PARIAMAN – Meskipun hujan lebat, tidak membuat minat masyarakat Kota Pariaman dan wisatawan untuk menyaksikan iven acara Tabuik sampai terbuangnya Tabuik ke laut.
Pantauan dari wartawan, Kota Pariaman dipenuhi lautan manusia yang sangat antusias menyaksikan Tabuik yang diadakan satu tahun sekali itu, meskipun hujan pengunjung tetap antusias menyaksikan Tabuik.
Selama 10 tahun terakhir penyelenggaraan Tabuik selalu diterpa oleh isu-isu miring, yang mengaitkan aliran Syiah dan menyatakan Tabuik itu haram, isu tersebut selalu muncul setiap penyelenggaraan pesta budaya Tabuik yang diselenggrakan pada tanggal 1 hingga 10 Muharam Hijriah, ungkap Walikota Pariaman pada sambutannya dalam pembukaan pesta Tabuik (23/9/2018).
Acara Tabuik yang diselenggarakan di Pantai Gondariah dihadiri oleh Mentri Pariwisata diwakili oleh Plt Deputi 1 Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Ni Wayan Giri Adniyani, Gurbernur Sumbar diwakili Kepada Dinas Pariwisata Oni Yulfian, Wakil Kota Pariaman Genius Umar, pejabat di lingkungan Pemko dan para undangan lainnya.
Mukhlis menekankan bahwa iven tahunan Tabuik tidak ada sangkut pautnya dengan agama. Ia menegaskan bahwasanya budaya Tabuik murni budaya warga Pariaman yang harus ditumbuhkan dan dikembangkan.
“Jika ada orang-orang yang mengaitkan Tabuik Pariaman aliran Syiah, itu adalah orang-orang syirik yang harus kita bantah tuduhan tersebut,” jelas Mukhlis.
Mukhlis juga menyinggung sejarah Tabuik yang berawal dari peristiwa Perang Karbala, yakni Hasan dan Husen, tetapi di Pariaman dijadikan budaya adat Kota Pariaman, bahkan menurutnya, budaya Tabuik ini sangat besar pengaruhnya untuk mengangkat perekonomian warga khususnya warga Kota Pariaman.
Tak lupa, Mukhlis juga mengatakan selama 10 tahun kepimpinannya, sudah dibangun 2 Rumah Tabuik, sebelum ada Rumah Tabuik, pembuatan Tabuik selalu berpindah-pindah, dengan adanya Rumah Tabuik maka pembuatan Tabuik menjadi permanen.
Untuk pembuatan Tabuik, panitia, ujar Mukhlis, tidak perlu susah untuk mencari dana, karna dananya sudah masuk di anggaran APBD dengan jumlah sebesar 1,5 Miliyar, dan panitia tidak perlu lagi susah payah mencari dana ke sana ke mari.
“Budaya Tabuik juga memberikan tempat ke pada sanggar-sanggar yang ada di Kota Pariaman untuk tumbuh dan mengisi setiap kegiatan yang ada di Kota Pariaman, dan Pariaman akan terus berbenah dan mempercantik pantainya, kita telah membangun Pulau Angso Duo, terbukti setiap tahun wisatawan terus bertambah dan dalam 10 tahun terakhir jumlah pengunjung ke Kota Pariaman mencapai 300.000 orang dan didalan tahun 2017 sudah mencapai 3 juta wisawan yang datang ke Pariaman,” akhirnya menguraikan.
Discussion about this post