuang Omeh serta terus ke Provinsi Riau.
Di segi lain, pihak pemerintah Provinsi Sumatera Barat pun mendukung upaya ini, bahkan tak hanya membenahi infrastruktur jalan, Gunuang Omeh pun bakal dibuka sebagai pusat pendidikan. “Universitas Bela Negara bakal didirikan di sana,” ujar Mahyeldi.
Bahkan jelas Mahyeldi, momentum peringatan HBN ke 73, dengan berbagai iven sudah menjadi potensi pengembangan wisata. Tak hanya di Limapuluh Kota, wilayah-wilayah yang menjadi basis PDRI di berbagai kabupaten/kota menyambut hangat rombongan iven Tour d PDRI pada HBN ke 73 PDRI.
“Kita sudah bicarakan dengan Bupati Limapuluh Kota Tahun 2022, Nanti dalam menyemarakkan HBN di Sumatera Barat, termasuk Limapuluh Kota akan semarakkan dengan berbagai iven berlangsung mulai 19 Desember sampai tanggal 15 Januari yang terhubung dengan Peristiwa Situjuh,
”Ungkap Mahyeldi di Koto Tinggi. “Ya, berbagai asa terus dirajut dari Monumen PDRI, tak lagi sekedar pengingat sejarah tetapi sebagai peluang peningkat kesejahteraan untuk warga sekitar. Warga yang leluhurnya orang berani yang tanpa pamrih pendukung tegaknya NKRI. (EHP/ Kominfo)
Discussion about this post