Tanah Datar – Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian (Wabup), mengapresiasi berbagai kegiatan keagamaan yang dilakukan masyarakat. Menurutnya kegiatan-kegiatan keagamaan berperan besar dalam mendorong terwujudnya Tanah Datar yang madani berlandaskan Adat Basandi Sarak-Sarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
“Untuk mewujudkan tujuan tersebut tentu tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Kita bersama perlu saling bahu-membahu,” kata Wabup Richi saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Baburrahim dan pelepasan bibit ikan gariang, Selasa (19/10/2021), dilansir dari Prokopim Setda Tanah Datar, Minggu (41/10) Pukul 09:00 WIB.
Wabup berharap pembangunan yang dilakukan berjalan seiring dengan nilai-nilai esensial masjid.
“Pembangunan masjid ini harus dibarengi dengan kegiatan di dalamnya. Masjid tidak hanya untuk ibadah saja, lebih daripada itu fungsinya sebagai pusat kegiatan keagamaan dan keilmuan juga harus berjalan. Harapan saya didalamnya nanti ada kegiatan majelis taklim, remaja masjid, perpustakaan masjid, program sosial, dan berbagai kegiatan lain,” tambah Richi Aprian.
Senada dengan itu, Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah menilai Kabupaten Tanah Datar sangat serius merekonstruksi nilai-nilai ABS-SBK.
“Nampak jelas dari semangat masyarakat yang ada di ranah dan di rantau serta jajaran pemerintahnya. Hal ini juga sesuai dengan visi kita di provinsi saat ini,” ungkap Gubernur Mahyeldi.
Sementara itu Panitia Pelaksana Pembangunan Holanda Rahmat menyampaikan, masyarakat bercita-cita keberadaan Masjid Baburrahim dijadikan untuk pusat pendidikan dan wisata religi.
“Sesuai yang disampaikan pak Wabup, kami masyarakat juga bercita-cita untuk menjadikan masjid ini sebagai pusat pendidikan dan wisata religi,” ucap Holanda.
Sebagai gambaran, Masjid Baburrahim Kecamatan Pariangan itu akan dibangun tiga lantai. Lantai pertama akan dijadikan basement, lantai kedua dan ketiga sebagai tempat ibadah.
Sebagai informasi untuk pembangunan masjid Baburrahim tersebut diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp 21,3 miliar. “Kurang lebih pembangunan masjid ini memakan biaya Rp 21,3 miliar,” kata Holanda.
Lebih lanjut, Holanda juga sampaikan disamping kegiatan peletakan batu pertama pembangunan masjid, pada kegiatan itu juga dilakukan pelepasan 43 ribu bibit ikan gariang ke aliran sungai sekitar masjid.
“Kami berharap, dengan 43 ribu bibit ikan yang kita lepaskan hari ini aliran sungai akan menjadi bersih. Kita juga melarang warga untuk menangkap atau menyentum ikan di sepanjang aliran sungai ini, dan ini sudah menjadi komitmen bersama untuk menjaga kelestarian sungai,” tukasnya.
(Spa)
Discussion about this post