Padang, RI – Proyek kegiatan Pembangunan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Pemukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) milik Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPRKPP) Propinsi Sumatera Barat ini memang jauh dari pantauan pemilik proyek.
Tidak terpenuhinya tugas pengawasan dari pihak dinas terkait memang diakui KPA kegiatan, kelemahan tersebut diduga kuat menjadi salah satu faktor penyebab pekerjaan proyek Jalan Lingkung dan Drainase yang dikerjakan CV. Nabila Konstruksi, berkualitas buruk.
Tak salah, pernyataan KPA didampingi PPTK kegiatan kepada wartawan yang menyambanginya pada Kamis (12/10), di kantornya. Pemilik kegiatan ini mengakui ketidak mungkinannya memantau pekerjaan kontraktor pelaksana setiap harinya. “Tidak mungkinlah kami setiap hari berada di lokasi memantau jalannya pekerjaan, karena keadaannya memang begitu, ada konsultan pengawas,” sebut Yuli yang menjabat sebagai KPA menerangkan didampingi Dewi selaku PPTK.
Mirisnya lagi, sekalipun pengawasan yang diberikan berlapis, selain pengawasan dari pemilik proyek, pengawasan juga dipercayakan kepada CV. Afiza Limko Konsultan. Namun, ternyata tetap saja berlapisnya pengawasan tidak menjamin kualitas proyek yang bernomor 24/SPK-FIS-PLP2K-BK/Kawasan Permukiman/PRKPP/VII-2017, yang dimulai sejak 17 Juli 2017 itu.
Terang saja, perihal tersebut diyakini sebagai pemicu cacatnya mutu pekerjaan yang bernilai Rp. 1.360.989.000. Bagaimana tidak. Pasalnya belum lama ini, hasil pantauan tim kontributor media ini di lokasi kegiatan yang terletak di daerah Sungai Paku, Kabupaten Padang Pariaman. Pasangan batu untuk saluran drainase yang berada di sekitar titik plang proyek, terbukti rapuh.
Hal itu nyata dibuktikan langsung tim kontributor media ini disaksikan langsung oleh sekelompok masyarakat yang secara kebetulan juga berada di lokasi.
Kerapuhan pasangan sangat dapat dinilai dari bentuk pasangan yang pucat. Diduga kuat, kontraktor pelaksana memainkan adukan semen yang minim, sehingga kekuatan dari pasangan batu saluran drainase itu terkesan tak sesuai spesi.
Dari rekaman video yang diambil tim media ini menyatakan, bagian atas pasangan dengan mudahnya dapat terkelupas. Seketika itu juga bongkahan adukan semen yang terpasang itu gembur digenggam. Pastinya keadaan itu membuktikan mutu pekerjaan yang melanggar bestek, alias lembeknya pasangan akibat kekurangan semen dan kebanyak pasir.
Sangat disayangkan, lemahnya pengawasan dari CV. Afiza Limko Konsultan tentu saja tak urung menjadi perhatian. Konsultan pengawas disinyalir tidak menjalankan fungsinya mengawasi jalannya pekerjaan pelaksanaan proyek oleh kontraktor.
“Kita tidak akan biarkan (kecurangan), adanya laporan dari rekan-rekan media dengan bukti seperti ini, pastinya kami akan cek ke lapangan. Harus diperbaiki, kapan perlu jika tidak sesuai spek harus bongkar. Kita tegas kok, akan kami tindak lanjuti. Konsultan pengawas juga akan kami minta klarifikasi, kok bisa begini.” Tanggap Yuli dengan mantap menjawab. IDM
Discussion about this post