Usianya sudah kepala tujuh. Secara fisik pun tentu sudah tidak Sekokoh dulu. Namun ada yang terasa tidak termakan usia dalam diri sosok ini, adalah “semangat” .
H. Yulman Hadi, SE, MM, (71), tidak hanya dikenal oleh warga kota Bukittinggi, namun juga Sumatra Barat. Berbagai profesi-apalagi pengabdian-sudah dijalani laki-laki ayah empat anak dan enam orang cucu ini. Mulai dari pengusaha sampai politik, merupakan dinamika berikut romantikanya.
Sehabis menjalani profesi sebagai penguasa jasa konstruksi, Yulman laki-laki kelahiran Padang 71 tahun silam yang sebagian lama hidupnya dihabiskan di Bukittinggi sampai kini, meneruskan karirnya dalam kancah politik, termasuk menjadi wakil rakyat di DPRD kota Bukittinggi dan Sumbar.
Perjalanan hidup Yulman juga tidak dapat dipisahkan dari sejumlah organisasi dan jabatan sesuai profesi termasuk untuk sosial kemasyarakatan seperti ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan atau ketua Komite Sekolah.
Seiring pertambahan usia, sebagian besar dari jabatan itu memang telah ia tinggalkan. Namun bukan berarti bagi Wakil Ketua pada salah satu partai politik untuk Sumbar ini juga menghentikan aktivitas kehidupan di tengah masyarakat.
“Usia memang boleh semakin tua dan uzur, namun bagi saya semangat hidup termasuk tetap memberikan apa yang bisa disumbangkan untuk daerah dan masyarakat rasanya masih tetap muda,” tuturnya saat ditemui di kediamannya Jl. Veteran, Kel. Puhun Tembok.
Bukan ia sendiri, bahkan istrinya Hj. Yusmanizar (67) kini dipercaya dan dinobatkan langsung oleh Walikota Bukittinggi Erman Safar beberapa hari lalu menjadi Duta Covid 19 Lansia Bukittinggi bersama empat kaum lansia lainnya.
Menurut Yulman, kepercayaan yang diberikan oleh Pemko Bukittinggi untuk diri dan istrinya, satu-satunya Duta Covid 19 pasutri, selain menjadi amanah juga merupakan tantangan pembuktian kepada daerah dan masyarakat.
Kepercayaan yang diakuinya semata-mata dengan kekhilasan tanpa diberikan apa pun, dipandang oleh Yulman juga sebagai pembuktian sekaligus memperkokoh keberadaan kaum lansia dalam tatanan kehidupan masyarakat Sumbar juga dikenal dengan Minangkabau, sebagai panutan bagi kaum muda.
Keberadaan yang kini juga masih menuntut peranan kaum tua dan tokoh masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi pandemi Covid 19, dengan memberikan pengertian serta contoh sehingga apa yahg sebenarnya terjadi dan apa yang harus dilakukan oleh masyarakat.
Yulman melihat, pandemi Covid Covid 19 meski sudah melandai hampir semua negara, namun masih banyak memunculkan keraguan atau bahkan ketidakyakinan masyarakat terhadap virus ini, sehingga tidak sepenuh hati melakukan himbauan pemerintah seperti menerapkan 3 M.
Salah satu penyebabnya,menurut Yulman, karena dari demikian banyaknya isu bahkan hoax yang berkembang, pemerintah belum mampu mengantisipasi serta memberikan penjelasan kepada masyarakat apa sesungguhnya terjadi dan yang perlu dilakukan.
“Paling tidak, sebagai Duta Covid 19 Lansia Kora Bukittinggi, kami berusaha untuk meluruskan ussu-issu yang tidak benar. Lebih dari itu tentu saja juga dituntut untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat menerapkan adaptasi kehidupan baru sebagaimana telah melahirkan Perda Provinsi Sumbar”, tanbahnya.
Kebiasaan yang diharapkan mampu melahirkan budaya hidup baru itu diakui Yulman tidak mudah. Selain benar-benar dapat melahirkan kesadaran seutuhnya dalam diri setiap orang, juga membutuhkan ketegasan aparatur pemerintah untuk memberikan informasi yang benar-benar valid juga bertindak tegas kepada pelanggar peraturan yang sudah ada.
Proses perubahan itulah yang juga disadari oleh Yulman bersama istrinya menjadi bagian tugas dan tanggungjawabnya dihari tua. “Sisa hidup kami yang mudah-mudahan masih memberikan kemaslahatan bagi orang banyak,” harapnya.
Discussion about this post