Kota Solok — Memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-116, Pemko Solok mengadakan upacara bendera di halaman kantor Walikota Solok, Senin (20/5).
Upacara yang dipimpin oleh Wakil Wali Kota Solok H. Ramadhani Kirana Putra tersebut diikuti oleh Forkopimda Kota Solok, Kepala OPD, ASN, TNI, POLRI, Mahasiswa dan siswa sekolah.
Dalam sambutannya, Wawako membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Budi Arie Setiadi. Wawako mengatakan sekarang kita dihadapkan pada suatu realitas yang terpampang terang yakni, kemajuan teknologi yang melesat cepat. Kita sudah memilih bukan hanya ikut-serta, tetapi lebih daripada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia.
“Hari-hari ini hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan itu semua. Refleksi atas pilihan tersebut bisa kita rujuk dengan “berkunjung kembali” kepada gagasan awal menjadikan dan membentuk Indonesia” ucapnya. Dikesempatan yang sama, Ramadhani juga menjelaskan bahwa Hari berdirinya Boedi Otomo inilah yang kelak menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini,” ucap Wawako membacakan.
Organisasi Boedi Oetomo bermula dari sejumlah dokter dan calon dokter di Batavia yang berkumpul mendirikan suatu organisasi modern. Banyak orang menaruh harapan pada organisasi ini dan menganggapnya sebagai motor penggerak gerakan kemerdekaan di tanah Hindia Belanda.
Bahkan Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis Belanda, menyatakan: “Sesuatu yang ajaib sedang terjadi, Insulinde molek yang sedang tidur, sudah terbangun”.
Wawako menambahkan, sebelum Boedi Oetomo, adalah Kartini, perempuan dari kota kecil Jepara, yang mengawali lahirnya gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan dan kemajuan, melalui tulisan-tulisannya yang tersiar ke penjuru dunia. Dialah yang menggodok aspirasi-aspirasi kemajuan di Indonesia untuk pertama kali muncul sejak lebih dari seabad
lalu.
Kebangkitan nasional adalah penanda lahirnya zaman baru. Pencetus cara berpikir baru. Apa yang digagas Boedi Oetomo, Kartini dan para embrio bangsa, kemudian dirumuskan Bung Karno sebagai “jembatan emas”. Kemerdekaan dibayangkan Bung Karno sebagai sebuah “jembatan emas” yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan batin di atas tanah sendiri.
“Di sinilah Bung Karno mengingatkan kita pentingnya “momen” agar kita mengambil keputusan yang tepat dan cermat untuk membawa kita pada jalan yang mengarah kepada kebaikan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucap Wawako.
Wakil Wali Kota menjelaskan Hari ini, kita berada pada fase kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama yang telah dipancangkan para pendiri bangsa. Berbeda dengan perjuangan yang telah dirintis lebih dari seabad yang lalu, kini kita menghadapi beragam tantangan dan peluang baru.
Kemajuan teknologi menjadi penanda zaman baru. Kemajuan teknologi telah menghampiri kehidupan kita sehari-hari dan menjadi bagian dari peradaban kita hari ini. Banyak kesulitan yang berhasil disolusikan oleh teknologi. Adagium di zaman ini jelas, dia yang menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban.
Inovasi teknologi digital bertumbuh setiap hari. Kecepatannya bak lompatan kuantum. Dalam dua dekade terakhir, perubahannya demikian pesat. Teknologi digital, misalnya, telah melesat jauh melampaui bayangan banyak orang.
Wawako menjelaskan Dengan pencanangan percepatan transformasi digital nasional oleh Bapak Presiden Joko Widodo yang dipacu beberapa tahun terakhir ini, tantangan demi tantangan dapat kita hadapi bersama.
“Tidak mungkin lagi bagi kita untuk berjalan lamban, karena kita berkejaran dengan waktu. Di titik inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi transformasi digital kita, menjadi modal dasar menuju “Indonesia Emas 2045”,” tutup Wawako.
Upacara ditutup dengan penyerahan Piagam Penghargaan Perempuan Berjasa dan Berprestasi kategori Lingkungan Hidup, oleh Wakil Wali Kota Solok H. Ramadhani Kirana Putra kepada Mitra Yoriskia. (Cha)
Discussion about this post