Bukittinggi — Kalau dihitung di atas kertas, dibandingkan antara sumber air bersih dengan kebutuhan pelanggan/konsumen, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jam Gadang, tidak akan terlalu keteteran dalam memberikan pelayanan.
Dengan tiga sumber air bersih di Bukittinggi dan Agam, sebagaimana dijelaskan Direktur Utama (Dirut), Budi Suhendra.ST, PDAM Tirta Jam Gadang, bisa mengalir lebih dari 200 liter/detik untuk memenuhi kebutuhan 10.500 pelanggannya.
Kecuali fluktuasi sumber air bersih dari Sungai Tanang, persoalan yang cukup pelik dihadapi oleh salah Perusahaan Daerah (Perusda) milik Pemko Bukittinggi, karena masih sangat besarnya jumlah kebocoran (losses).
Menurut BB Budi, kebocoran yang besar tersebut diakibatkan oleh kondisi jaringan pipa distribusi yang sudah cukup tua dan mengalami kebocoran sampai 40 persen tersebut.
Untuk mengatasinya, ulas Dirut PDAM Tirta Jam Gadang, adalah dengan merevitalisasi jaringan pipa distribusi dengan mengganti pipa lama yang bocor dengan pipa baru.
Budi menambahkan, jaringan pipa PDAM Tirta Jam Gadang terbagi atas empat zona. Sesuai pengkajian dan penghitungan yang telah dilakukan, untuk tiap zona itu membutuhkan dana revitalisasi sekitar 30 miliar.
“Dengan demikian, bila seluruh zona dilakukan revitalisasi dengan penggantian pipa baru, biaya cukup besar, lebih dari seratus miliar,” jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya kemaren lalu.
Dalam menghadapi kendala dan tantangan itulah PDAM Tirta Jam Gadang bersama Pemko Bukittinggi, terus mencari berbagai upaya untuk mendapatkan penggantian pipa distribusi tersebut.
Sebelumnya, pihak PDAM Tirta Jam Gadang sudah melakukan penggantian pipa primer, terutama dari sumber utama air bersih Sungai Tanang.
Bersamaan dengan kondisi itulah Dirut PDAM Tirta Jam Gadang meminta masyarakat memahami apa yang masih dihadapi, untuk bisa memberikan pelayanan yang lebih kepada pelanggan. (Pon)
Discussion about this post