Ada 7 tradisi yang selalu dilakukan masyarakat Solok sebagai ritual yang telah mendarah daging. Jika kamu ingin berkunjung ke Solok, sebaiknya kamu mencari momen yang tepat agar bisa menyaksikan tradisi tersebut secara langsung.
Berikut 7 tradisi unik yang tidak boleh kamu lewatkan jika berkunjung ke Solok:
1.Tulak bala
Tradisi tulak bala adalah sebuah ritual untuk meminta panen padi yang melimpah dan dijauhkan dari serangan hama.
Untuk mengatasi terjadinya gagal panen akibat hama tanaman padi seperti tikus dan lainnya di hamparan sawah Solok. Doa ritual tolak bala dilakukan dengan cara mengumandangkan tahlil dan shalawat buat junjungan Nabi Muhammad SAW.
Prosesi ritual ini ialah melakukan perjalanan dengan berjalan kaki menelusuri pematang sawah sambil berdoa, bertujuan agar tanaman padi terhindar dari serangan hama dan penyakit sehingga hasil panen berlimpah.
Kegiatan tolak bala di hamparan sawah merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahunnya, kegiatan ritual tolak bala diharapkan menjadi agenda tahunan dan sudah menjadi tradisi setiap dimulainya musim tanam.
Doa ritual tolak bala biasanya mengambil tema “adaik lamo pusako usang”, artinya: kita selaku masyarakat Solok harus melestarikan tradisi doa tolak bala yang hampir hilang ditelan zamman. Untuk menyemarakkan, malam hari sebelum doa ritual tolak bala dilakukan masyarakat mengadakan kesenian daerah yaitu berdendang semalam suntuk.
2.Makan bajamba
Makan bajamba merupakan tradisi makan dengan cara duduk basamo di dalam suatu ruangan yang dilakukan oleh masyarakat di daerah Solok.
Tradisi ini dilangsungkan pada hari-hari besar agama Islam dan berbagai upacara adat, atau pertemuan penting lainnya. Sebelum melakukan makan bajamba, dilakukan pawai atau arak-arakan para Bundo Kandung dengan pakaian adat dan berpakaian muslim, sambil membawa makanan bajamba di atas kepalanya.
3.Turun mandi
Turun mandi merupakan tradisi yang ada di daerah Minangkabau, yang sampai saat ini masih ada dan dipertahankan di beberapa daerah di Sumatera Barat, salah satunya yang ada di daerah Solok.
Upacara turun mandi merupakan upacara yang dilaksanakan untuk mensyukuri nikmat atas bayi yang baru lahir. Sementara itu tujuan dari turun mandi adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa telah lahir keturunan baru dari sebuah suku atau keluarga tertentu.
4.Arak bako
Tradisi arak bako. Tradisi arak bako ini biasanya dilakukan dalam adat perkawinan.Tradisi arak bako adalah salah satu rangkaian acara penting dalam prosesi perkawinan adat Solok.
Orang-orang yang terlibat dalam tradisi arak bako adalah pihak bako dari si anak daro. Pihak bako ini meliputi induak bako paling dekat, hingga yang agak jauh, bahkan bisa juga hanya sebatas hubungan tetangga terdekat dari rumah si induak bako.
Induak bako terdekat maksudnya, kakak atau adik kandung yang perempuan dari bapak/ayah si anak daro, sedangkan yang agak jauh bisa berasal dari isteri para kakak atau adik kandung dari ayah si anak daro.
Para perempuan tersebut diundang dan didaulat sebagai anggota rombongan yang menyertai pihak bako si anak daro melakukan tradisi arak bako.
Rombongan arak bako ini berjalan kaki dengan membentuk barisan satu banjar ke belakang. Semakin banyak jumlah anggota rombongan tradisi arak bako maka akan terlihat semakin panjang barisan arak bako ini.
5. Batagak kudo-kudo
Tradisi batagak kudo-kudo merupakan kebiasaan atau bentuk perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama, yang telah dilakukan secara turun temurun.
Di Kota Solok, ada sebuah tradisi berdoa bersama saat menaikkan kudo-kudo saat membangun rumah. Dalam pembangunan rumah, saat rumah setengah jadi, maka tuan rumah biasanya akan menaikkan kudo kudo, maka akan diundang warga sekitar untuk berdoa dan makan bersama berharap kelancaran sampai rumah selesai dibangun.
Sebelum berdoa bersama warga dan tukang yang membangun rumah pada siang hari, sebelumnya tukang akan melumuri tiang rumah dengan darah ayam kampung.
Sebelum berdoa bersama, seekor ayam kampung akan disembelih dan darahnya dilumuri pada tiang rumah yang dilakukan oleh tukang.
Hal ini masih dipercaya masyarakat agar hingga pembangunan rumah selesai tukang yang bekerja dapat selamat dan tidak terjatuh.
Sedangkan untuk ayam yang telah dipotong, akan dimasak dan dibuat menjagi gulai ayam dan akan dihidangkan bersama lauk lain saat makan bersama.
6. Tunduak
Tradisi (tunduak) menjadi ciri khas adat dan budaya orang Solok. Tradisi ini tampak sebagai sebuah parade budaya jika kebetulan kita melewati rombongan yang sedang melaksanakan tradisi tunduak di pinggir jalan Kota Solok.
Tradisi ini dilaksanakan oleh mempelai perempuan dan kerabatnya ke rumah mertuanya, dengan cara berjalan kaki menyusuri tepi jalan menuju rumah mertua.
Keunikan pelaksanaan tradisi ini tampak pada konfigurasi barisan kerabat karib yang terlibat dalam pelaksanaan tradisi tunduak. Semua kerabat perempuan dari mempelai perempuan, biasanya terdiri atas induak bako dan para istri ninik mamak berbaris satu banjar memanjang ke belakang.
Iring-iringan ini tampak unik dan khas karena konfigurasi barisan yang mereka bentuk, yaitu hanya satu barisan panjang. Rombongan tradisi ini berjalan kaki menyusuri tepi jalan menuju rumah mertua si mempelai perempuan. Tradisi ini dilaksanakan sehari setelah pesta perkawinan.
7. Salawaik dulang
Tradisi salawaik dulang masih tetap hidup di tengah kemajuan kehidupan masyarakat di Kota Solok. Dalam pertunjukan salawaik dulang menampilkan tentang syair beragam kajian dari ajaran dalam agama Islam
dalam pertunjukan, ada dua group saling berbalas tanya dan jawab. Ini menjadi hiburan tersendiri bagi penonton.
Selain menjadi sarana hiburan, pertunjukan Salawek Dulang juga menjadi sarana dalam menyebarluaskan seni tradisi Minang yang berakar pada ajaran Islam. ***
Penulis : Jimmy Erianto
Mahasiswa Universitas Andalas, Jurusan Sastra Minangkabau
Discussion about this post