PESSEL – Tim Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) turun langsung untuk meninjau dan sekaligus mendampingi pengelola Kawasan Ekowisata di Nagari Ampiang Parak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, pada Sabtu (24/8/2024).
Peninjauan sekaligus penilaian desa wisata Nagari Amping Parak itu dipimpin langsung Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif, Oneng Setya Harini mewakili Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno bersama dewan juri ADWI 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif, Oneng Setya Harini menyampaikan bahwa ADWI merupakan salah satu komitmen Kemenparekraf untuk memajukan serta mengembangkan desa wisata di Indonesia.
Pengembangan itu dilakukan kata Oneng, bertujuan untuk memajukan kawasan wisata dan mampu mendukung serta membangkitkan ekonomi kerakyatan.
“Ya, kami sangat berkomitmen dalam melaksanakan ADWI ini, dan ini terbukti semenjak terjadinya Pandemi Covid, “ujarnya.
Mengingat kondisi itu sambungnya, dia dapat melihat untuk menumbuhkan ekonomi kerakyatan tersebut, salah satu melalui pengembangan ekonomi kerakyatan di kawasan wisata.
Kemudian, dia jelaskan dalam visitasi yang dilakukan selama penilaian ADWI 2024 di Desa Wisata Amping Parak, pihaknya akan melakukan pendampingan dan mengidentifikasi sisi kelebihan dan kekurangan.
“Setelah ini kami akan melakukan pendampingan. Kemungkinan pendampingan dilakukan 5 sampai 6 hari. Mengidentifikasi apa sisi kelebihan dan kekurangan,” terangnya.
Lanjutnya, dia menekankan bahwa dalam pengembangan desa wisata tersebut, pengelola desa wisata harus menyiapkan produk wisata unggulan dalam pemasaran dan bisa mewujudkan pelayanan yang berkualitas
“Setelah dipetakan, sarana apa yang dibutuhkan. Nanti akan diberi kan oleh kementerian. Tapi, tentu harus dipetakan dulu, kebutuhan apa yang dibutuhkan,” ucap Oneng.
Sementara itu, Ketua Pokmaswas Desa Wisata Amping Parak, Haridman menyebutkan, desa wisata Amping Parak memiliki sejumlah potensi, mulai wisata alam, budaya hingga seni.
Selain itu, pihaknya juga mengemba ngkan wisata berbasis pengurangan risiko bencana. Karena Desa Wisata Amping Parak di bibir pantai dan memiliki kerawanan bencana, salah satunya megathrust Mentawai.
“Kita berada zona merah. Gempa bumi dan tsunami. Jadi dari itu kita membuat ide tentang desa wisata berbasis pengurangan risiko bencana,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Haridman berharap adanya perhatian khusus dari Kementerian dalam meningkatkan sarana dan prasarana sebagai penunjang pengemabangan desa wisata Amping Parak.
“Di sini kami tentu sangat butuh perhatian dari Kementerian bagaimana pengembangan desa wisata Amping Parak sesuai harapan,” tutupnya..
Selain Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif, Oneng Setya Harini, juga hadir Dewan Juri ADWI, yakni Sugeng Handoko dan Joko Winarno.
Kemudian, Kabid Destinasi dan Industri Pariwisata Sumbar, Doni Hendra, Sekdakab Pessel Mawardi Roska, Ketua TP PKK Pessel Titi Rusma Yul Anwar dan sejumlah Kepala OPD Pessel serta para masyarakat dan ibuk-ibuk yang berada di Kecamatan Sutera. (Robi)
Discussion about this post