Bukittinggi — Banto Trade Center (BTC), merupakan salah satu lokasi perdagangan di Bukittinggi yang diharapkan mampu berdampak ekonomis kepada pedagang maupun pendapatan terhadap Pemko. Pembangunan dan pengelolaannya yang dilakukan dengan kerjasama dengan pihak ketiga.
Namun BTC berlantai empat yang selesai pembangunannya tahun 2008 tersebut, setelah berfungsi sampai sekarang dinilai tidak berfungsi dengan baik, bahkan cenderung memprihatinkan pembangunan.
Pemerintah Kota Bukittinggi, tidak akan memperpanjang kerjasama pengelolaan pusat perdagangan Pasar Banto. Surat pemutus hubungan kerjasama dengan investor PT. Citikon Mitra Bukittinggi (CMB) itu sudah dikirim.
“Surat pemutusan kerjasama tersebut hari ini sudah disampaikan kepada pengelolanta,” tegas Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, saat berbincang dengan wartawan pekan lalu.
Kerjasama itu menurut Ramlan ditandatangi tahun 2005, dan pembangunannya siap tahun 2008. Tapi kini pusat perdagangan yang terletak di jantung kota Bukittinggi itu kondisinya kini sangat memprihatinkan.
Wako menambahkan, awalnya Pemko optimis pusat perdagangan berlantai empat kemudian diberi nama BTC yang di kelola PT Citikon Mitra Bukittinggi (CMB) itu akan dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat dan berkontribusi terhadap PAD.
“Namun kenyataannya sangat jauh dari harapan. Bahkan kondisinya kini sangat memprihatinkan,” ujar Wali Kota.
Kerjasama dengan pola Bangun Guna Serah (PGS) pusat pertokoan itu berada di lahan Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 7.000 M².
Meski Walikota Bukittinggi H. Ramlan Nurmatias, tidak menyebut bagaimana pengelolannya kedepan, namun ia memastikan kerjasama dengan pihak ketiga itu tetap di akhiri. (Pon)
Discussion about this post