Tanah Datar – Menjadi seorang pemimpi itu tidaklah mudah. Kita ketahui, sejak awal peradaban manusia, pasti ada sosok yang dianggap sebagai pemimpin (Leader). Entah itu di skala paling kecil, seperti kepala keluarga, kepala desa, raja, hingga presiden sekali pun.
Pemimpin itu, menjadi panutan dan penentu apa yang akan dilakukan kelompok yang berada di bawahnya. Tapi, tidak semua pemimpin itu baik, dan punya karakter yang bisa dicontoh.
Lain halnya yang dilakukan Wali nagari III Koto, Kecamatan Rambatan, Tanah Datar, Sumatera Barat Willy Adha, S.Sy (Sumbar) baru baru ini. Terpantau dari salah satu platform media sosial, Willy memposting kegiatannya tengah memberikan bantuan.
Saat dikonfirmasi awak media, Willy tak mengelak, dan membenarkan hal tersebut. “Ini bantuan sosial dari pribadi saja bang. Untuk orang orang fakir dan miskin yang tidak terakomodir di bantuan pemerintah bang,” ucapnya melalui pesan singkat WhatsApp, Selasa, 29 November 2022 pukul 22.20 WIB.
Lebih lanjut ia menerangkan, banyak nya bantuan yang sudah ia berikan sejauh ini kepada masyarakat, yang tidak tertampung sebelum nya, sebagai penerima manfaat.
“Dalam minggu ini baru 6 orang bang, Masih sedang jalan, kuotanya tak terbatas bang,” terangnya.
Adapun bantuan yanh diserahkan kepada masyarakat tersebut, diantaranya paket sembako. “Beras 10 kg, gula, susu, teh dan minyak goreng,” jelasnya.
Mengingat bantuan ini masih bersifat pribadi, Willy menyampaikan untuk sementara waktu dirinya akan serahkan sebanyak 10 paket. “Rencana 10 paket bang,” ungkap Willy.
Menindaklanjuti hal tersebut, Willy mengupayakan agar masyarakat yang ia berikan bantuan tersebut, kedepannya dapat menerima bantuan.
“Kita masukkan data beliau melalui data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) Serta kita kerjasama kan dengan Baznas. Sudah diinput klau DTKS dan untuk baznas diawal bulan ini,” tukasnya.
Dari hal di atas, menolong sesama entah karena kita menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin (memiliki jabatan) maupun mau pun tidak, merupakan perwujudan (Pengamalan) dari Pancasila ke 2 yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Jika nilai nilai ini bisa kita tumbuhkan dalam diri anak bangsa, maka niscaya kedamaian dalam hidup akan tercipta.
Seperti kata bijak yang pernah penulis baca, “Jangan pernah merasa malu ketika hanya mampu memberi sedikit untuk bersedekah karena selalu ada kebaikan dalam berbagi. Tidak peduli seberapa kecil yang kamu berikan.” – Ali bin Abi Thalib
“Puncak kebahagiaan tertinggi adalah ketika kita bisa berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekeliling kita.”
Semoga, ini menjadi inspirasi bagi para pemimpin lainnya. (Spa)
Discussion about this post