Dengan cara mengejar ketertinggalan di bidang infrastruktur, aksebilitas, dan pendapatan daerah, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat akan mengupayakan Kabupaten Kepulauan Mentawai keluar dari daerah Tertinggal, Terluar, dan Terbelakang (3T).
Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy menyebutkan akan membawa Mentawai keluar dari daerah 3T, karena Mentawai memiliki potensi wisata luar biasa yang di miliki Sumatera Barat.
“Saya yakin dengan keluar dari 3T (Tertinggal, Terluar, Terbelakang) Kabupaten Mentawai bisa diubah menjadi 3T (Terindah, Terbaik dan Ternama) yang menarik bagi para wisatawan mancanegara dan wisatawan domistik nusantara,” kata Wagub Sumbar Audy Joinaldy saat membuka Rakor Kepariwisataan se Sumbar, di Aula Bappeda Pemkab Kepulauan Mentawai, Selasa, (23/3/2021)
“Tentunya perlu dukungan pembangunan infrastruktur untuk pulau tersebut, tidak bisa dilakukan dengan hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Mentawai dan Sumbar saja. Tetapi juga membutuhkan sokongan dari pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)”, tambahnya.
Audy juga menyampaikan dalam kata sambutannya, selama ini upaya pemenuhan infrastruktur di Mentawai telah mendapat dukungan dari pemerintah pusat di antaranya pembangunan jalan Trans Mentawai yang menjadi penghubung antar pulau dan perbaikan akses di dalam pulau.
“Kami menyadari tentunya pola pembangunan dan pengembangan kepariwisataan Sumbar haruslah dilakukan secara sinergi. Perlu dilakukan berbagai rangkaian kajian yang matang, terkait solusi masalah dan orientasi pembangunan kepariwisataan ke depannya,” ucap Audy.
Audy mengapresiasi kebersamaan hari ini, dan tentunya ia berharap bahwa kebersamaan itu perlu diperkuat lagi karena dinamika pariwisata dunia sangat intens dan fleksibel.
Lebih lanjut Wagub Sumbar katakan , “Luas wilayah Sumatera Barat 42.297,30 km2 lebih luas dari pada luas wilayah provinsi Jawa Barat yang padat penduduk, dengan luas 35.377,76 km2. Namun luas wilayah Sumbar lebih didominasi oleh wilayah perairan dan ada 6.000 km2 itu kepulauan Mentawai yang tidak terpisahkan”.
Daerah perairan Kepulauan Mentawai juga butuh perhatian, pembangunan sosial, budaya dan kesejahteraan dalam kemajuan Sumatera Barat. Potensi wisata Kepulauan Mentawai sangat luar biasa dapat memajukan perekonomian Sumatera Barat secara umum. “Untuk semua itu kita semua memiliki kewajiban membangun nilai-nilai positif yang membuat orang dan siapa saja mau datang menikmati wisata, kuliner dan produk UMKM lainnya,” tuturnya.
Audy juga katakan, ada program dan kegiatan dalam RPJMD Sumbar 2021-2026 menetapkan destinasi unggulan per Kabupaten dan Kota di Sumbar. Dan satu unggulan yang mampu dikembangan sebagai wisata dunia.
“Mungkin nanti saya akan membawa investor-investor untuk melihat potensi wisata Mentawai ini. Mana tahu ada yang nyangkut untuk memajukan pembangunan sebuah dermaga besar untuk kapal-kapal internasional bisa bersandar di kepulauan Mentawai. Ini merupakan kerja besar besama-sama membangun daya tarik wisata Mentawai agar lebih maju untuk dikunjungi para wisatawan,” ujarnya.
Audy Joinaldy Wagub Milenial itu menjelaskan kemajuan dan keinginan orang datang berwisata tidak selalu ada hubungannya dengan infrastruktur wisata.
“Seperti wisata Raja Ampat (di Papua Barat-red), transportasi mahal dan pada malam hari suasana gelap. Toh orang ramai juga datang,” urai Wagub membuat perbandingan.
“Yang paling penting dalam pengembangan pariwisata ada 2 point yakni kebersihan dan kemudahan pelayanan yang berkesan baik untuk kembali datang,” ujarnya.
Audy menegaskan “Untuk kemajuan pariwisata Sumbar, perlu pemikiran bersama Kepala Dinas Pariwisata se Sumbar, pihak-pihak pelaku pengembang wisata dan lain-lain, bagaimana menciptakan suasana yang bersih, nyaman dan pelayanan memberikan kesan baik agar orang datang kembali mengunjungi lokasi wisata tersebut”.
“Saya juga mengingatkan kepada para pelaku pariwisata dan masyarakat agar selalu memberikan positive vibes (lingkungan positif) dan excellent service (layanan sangat baik) bagi para wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Barat, agar meninggalkan kesan yang baik untuk memotivasi mereka kembali lagi,” sebut Audy.
Selanjutnya Wagub Sumbar memberikan pesan dan motivasi bagi pengelola kepariwisataan diantaranya , pertama, harus mengkaji pasar yang akan digarap untuk daerah pariwisata. Kedua, harus menetapkan branding yang kuat, unik dan spesifik yang tidak dipunyai oleh daerah lain. Ketiga, harus mempunyai objek dan daya tarik spesifik yang secara komparatif dan kompetitif memuliki keunggulan dari daerah lain. Keempat, harus dilakukan lintas sektor dan lintas OPD . Dinas Pariwisata saja, atau Pemerintah Daerah saja, tidak akan pernah bisa menyelesaikan pariwisata itu sendirian. Kelima, harus mempunyai pola pemasaran berbasis digital-network, bukan lagi pemasaran konservatif dan old-school seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Keenam adalah, teruslah berbenah dengan kreasi kreasi baru, karena sedikit saja kita lengah, daerah lain akan cepat menyalip mengungguli kita dan mengambil manfaat dari keteledoran kita mengembangan pariwisata di daerah masing-masing.
Sementara itu Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet menyampaikan apresiasi pelaksanaan Rakor Kepariwisataan ada di Kepulauan Mentawai.
“Jika perlu setiap kegiatan rakor Sumbar di bawa ke Mentawai. Bagi peserta rakor, diharapkan menyampaikan segala potensi keindahan, keelokan Mentawai di manapun berada, namun jika ada pelayanan atau hal-hal yang kurang cukup kita bicarakan di Mentawai ini saja. Kemajuan Mentawai juga kemajuan Sumatera Barat karena Mentawai bahagian dari Sumatera Barat,” harap Yudas.
Yudas katakan dalam kondisi saat ini, Mentawai tidak seburuk tagline 3T yang dibayangkan banyak orang. Namun Mentawai saat ini telah maju menjadi daerah berkembang dengan fokus pembangunan pada sektor Pariwisata.
“Kita yakin dengan pesatnya pertumbuhan pariwisata Kepulauan Mentawai akan lebih cepat maju dan sejahtera. Karena kita tahu kota Sawahlunto yang hanya mengandalkan pariwisata tingkat kemiskinannya hanya 2,17 persen. Ini pertanda bahwa pariwisata adalah sesuatu yang menjanjikan kemajuan sebuah daerah,” ungkapnya.
Novrial, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, menjelaskan Pemprov Sumbar berkomitmen untuk mengadakan Rakor bergiliran di seluruh Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat. Sepanjang tahun 2020 Dispar Sumbar telah melaksanakan empat kali Rakor yang diselenggarakan bergiliran di Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Payakumbuh dan Kabupaten Pesisir Selatan.
“Untuk tahun 2021, Rakor di Mentawai ini adalah yang ke 2 (dua). Rakor pertama di tahun 2021 diadakan di Kota Pariaman beberapa waktu lalu yang khusus membahas Desa Wisata,” terang Novrial.
Novrial juga katakan saat ini salah satu fokus utama adalah bagaimana mengubah “Image” Mentawai yang selama ini terkesan sebagai destinasi wisata exclusive hanya untuk Wisatawan Mancanegara dan surfer atau peselancar saja. Padahal masih banyak wisatawan domestik potensial yang beranggapan belum tersedianya amenitas (fasilitas kenyamanan) yang memadai dan sulitnya transportasi dari dan ke Mentawai.
“Khusus di Rakor Mentawai kali ini membahas kegiatan kepariwisataan Sumbar pada tiga topik yaitu Wonder Events, Roadmap Ekonomi Kreatif dan Potensi Daya Tarik Wisata Unggulan (DTWU) Provinsi Sumatera Barat,” ujarnya.
Ikut hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua BKOW Sumbar Ny. Fitriani Audy Joinaldy, Wabup Kortanius, Ketua Tim Penggerak PKK Kepulauan Mentawai Ny. Rosmaida Yudas, Forkopimda Mentawai, Kepala BPBD Sumbar Erman Rahman, Sekdakab Mentawai, Kepala Dinas Pariwisata se Sumbar, para Asisten dan beberapa kepala OPD dilingkup Pemkab Mentawai. (Mebri)
Discussion about this post