Padang — Sejumlah capaian positif diraih Pemerintah Provinsi Sumatera Barat selama dua tahun kepemimpinan Gubernur Mahyeldi dan Wakil Gubernur Audy Joinaldy setelah dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara 25 Februari 2021 silam.
Gubernur Sumbar Mahyeldi di Padang, Jumat (3/3/2023) mengatakan sepanjang 2022 Pemprov Sumbar mendapatkan beberapa pencapaian positif yang berkorelasi langsung dengan program unggulan dalam RPJMD 2021-2026.
Capaian itu diantaranya realisasi anggaran menduduki peringkat empat tertinggi nasional, dengan sisa lebih penggunaa anggaran (Silpa) jauh di bawah kondisi tahun 2021, yakni hanya sebesar Rp281,18 miliar.
Di sektor pertanian menunjukan dampak yang sangat baik dengan indikator meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 107,26 persen pada 2021 meningkat menjadi 110,41 persen pada 2022 dan jauh melebihi target yang dicantumkan dalam RPJMD yaitu100,99 persen.
Kondisi kesejahteraan masyarakat juga semakin baik yang ditandai dengan indikator angka kemiskinan sebesar 6,04 persen. Kondisi ini lebih baik dari target pada RPJMD sebesar 6,28 persen. Capaian angka kemiskinan 2022 merupakan angka kemiskinan nomor 6 terendah dari semua provinsi secara nasional.
Dalam hal kemiskinan ekstrem juga terjadi penurunan, pada tahun 2021 mencapai 50.842 jiwa, pada tahun 2022 menjadi 43.671 jiwa atau menurun 14,10 persen.
Indikator pelayanan publik yang dinilai oleh Ombudsman, juga mengalami peningkatan signifikan, dimana pada tahun 2021 berada pada zona kuning dengan nilai 68,52 kualitas sedang peringkat 25 dari 34 provinsi, dan pada tahun 2022 ini berada pada zona hijau dengan nilai 82,60 kualitas tinggi dan berada pada peringkat 11 dari 34 provinsi.
“Namun dari semua pencapaian diatas, masih banyak target yang harus kita tuntaskan. Kebersamaan dan dukungan setiap komponen pemerintahan dan masyarakat sangat kami butuhkan. Mudah-mudahan dalam waktu tersisa kita bisa mewujudkan Sumatera Barat Madani yang Unggul dan Berkelanjutan,” kata gubernur.
Gubernur menambahkan, khusus untuk program Sumbar Cerdas, Pemprov Sumbar menunjukan kinerja yang menggembirakan, terutama dari Indek Pembangunan Manusia (IPM) Sumbar menempati posisi 9 terbaik. Sesuai data BPS dengan target 72,74 tercapai 73.26. Artinya kualitas hidup manusia di Sumbar mencapai 73,26 persen.
Begitu juga dengan rata-rata lama sekolah di Sumbar juga berada pada angka 9,8 pada 2022. Artinya lama anak-anak merasakan sekolah di Sumbar cukup tinggi. Angka itu diatas angka nasional yang hanya pada angka 8,69 pada 2022.
Kemudian harapan lama sekolah mencapai 14,10 persen pada 2022 naik 00,05 persen dari 2021. Sedangkan persentase angkatan kerja berpendidikan menengah atas mencapai 50,23 persen naik dari 2021 dengan angka 49,70 persen.
Untuk mencapai ini, ada delapan fokus Pemprov Sumbar untuk dikerjakan diantaranya, fokus tunjangan khusus sebesar Rp2,5 juta untuk guru dan tenaga kependidikan SMA/SMK/SLB di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).
Dalam hal ini Pemprov Sumbar sudah memberikan tambahan tunjangan sebanyak 175 orang guru SMA/SMKA/SLB di Mentawai Rp500 ribu/bulan/orang. Pada 2023 dianggarkan sebanyak Rp12 miliar untuk tambahan tunjangan guru di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Untuk fokus menjamin siswa tidak mampu diterima di SMA/SMK Negeri minimal 20 Persen dan program seribu beasiswa kuliah di perguruan tinggi terbaik di dalam dan luar negeri. Hingga 2022, Pemprov Sumbar realisasikan 36,76 persen melalui Program Indonesia Pintar.
Sebanyak 4.144 siswa/mahasiswa tidak mampu menerima Program Beasiswa Rajawali (APBD). Dengan rincian pada 2021 sebanyak 2.072 dan 2022 sebanyak 2.072 orang. Dari Program Baznas dibantu siswa tidak mampu sebanyak 23.079 orang dengan rincian pada 2021 sebanyak 10.472 orang dan pada 2022 sebanyak 12.652 orang.
Selanjutnya, fokus membangun SMA/SMK baru berdasarkan potensi daerah dan Penambahan Ruang Kelas Baru (RKB) untuk pemerataan akses Pendidikan. Pada 2022 Pemprov Sumbar berhasil merealisasikan pembangunan 68 unit ruang kelas baru (RKB), terdiri 45 unit SMA, 18 unit SMK dan SLB sebanyak 5 unit.
Pada 2023 akan dibangun sebanyak lima unit sekolah baru. Yakni, pembangunan SMAN 17 Padang, SMAN 2 Lembang Melintang Pasbar, SMKN 11 Padang, SMKN 1 Air Bangis dan SLBN 50 Kota.
Kemudian fokus memberikan dukungan bantuan hibah penelitian untuk mahasiswa dan dosen perguruan tinggi negeri dan swasta untuk hilirisasi hasil-hasil penelitian sesuai dengan prioritas pembangunan.
Disisi lain guna memantapkan karakter generasi muda, Pemprov Sumbar juga meluncurkan Wirid Remaja Kolaborasi. Kegiatan tersebut guna melahirkan generasi muda yang maju dan bermartabat.
Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Barlius mengatakan wirid remaja bertujuan menjadikan generasi Sumbar yang maju dan bermartabat. Pentingnya sebuah gerakan bersama untuk memperbaiki akhlak dan generasi muda saat ini dalam menghadapi tantangan perubahan zaman.
“Kita berharap adanya perubahan ke arah yang lebih baik dalam kehidupan bermasyarakat. Khususnya oleh siswa siswi remaja generasi muda. Generasi muda harus mampu menjadi generasi yang berakhlak, taat ibadah, mandiri, kreatif dan inovatif,” sebutnya.
Program tersebut juga sesuai dengan Program Unggulan Pemprov Sumbar dalam menciptakan Sumbar cerdas. Diberi nama Wirid Kolaborasi karena melibatkan Pemprov Sumbar, Kementrian Agama dan Kabupaten/kota.
Tujuan dari program ini dibuat adalah untuk meningkatkan ketaqwaan dan keimanan para remaja oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan sebuah Gerakan perubahan yang massif dan terstruktur.
Saat peluncuran pada 22 Oktober 2022 di Masjid Raya Sumbar diikuti oleh sebanyak 2.478 masjid dan mushalla. Dari jumlah itu dihadiri sebanyak 128.241 siswa dan 14.418 orang guru secara daring via Chanel Youtube dari seluruh kabupaten/ kota di Sumbar. Peluncuran dilakukan oleh Gubernur Sumatera Barat, Buya Mahyeldi, di Masjid Raya Sumbar.
Wirid Remaja Kolaborasi adalah digelar dua kali sebulan setiap Sabtu malam pada minggu kedua dan keempat. Menggunakan waktu dari Maghrib hingga selesai Isya dengan konsep mengadopsi Pesantren Ramadhan yang selama ini telah dilaksanakan di berbagai daerah di Sumbar.
Wirid tersebut juga akan dinilai nantinya dalam raport siswa. Nilai diberikan dalam bentuk ekstra kurikuler. Pelaksanaannya di msajid dan mushalla terdekat dengan rumah siswa.
Begitu juga dengan guru pendamping. Guru juga tidak harus membimbing pada daerah dia mengajar, tapi cukup pada masjid dan mushalla terdekat saja. (Adpsb)
Discussion about this post