Oleh : Ayu Naila Adibah (Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara FIS UNY)
Di era ini, semua masyarakat di berbagai belahan dunia menghadapi aliran komunikasi yang sangat terbuka. Globalisasi memberikan nafas baru bagi semua orang untuk mengakses informasi tentang apa pun secara cepat dan akurat dari seluruh dunia, seolah-olah tidak ada penghalang yang menghentikan arus informasi. Dunia tidak lagi memiliki penghalang antar negara. Masyarakat dapat mengakses informasi dan mengetahui keadaan negara tertentu tanpa harus mengunjungi negara tersebut secara langsung.
Globalisasi biasanya mengacu pada proses di mana ekonomi dan masyarakat yang berbeda menjadi lebih terintegrasi secara erat, dan bersamaan dengan meningkatnya globalisasi di seluruh dunia, ada banyak penelitian tentang konsekuensinya (Nilson, 2010, p.1191).
Dunia telah menjadi satu, batas-batas antar negara telah dikaburkan sedemikian rupa sehingga keragaman budaya, bahasa, pola sosial, pengetahuan, dan bahkan kuliner antar negara dapat diketahui hanya dengan menggerakkan jari-jari kita pada keyboard laptop atau gadget. Keadaan arus informasi yang sangat terbuka ini tidak dapat dipisahkan dari peran teknologi yang terus berkembang.
Bahkan, seolah-olah gadget telah menjadi bagian dari kebutuhan primer bagi banyak orang di seluruh dunia. Semua orang, dari balita hingga orang dewasa, menggunakan gadget dalam kehidupan mereka. Negara Indonesia bukan pengecualian untuk fenomena ini.
Laporan dari www.kominfo.go.id menyatakan bahwa penduduk Indonesia telah mencapai 250 juta jiwa. Pengguna smartphone di Indonesia berkembang pesat. Lembaga riset pemasaran digital, Emarketer, memperkirakan bahwa pada tahun 2018 jumlah pengguna ponsel cerdas aktif di Indonesia akan mencapai lebih dari 100 juta orang.
Dengan jumlah itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna smartphone aktif terbesar keempat di dunia langsung setelah China, India, dan Amerika. Aliran informasi global juga didukung oleh kehadiran berbagai media sosial, seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, dan Instagram. Indonesia memiliki 45 juta pengguna aktif instagram setiap bulan pada kuartal pertama.
Keadaan arus informasi yang sangat terbuka ini sebagai bagian dari globalisasi memiliki aspek positif dan negatif. Ada banyak efek positif yang dapat diambil dari arus informasi terbuka yang dapat diakses secara bebas melalui media sosial, baik dalam bentuk gambar, narasi, atau video. Masyarakat modern hidup di tengah-tengah pengaruh dari arus informasi ini. Siapa pun yang mampu dan mau menerima kemajuan dunia ini hidup dengan rasa kompetitif, media sosial kemudian bertindak sebagai wadah pengetahuan untuk individu tersebut, tempat untuk ekspresi diri, dan pasar yang memberikan peluang besar untuk menjalankan bisnis.
Pada tahun 2017 sudah ada sekitar 8 juta akun Instagram yang merupakan akun bisnis yang dirancang untuk menghasilkan uang. Ini juga dapat dianggap sebagai variasi dari toko online. Tak bisa dipungkiri bahwa ada banyak orang modern yang lebih memilih berbelanja online, ini membuat toko online tumbuh seperti jamur; cepat dan luas.
Selain akun Instagram, perdagangan online melalui situs web seringkali dirancang untuk digunakan sebagai pasar online. Secara tidak langsung, media sosial juga telah membantu perekonomian negara. Fungsi media sosial sebagai wadah aliran informasi bekerja sangat efektif karena banyaknya jumlah pengguna media sosial. Sesuatu bisa menjadi viral hanya dalam hitungan menit.
Pengaruh media sosial tidak dapat diremehkan, karena hampir semua aspek kehidupan dipengaruhi oleh media sosial. Di bidang politik, media sosial dapat digunakan sebagai referensi untuk menarik aspirasi rakyat. Contohnya adalah kasus Ratna Sarumpaet yang telah menarik banyak kritik publik.
Media sosial telah menjadi “senjata” bagi orang untuk melakukan kontrol atas pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah salah satu pengguna sosial paling aktif untuk membuat vlog (video-log), ia bahkan membuat serangkaian vlog untuk menjawab pertanyaan orang-orang yang diajukan kepadanya. Ini adalah dampak positif dari adanya media sosial.
Di sisi lain, media sosial juga membawa dampak buruk bagi penggunanya. Perlahan-lahan, media sosial telah mengubah pola interaksi masyarakat, dari masyarakat gotong royoong menjadi masyarakat individual. Ada banyak fenomena umum yang memengaruhi pemuda di mana mereka berkumpul bersama, tetapi tidak satu pun dari mereka berkomunikasi satu sama lain, mereka sibuk dengan gadget mereka sendiri. Banyak pengguna media sosial merasa “hidup” di dunia maya tetapi tidak di dunia nyata.
Mereka merasa bahwa apa yang mereka lihat dan baca di media sosial adalah hal yang nyata. Selebritas internet yang sangat populer dapat menyebarkan kecemburuan dan, pada gilirannya, depresi bagi banyak orang yang ingin menjadi populer, bahkan jika selebriti mengatakan tidak berniat untuk menyebabkan efek seperti itu. Masyarakat telah lupa (atau dalam beberapa kasus, benar-benar mengabaikan) bahwa apa yang ditampilkan oleh influencer ini di media sosial tidak selalu sama dengan apa yang mereka hadapi di dunia nyata.
Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu perkembangan psikis seseorang. Seseorang menjadi terbiasa berkomunikasi tanpa ekspresi melalui media sosial dan kehilangan kemampuan untuk berinteraksi di dunia nyata.
Lebih buruk lagi, media sosial dapat digunakan sebagai tempat untuk “panjat sosial” serta bullying. Banyak orang menjadi berani dengan anonimitas yang diberikan media sosial, dan mulai melakukan bullying di balik lapisan keamanan internet tersebut.Cyberspace yang berada di bawah naungan media sosial juga dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih jahat, yaitu prostitusi dan perdagangan manusia.
Sebagai pengguna media sosial, kita harus pintar menggunakan media sosial. Oleh karena itu, penulis akan memberikan beberapa tips untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Pertama, batasi penggunaan media sosial Anda. Cobalah untuk tidak menggunakan gadget lebih dari 12 jam sehari. Cobalah untuk memperhatikan dunia nyata Anda, dan langsung berkomunikasi dengan teman-teman Anda.
Kedua, jangan langsung percaya apa yang Anda lihat atau baca di media sosial; coba temukan kebenaran masalah ini dulu. Ketiga, cobalah untuk tidak cepat jatuh ke dalam iri setelah melihat kehidupan yang orang lain tunjukkan di media sosial. Bersyukur atas hidup Anda dan terus berpikir positif. Mari menjadi bagian dari globalisasi sebagai pengguna media sosial yang cerdas.
Discussion about this post