Padang — Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, menerima audiensi dari Ketua DPD ASITA Sumatera Barat, Darmawi, beserta jajaran, Senin (13/10), di Istana Gubernur Sumatera Barat.
Pertemuan ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Lila Yanwar, dan Ketua BPPD Sumbar, Sari Lenggogeni. Tujuan audiensi ini menyampaikan berbagai masukan strategis terkait penguatan sektor pariwisata di Sumatera Barat.
Gubernur Mahyeldi menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas perhatian serta masukan dari ASITA. Ia menyambut baik berbagai ide pengembangan pariwisata Sumbar yang disampaikan, terutama dalam hal peningkatan hospitality (keramahan masyarakat) dan kualitas pelayanan.
Mahyeldi menegaskan pentingnya regulasi yang jelas, baik berupa Peraturan Daerah (Perda) maupun kebijakan teknis lainnya, guna memperkuat tata kelola sektor pariwisata.
Gubernur juga menugaskan Dinas Pariwisata Sumbar untuk menindaklanjuti usulan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pariwisata, dengan melakukan kajian dan penyusunan langkah konkret.
Di lain pihak, Ketua ASITA Sumbar, Darmawi, juga menyampaikan beberapa poin penting sebagai usulan kepada pemerintah provinsi.
ASITA menyoroti pentingnya upaya mitigasi terhadap “bencana pariwisata”, yaitu kondisi ketika wisatawan merasa tidak puas, kecewa, atau tidak mendapatkan pengalaman menyenangkan selama berwisata.
Menurut ASITA, “bencana” seperti ini dinilai jauh lebih sering terjadi dibanding bencana alam, karena berhubungan langsung dengan kualitas pelayanan dan interaksi di lapangan.
“Diperlukan edukasi dan pelatihan bagi seluruh pelaku pariwisata untuk meningkatkan profesionalitas dan pelayanan yang berkesan,” harapnya.
ASITA mengusulkan agar Pemprov Sumbar segera menyusun Perda atau Surat Edaran Gubernur yang mengatur alur ekosistem pariwisata dari hulu hingga hilir.
“Regulasi tersebut diharapkan dapat menciptakan standar pelayanan yang jelas, mulai dari mobilisasi wisatawan, pemanduan wisata, hingga operasional agen perjalanan dan operator tur,” paparnya kembali.
Lebih jauh ASITA mengusulkan pembentukan Satgas Pariwisata lintas instansi yang melibatkan Dinas Pariwisata, Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan, Satpol PP, kepolisian, serta pelaku dan pegiat wisata.
Satgas ini bertugas menyiapkan perangkat aturan dan memastikan seluruh kegiatan pariwisata berjalan sesuai standar pelayanan yang ditetapkan.
Selain itu ASITA juga mendorong dibukanya rute penerbangan langsung Padang–Kota Baru (Kelantan, Malaysia). Sebab katanya, Provinsi Kelantan dinilai strategis karena memiliki penduduk hampir 2 juta jiwa, mayoritas muslim.
“Provinsi Kelantan juga berbatasan dengan wilayah berpenduduk padat seperti Terengganu, Pahang, Pattani, dan Narathiwat (Thailand). Rute ini dinilai sejalan dengan pengembangan Muslim Friendly Tourism (pariwisata ramah muslim) yang sedang digalakkan Sumatera Barat,” jelasnya.
Darmawi mengaku ASITA siap memfasilitasi komunikasi antara Gubernur Sumbar, Gubernur Pattani, dan Sultan Kelantan untuk merealisasikan kerja sama pembukaan jalur ini.
Selain membuka jalur wisata, ASITA juga menyoroti potensi edu-tourism atau pariwisata berbasis pendidikan. Pembukaan rute baru diyakini dapat menarik minat pelajar dari Malaysia dan Thailand untuk melanjutkan studi di Padang.
Hal ini akan berdampak positif terhadap perekonomian daerah dan menjadikan Kota Padang sebagai pusat pendidikan internasional di Sumatera bagian barat.
ASITA berharap seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat dapat memberikan perhatian serius terhadap sektor pariwisata.
Wisatawan yang datang ke Sumatera Barat tidak hanya membawa cerita indah, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap PAD dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Dengan demikian, Gubernur Mahyeldi menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk terus mendukung langkah-langkah penguatan sektor pariwisata secara kolaboratif.
(Red/cendra)
Discussion about this post