Pariaman, RI – Lembaga Swadaya Masyarakat Generasi Muda Penerus Reformasi (LSM Gempur), resmi melaporkan dugaan penyimpangan pembangunan proyek di dua desa sekaligus. Yakni Desa Sikapak Timur dan Desa Tungkal Utara. Laporan pengaduan dugaan tindak pidana korupsi ini dibuat pada 28 September 2017. Diketahui ke dua oknum kepala desa yang dimaksud adalah Zaini (Tungkal Utara) dan Sawirman (Sikapak Timur).
Dari arsip laporan yang diterima media ini menyatakan, LSM Gempur meminta agar pihak aparat hukum Polres Kota Pariaman dalam hal ini Unit Tipikor, segera melakukan panggilan serta memeriksa dua orang pimpinan desa yang berada di wilayah Kecamatan Pariaman Utara. Pasalnya, perbuatan dari kedua oknum kepala desa ini terindikasi telah memenuhi unsur pidana korupsi akibat penyelewengan keuangan negara yang diduga dilakukan melalui kegiatan proyek desa.
Berdasarkan laporan LSM Gempur hasil investigasi ke lokasi, pekerjaan asal jadi tahun anggaran 2017 di kedua desa saat ini telah rampung dilaksanakan. Adapun proyek drainase yang dikerjakan oleh TPK desa di bawah pertanggung jawaban kepala desa itu diduga tidak sesuai spek. Hal itu dinilai dari adukan semen yang terlihat pucat dan keropos. Selain itu pada item pemasangan batu terkesan miring dan mengerucut ke bawah, sehingga kecurangan pekerjaan itu mengindikasikan pengurangan volume.
Kanit Tipikor Polres Kota Pariaman yang dimintai keterangannya, Sabtu (7/10/17) melalui selulernya membenarkan surat pengaduan dugaan tindak pidana korupsi dari LSM Gempur telah masuk ke SOP Pelayanan Dumas. “Laporan pengaduan dugaan pidana korupsi melalui kegiatan proyek desa di Sikapak Timur dan Tungkal Utara sudah diterima Unit Tipikor. Saat ini kami sedang persiapan pulbaket (pengumpulan bahan data dan keterangan). Sesuai SOP Pelayanan Dumas. Sejauh ini kita sudah rencanakan pada Senin (9/10/17) besok, akan kita lakukan pemanggilan,” terang Syafrizal.
Proyek Drainase Sikapak Timur, Rawan
Sebelumnya pernah diberitakan di media cetak Mingguan Investigasi ihwal kecurangan yang dilakukan di kegiatan proyek pembangunan drainase yang tak berkualitas ala Sikapak Timur ini, mengingat realisasi yang dikerjakan cenderung mengurangu volume. Selain itu alokasi penggunaan Dana Desa dan ADD Sikapak Timur yang dikepalai oleh Sawirman, S.Kom ini juga terindikasi tertutup dari ruang publik.
Tak heran pekerjaan tersebut merugikan negara karena telah mengarah pada penyelewengan keuangan negara. Pasalnya, tidak transaparannya aparatur penggerak Dana Desa, terlebih Sawirman selaku penanggung jawab kegiatan, mengindikasikan bahwa kegiatan yang berlangsung sarat korupsi. Apalagi melirik segi teknis kegiatan, volume pekerjaan dikurangi.
Bagaimana tidak, pasangan batu dinding saluran yang dikerjakan mempunyai ketebalan 25 cm di bagian atas, sedangkan di bagian bawah ketebalan pasangan hanya 10 cm. Tentu saja pasangan batu tersebut mengerucut ke bawah, selain itu pada tahap pekerjaan pasangan batu yang berfungsi sebagai saluran, hanya ditempelkan saja ke dinding galian.
Kades dan TPK Tungkal Utara Diduga Bermain
Lain lagi temuan permasalahan proyek di Tungka Utara ini. Desa yang pernah bermasalah dalam perkerjaan pembangunan desa melalui Dana Desa dan ADD tahun anggaran 2016 lalu itu, bakal terulang kembali. Diketahui, di tahun anggaran 2017 ini Tungka Utara memperoleh jatah DD dan ADD lebih dari Rp. 1,9 miliar.
Sejatinya ada 5 judul kegiatan yang pembangunan drainase yang disinyalir bermasalah. Yakni, Pembangunan Drainase Kiri Kantor Desa dengan pagu Rp. 236 juta; Pembangunan Drainase Kanan 1 Kantor Desa, pagu Rp. 160 juta; Pembangunan Drainase Kanan 2 Kantor Desa, pagu Rp. 88 juta; Pembangunan Saluran Drainase Arah Kp. Dalam, pagu Rp. 105 juta; Pembangunan Saluran Drainase Menuju Mesjid Rp. 120 juta.
Rata-rata pengerjaan proyek pembangunan saluran drainase tidak sesuai bestek perencanaan. Pasalnya, pasangan batu yang pucat dan rapuh menandakan adukan semen tidak mempunyai takaran yang jelas.
Dugaan penyimpangan juga terlihat dari ketebalan pasangan rata-rata 20 cm atas bawah. Padahal seharusnya pasangan batu bagian bawah punya ketebalan 25 cm. Tinggi pasangan pun bervariasi 57 hingga 60 cm. Terang saja dari sisi tersebut volume pekerjaan dikurangi. IDM
Discussion about this post