Kota Pariaman — Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kota Pariaman mencatat volume sampah harian selama Piaman Barayo mencapai 80 ton. Angka tersebut naik empat kali lipat dari hari biasa yang berkisar 20-25 ton perhari.
Kepala DPRKPLH, Feri Andri mengatakan, penambahan timbulan sampah paling banyak ditemukan di kawasan objek wisata pantai karena terjadi peningkatan jumlah pengunjung sampai puluhan ribu orang dalam lima hari kegiatan Piaman Barayo.
“Selama libur Lebaran, terjadi penambahan timbulan sampah sampai empat kali lipat dengan lokasi paling banyak yaitu di kawasan pantai. Biasanya hanya satu RIT per hari, sekarang bisa empat-lima RIT,” katanya, Senin (15/4/2024).
Selain di pantai, ia menyebutkan, sampah dari rumah tangga juga mengalami pertambahan volume karena ada banyak pemudik yang berada di Kota Pariaman. Begitu juga dengan sampah dari restoran atau tempat penyedia makan minum.
Peningkatan timbulan sampah di Kota Pariaman memang sering terjadi pada momen libur Lebaran. Akibatnya, pemko melalui DPRKPLH memberlakukan penambahan jam kerja pada petugas kebersihan untuk kawasan pantai.
“Kawasan sekitar pantai, mulai dari muara, Pantai Gandoriah, Pantai cermin dan Pantai Kata kita lakukan pembersihan sampah pada tengah malam. Ada dua trip pengangkutan sampah dengan tiga unit truk, sedangkan pagi dua trip,” papar Feri Andri.
Jika biasanya jam kerja petugas kebersihan berlangsung selama 2-3 jam per hari, maka selama Piaman Barayo ditambah dengan jam malam sekitar pukul 10 malam sampai pukul satu dini hari, atau usai pesta pantai selesai diadakan.
Piaman Barayo merupakan festival perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah yang rutin digelar setiap tahun. Tahun ini, Piaman Barayo digelar dari tanggal 11-21 April 2024.
Pusat lokasinya berada di objek wisata pantai mulai dari Pantai Sunur hingga Pantai Apar dengan jumlah sembilan destinasi. Lima di antara destinasi dikelola langsung oleh pemko yang mencakup Pantai Kata, Pantai Cermin, Pantai Gandoriah, Pulau Angso duo, dan Talao Pauh. (*)
Discussion about this post