Jalan hidup seseorang, tidak ada satu orangpun manusia yang mengetahuinya, karena itu semua adalah rahasia Ilahi. Bisa saja hari ini hidup dengan keadaan pas-pasan, dihantui ketidakpastian dalam menjalani hidup seperti diriku, tentunya ini semua bukanlah akhir dari perjalan hidup, tetapi ini semua adalah cara main Tuhan untuk melihat serta mengajari seorang hambanya arti tentang hidup.
Setiap kesempatan yang aku peroleh terkadang aku sering terbentur oleh tanggungjawab sebagai sorang kepala keluarga, yang mana kebutuhan keluargaku kian hari-kian meningkat, meskipun informasi yang aku sajikan belum menghasilkan pundi-pundi untuk memenuhi kebutuhan keluargaku, namun aku terus berjalan, aku tetap tegar dan terus berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan sebuah peristiwa ataupun kejadian yang sebenarnya terjadi melalui karya tulisanku agar dapat dikonsumsi masyarakat luas.
Meskipun di saat melaksanakan tugas mendapati komentar miring, dari mulut seseorang akibat informasi yang aku sebarluaskan, tidak menyurutkan langkahku untuk terus melakukan apa yang sudah menjadi tugasku sebagai seorang jurnalis.
Banyak orang yang memandang profesiku sebelah mata, karena mereka menilai profesiku ini hanyalah profesi yang mengusik kenyamanan orang lain, akibat dari sebuah tulisanku. Aku tidak menghiraukannya karena mereka tidak mengetahui bagaimana sulitnya aku memperoleh informasi, menguji kebenaran informasi tersebut, hingga informasi tersebut memenuhi unsur untuk sebuah berita, yang layak untuk dikembangkan.
Karena keadilan dan kebenaran adalah landasanku dalam menjalankan tugas dan harus tetap ditegakkan, apapun yang terjadi.
Selama menjalani hidup ini, aku yakin dan percaya bahwa proses tidak akan pernah menghianati hasil. Dan hari ini alhamdulillah, satu persatu kemudahan itu mulai aku rasakan. Terbukti hingga sampai hari ini, kami sekeluarga masih dapat makan dengan layak, walaupun hanya dengan lauk seadanya.
Sedikit demi-sedikit semua yang aku impikan selama berproses, mulai aku rasakan, meskipun itu semua belum maksimal, karena rezeki itu bukan hanya dalam bentuk materi saja, sesuai dengan kata Kartini yang dihimpun menjadi Buku oleh J.H. Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot Licht setelah Kartini wafat “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Tidak ada yang instan dalam hidup ini Saudaraku, semuanya butuh proses, dan proses itupun sudah aku lakukan. Dengan dukungan dari kelurga kecilku, Orangtua serta adik-adikku, rekan-rekan seprofesi denganku dan semua orang yang tidak bisa aku sebutkan satu/satu, ada yang memberiku bantuan, baik dalam bentuk materi ataupun lainnya.
Menjadi seorang jurnalis itu bukanlah hal yang mudah, karena dibutuhkan passion yang hebat dalam segala hal, dan dituntut kesungguhan dalam menggali informasi.
Aku hanyalah seorang kepala keluarga yang berprofesi sebagai seorang jurnalis, yang mempunyai impian untuk keluarga kecilku, karena aku percaya profesiku ini adalah profesi yang mampu menjembatani anak bangsa menggapai impiannya, mampu memberikan perubahan, serta mampu mencerdaskan anak bangsa melalui karyaku, karena dalam bertugas aku dituntut profesional dan idealis sesuai Undang-undang Pokok Pers.
Walaupun seorang jurnalis bukanlah profesi yang bisa membuatmu kaya dalam waktu instan, tetapi profesi inilah yang berkontribusi besar dalam kemajuan demokrasi suatu negara.
* Penulis adalah Wartawan Reportaseinvestigasi.com peliputan Kabupaten Tanahdatar
Discussion about this post