Padang — Semakin mendekati masa-masa akhir kampanye Pilkada Sumbar, tensi konstelasi politik kian meningkat.
Hal tersebut terlihat semakin banyaknya laporan yang diterima oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumatera Barat.
Terakhir, Tim Mahyeldi-Audy melaporkan paslon Mulyadi ke Bawaslu Sumbar terkait wawancara dalam acara Coffe Break di TvOne, pada Kamis (12/11).
Dalam laporannya, Tim Mahyeldi melaporkan ketidakadilan TvOne terhadap semua pasangan calon. Dan terhadap Mulyadi dilaporkan juga karna sebuah perbuatan pasti antara dua pihak.
Menanggapi laporan Tim Mahyeldi tersebut, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pemenangan Pilkada Partai Demokrat untuk Kota Padang, Endi Ruspital tak ambil pusing. Dia berujar, laporan tersebut terjadi akibat kecenderungan tim rival yang panik.
“Itu karna kepanikan saja dari Tim Mahyeldi. Dimana elektabilitas paslon yang diusung oleh PKS dan PPP ini tidak naik-naik, meski hari pencoblosan makin dekat,” katanya ketika ditemui di Posko Mualim di Ulak Karang, Kota Padang Jumat (13/11).
Lebih lanjut Sekretaris Partai Demokrat Kota Padang ini menambahkan, ketokohan Mulyadi sebagai news maker-lah yang membuat TvOne menampilkan Mulyadi sebagai narasumber merupakan kewajaran.
“Pak Mulyadi adalah tokoh nasional dan jadi figur news maker. Artinya beliau adalah tokoh yang kompeten dimintai tanggapan dan komentarnya terhadap persoalan-persoalan yang mungkin menjadi isu nasional maupun daerah,” tandasnya lagi.
“Dan terkait dengan pencalonan pak Mulyadi sebagai calon gubernur, pasti ada pihak-pihak yang berupaya mencari celah dan kesalahan-kesalahan untuk menjatuhkan elektabilitas paslon yang kami dukung ini,” pungkasnya. (hen)
Discussion about this post