Bukittinggi — Kondisi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jamgadang Bukittinggi, sejak beberapa tahun terakhir mengalami kendala untuk memberikan pelayanan kepada konsumennya secara optimal, karena keterbatasan sumber air bersih serta sarana dan prasarana terutama pipa distribusi.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Jamgadang, Budi Suhendra, ST mengakui, dua faktor, yaitu sumber air bersih dan kondisi jaringan pipa distribusi menyebabkan pelayanan tidak dapat dilakukan secara optimal.
Ketika ditemui reportaseinvestigasi.com, di ruang kerjanya Kamis (7/7), Budi menjelaskan, terjadinya penurunan debit permukaan air Sungaitanang, Banuhampu, Agam yang menjadi sumber utama air bersih, menyebabkan pasokan air kepada konsumen tentu saja juga ikut berkurang.
Menurut Dirut PDAM Tirta Jamgadang ini, dalan keadaan normal, debit permukaan air di Sungaitanang, berada pada level 60 sampai 90 meter, sehingga mampu mengalirkan air sampai 160 liter/detik.
“Namun karena kondisi dan fenomena alam maupun lingkungan, keadaan terakhir di lapangan, menunjukan permukaan air di Sungaitanang hanya berkisar antara 39 sampai 45 cm saja,” ulas Budi.
Terjadinya penurunan debit air Sungaitanang tersebut, tambah Budi,tentu saja juga akan menurunkan kemampuan pendistribusian air yang bisa sampai kepada konsumen.
Selain sumber air bersih dari Sungaitanang, PDAM Tirta Jamgadang Bukittinggi, memang memiliki sumber lain di Cingkariang, Banuhampu sebesar 8 liter/detik serta dari Tabekgadang, Auakuniang sebanyak 40 liter/detik.
Kendati sudah ada penambahan sumber air tersebut, diakui Budi masih jauh dari pemenuhan kebutuhan air bagi 10.500 pelanggan PDAM Tirta Jamgadang.
Selain sumber air, menurut Budi, kondisi jaringan pipa distribusi kepada konsumen yang di dalam kota Bukittinggi juga sudah banyak dalam keadaan yang tidak layak lagi.
“Akibat kondisi tersebut menyebabkan terjadi kebocoran (losses-red) air bersih sampai 40 persen dari jumlah air yang mengalir dari sumbernya,” sebut Budi lagi.
Dengan dua penyebab tersebut, tentu saja PDAM Tirta Jamgadang masih belum mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada para pelanggannya.
Karena untuk penggantian pipa distribusi yang cukup besar, untuk langkah antisipasi kekurangan sumber air, Budi menyebutkan, PDAM dan Pemerintah Kota Bukittinggi, memilih langkah dengan melakukan pencarian serta pembuatan sumur bor di beberapa lokasi yang potensial. (Pon)
Discussion about this post