SIJUNJUNG, R. INVESTIGASI — Diduga kuat akibat terlalu banyaknya koral dan pasir sementara semennya kurang, baru hitungan bulan jalan rijit beton yang berlokasi di Jorong Pasar Gambok Nagari Padang Laweh Selatan, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat sudah hancur tanpa dilewati kendaraan roda empat.
Hal yang sama juga terjadi di pekerjaan jalan rijit beton di Jorong Taratak Baru Kenagarian Padang Laweh Selatan. Pasalnya, belum disentuh kendaraan pun koral dan pasirnya membaur ke dasar jalan.
Menurut keterangan masyarakat di tempat lokasi, sebut saja PW (nama samaran) mengatakan, pekerjaan proyek rijit beton ini dikerjakan pada tahun 2019.
“Kalau ndak salah proyek ini di bawah kepengawasan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Sijunjung tahun anggaran 2019. Pernah saya lihat ke lapangan ini dulu pegawai Disnakertrans Kabupaten Sijunjung dari Kasi Perluasan Kesempatan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja namanya Jedra, S.STP,” jelasnya.
Dulunya, kata PW, atas nama masyarakat nagari Padang Laweh Selatan sangat antusias dengan adanya jalan beton ini, ternyata setelah jalan tersebut selesai dikerjakan malah menimbulkan kekecewaan, “Sebab belum apa apa jalan rijit beton ini sudah hancur. Dan kami berharap kepada pemerintah Kabupaten Sijunjung mohon dibenahi lagi jalan ini. Sebab jalan itu lah untuk membuat lancarnya ekonomi kami di sini,” sebut PW kecewa, Rabu siang (1/4).
Di lain hal, Ketua LSM ACiA Sumbar Darwin, SH juga merasa geram melihat cara rekanan untuk membangun nagari Padang Laweh Selatan itu.
“Kalau menurut saya pekerjaan jalan rijit beton di Nagari Padang Laweh Selatan itu ada indikasi kongkalingkong antara dinas terkait dengan pelaksananya. Ini perlu juga kita berharap kepada jaksa untuk mengusut anggarannya apabila Kejaksaan Negeri Sijunjung tidak merespont kami dari LSM ACIA akan melaporkan secara tertulis kepada Kajati Sumbar agar segera diusut. Sebab apabila dibiarkan begitu saja tentu instansi lain juga akan ikut ikutan untuk melakukan kegiatan yang tidak layak itu,” sebut Darwin.
Sampai berita ini di lansir Jedra, S.STP ditemui di kantornya Rabu (1/4) siang pukul 14.30 Wib sedang tidak diruangannya, meskipun berulang ulang kali dihubungi via ponselnya, Jadra tidak mempunyai itikad untuk mengangkat telponnya. (atk/Ardi viliank)
Discussion about this post