Sawahlunto — Kegiatan terbang uji coba (uji layang) ini diselenggarakan atas kerja sama Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Sutan Sjahrir Padang, Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Sumatera Barat dan Sawahlunto, serta dukungan penuh dari Pemerintah Desa Batu Tanjung.
Ketua FASI Sawahlunto, Jamhur Sahur, melaporkan bahwa sebanyak 40 atlet turut ambil bagian dalam uji terbang ini, terdiri dari atlet muda serta personel terlatih dari Lanud Sutan Sjahrir.
Komandan Lanud Sutan Sjahrir Padang, Kolonel (Nav) Sani Salman Nuryadin, hadir secara langsung dan turut serta melakukan penerbangan paralayang dari puncak bukit di atas area persawahan Desa Batu Tanjung, menandakan tingginya dukungan dari institusi pertahanan udara terhadap inisiatif olahraga kedirgantaraan ini.
Dalam pernyataannya, Wali Kota Riyanda Putra menegaskan bahwa Sawahlunto memiliki potensi besar dalam pengembangan olahraga dirgantara, mengingat bentang alamnya yang strategis untuk lokasi take off dan landing. Ia menyebutkan bahwa upaya yang dilakukan saat ini bukan hanya berfokus pada kegiatan uji coba semata, namun juga diarahkan menuju penyelenggaraan Kejurda bahkan Kejurnas di masa mendatang.
“Sawahlunto menawarkan beberapa titik lokasi strategis untuk paralayang. Potensi ini harus kita kelola secara serius, terukur, dan terencana. Ke depan, kita kaji bersama langkah-langkah terbaik untuk memperkuat olahraga udara sebagai sektor unggulan baru kota ini,” jelas Wali Kota Riyanda.
Selain aspek olahraga, Wali Kota juga menyoroti dampak ekonomi yang timbul dari kegiatan ini, terutama dalam menggerakkan UMKM lokal di sektor kuliner. Dalam kegiatan di Desa Batu Tanjung tersebut, belasan pelaku UMKM — baik dari desa setempat maupun daerah sekitarnya — memperoleh manfaat langsung dari ramainya aktivitas para atlet, panitia, dan pengunjung.
Olahraga udara ini membawa efek ganda. Selain prestasi, juga menjadi stimulus ekonomi masyarakat. UMKM kita bergerak, warung masyarakat ramai, sehingga banyak warga merasakan manfaatnya secara langsung,” ujar Wali Kota.
Langkah ini dinilai sebagai bagian dari transformasi pembangunan daerah berbasis potensi lokal, sekaligus bentuk sinergi antara pemerintah daerah, instansi militer, komunitas olahraga, dan masyarakat akar rumput dalam menciptakan ruang-ruang baru pertumbuhan ekonomi dan pariwisata. (Djasrizal)
Discussion about this post