Kota Solok – Terkait vaksinasi bagi anak yang berusia 6-11 tahun masih terus terjadi penolakan di beberapa daerah salah satunya di Kota Solok.
Para wali murid dan orang tua siswa yang terhimpun dalam Forum Peduli Tunas Muda Bangsa Kota Solok, mengaku khawatir atas kebijakan pemerintah kota Solok yang dinilai dapat menghilangkan kesetaraan hak bagi anak dalam mendapat pendidikan secara baik dan berkualitas, dimana dalam kategori vaksinasi bagi anak tidak ada urgensi dan pemaksaan, yang harus dilaksanakan, kecuali vaksin bagi tenaga pendidik dan guru.
Menyikapi hal ini, Donny Firdianto salah satu perwakilan Forum Peduli Tunas Bangsa Kota Solok, menyampaikan nota publik atau surat terbuka dari para wali murid yang menolak anaknya untuk divaksin.
Hal ini sekaligus sebagai telaah kritis bagi pemerintah agar mendahulukan hak dan kesetaraan bagi anak, sehingga kebijakan yang diambil tidak menimbulkan kesenjangan bagi para siswa dan anak didik, seperti pemberlakuan belajar tatap muka yang hanya dilaksanakan bagi siswa yang telah divaksin, sementara yang tidak divaksin harus belajar online atau daring.
“Kekhawatiran ini tentu sangat beralasan, mengingat anak usia 6-11 tahun ini adalah generasi unggul yang akan menjadi pilar utama kemajuan bangsa menuju indonesia emas 2045 mendatang, jika pemerintah terus memaksakan Vaksinasi pada anak usia tsb, maka dapat dikatakan mereka yang menolak Vaksinasi adalah generasi yang termarjinalkan secara hak dasar pendidikan,” jelasnya.
Menindaklanjuti hal tersebut, perwakilan orang tua siswa dan wali murid akan menyampaikan surat terbuka sebagai bentuk pernyataan sikap dan masukan publik pada DPRD dan Pemko Solok. (*)
Discussion about this post