PADANG PARIAMAN – Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat berupaya mempercepat menerapkan kabupaten/kota pintar atau smart city guna mempersingkat birokrasi dan mempermudah pelayanan kepada masyarakat di daerah itu.
Dewasa ini banyak daerah yang berupaya mengimplementasikan teknologi dalam pelayanannya alias smart city atau smart regency. Hanya saja perlu adanya komitmen untuk menerapkan smart city dari masing masing OPD.
” Pemerintah adalah pelayan bagi masyarakat, untuk itu segala bentuk pelayanan yang disuguhkan kepada masyarakat harus efektif dan se effesien mungkin dan dapat dirasakan oleh masyarakat. Selama ini segala urusan terasa lambat karena dihambat birokrasi,” kata Wakil Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur saat membuka Sosialisasi Smart City dan Pengembangan e-government, Parit Malintang, Senin (12/03).
Menurutnya, hal tersebut dapat diatasi dengan diterapkannya smart city sehingga pelayanan terhadap masyarakat yang selama ini dihambat oleh birokrasi dapat teratasi. Namun dalam penerapannya, lanjutnya organisasi perangkat daerah (OPD), camat, dan masyarakat harus fokus mempelajarinya karena justru bisa menjadi penghalang terlebih aplikasi yang disediakan banyak.
“Padahal smart city itu untuk mempermudah kita,” katanya.
Oleh karena itu, ia memerintahkan OPD dan camat serta meminta masyarakat di daerah itu untuk mulai mempelajari teknologi informatika sehingga smart city benar-benar menjadi alat untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat.
Untuk mempersiapkan dan mempercepat penerapannya kabupaten tersebut menjadi smart city maka pihaknya telah menerima sejumlah tenaga ahli. ” Setiap daerah kemauan dan keinginan masyarakat setempat berbeda. Nah, untuk fase pembangunan smart city adalah analisis kesiapan daerah, intalasi platform aplikasi ioT, integrasi data, analisis data dan optimalisasi daerah itu sendiri,” kata dia.
Ia juga menerangkan bahwa aplikasi ini tidak ada maksud untuk membenturkan masyarakat. Bahkan mempermudah segala bentuk keperluan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Bahkan, kata dia pihaknya telah melakukan studi tiru ke sejumlah daerah yang telah menerapkan smart city di antaranya Kota Bandung, Kota Surabaya, dan Kabupaten Siduarjo.
“Dan kita bekerjasama dengan perusahaan teknologi informatika Lintasarta,” ujarnya.
Ia berharap dengan mempersiapkan sumber daya manusia dengan mempelajari teknologi informasi serta berkerjasama dengan perusahaan maka dapat mempercepat penerapan smart city di daerah itu.
Sementara itu, Vice Presiden Lintasarta, Choirul Friyana mengatakan untuk menjadi daerah yang smart city diperlukan dukungan dari semua pihak mulai pejabat di OPD sampai ke masyarakat.
“Meskipun dinas terkait mempersiapkan infrastruktur tapi masyarakat dan OPD tidak menjalankannya maka rencana tersebut akan percuma,” ujar dia.
Ia berharap dengan adanya smart city maka perkembangan teknologi informasi akan semakin pesat sehingga dapat meningkatkan pelayanan publik di daerah itu.
Discussion about this post