Pariaman — Rendahnya minat membaca masyarakat Indonesia harus menjadi perhatian serius dari kalangan guru. Karena guru sosok yang mampu mendorong peningkatan minat membaca masyarakat Indonesia melalui lembaga pendidikan, khusus di kalangan siswa.
Demikian diungkapkan Sekretaris DPD SatuPena Sumatera Barat Armaidi Tanjung, Senin (19/6/2023) pada Lokakarya Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa di SMPN 5 Kota Pariaman. Dikatakan Armaidi, guru yang setiap jam pelajaran di sekolah berhadapan dengan murid. Sehingga perkataan dan penugasan dari seorang guru lebih didengar dan dipatuhi murid.
“Saat ini terkadang perkataan seorang guru lebih didengar seorang anak ketimbang dari orang tuanya sendiri. Sehingga dorongan dari seorang guru dalam meningkatkan literasi anak-anak sekolah sangatlah menentukan dan penting. Anak-anak yang tidak tertarik dengan membaca buku, tapi dengan adanya dorongan dari guru seorang anak bisa mulai tertarik dengan membaca buku,” kata Armaidi, yang juga Pengurus Dewan Pendidikan Kota Pariaman.
Dikatakan Armaidi, dengan adanya Gerakan Literasi Digital Nasional yang merupakan program yang sangat bagus dari pemerintah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas, kreatif, inovatif dan produktif dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Guru tentu sangat berperan dalam mendorong Gerakan Literasi Digital Nasional ini.
“Beberapa strategi guru meningkatkan minat membaca anak-anak adalah secara bertahap, mewajibkan murid menamatkan membaca buku dalam satu semester. Bisa dua, tiga, atau empat buku di luar buku pelajaran. Selesai membaca sebuah buku, anak-anak didorong membuat resume atau menceritakan kembali apa isi buku tersebut. Sehingga anak pun terbiasa mengungkapkan pikiran dan ide-idenya, baik tertulis maupun lisan setelah membaca buku,” kata Armaidi penulis puluhan buku ini.
Sedangkan untuk mendorong kemampuan menulis, guru bisa mengadakan lomba menulis surat pada hari-hari tertentu, seperti hari Ibu, surat bertemakan surat kepada ibuku, hari Pendidikan surat kepada guruku. Lomba diadakan antar siswa. Rewardnya sesuai dengan kemampuan sekolah, dan yang penting ada piagam dari kepala sekolah, kata Armaidi.
Pengawas Sekolah dari Dinas Pendidikan Kota Pariaman Dr. Japemar yang membuka lokakarya mengatakan, melalui kurikulum merdeka maka mutu anak diukur dari kemampuan literasi dan numerasi. Sehingga guru dituntut untuk melatih anak memahami sesuatu dan membaca sesuatu. “Guru harus memperhatikan kebutuhan anak, agar anak tertarik dengan mata pelajaran yang diajarkan guru,” kata Japemar.
Kepala SMP Negeri 5 Kota Pariaman Muhamad Busra mengatakan, lokakarya ini penting dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan setahun. Saat ini kita akui kemampuan literasi dan numerasi siswa SMPN 5 Kota Pariaman masih rendah. “Dengan lokakarya ini kita berupaya meningkatkan literasi guru sehingga juga mampu meningkatkan literasi siswa berikutnya,” kata Busra.
Ditambahkan, orang yang banyak membaca, maka akan bisa menulis. “Dari lokakarya ini diharapkan guru nanti bisa menulis dan mendorong siswa meningkatkan literasi, membaca dan tentunya menulis,” kata Busra mengakhiri.
Di akhir lokakarya, tiga penanya pada sesi pertama mendapatkan hadiah buku dari Armaidi. (***)
Discussion about this post