Penolakan otoritas Hong Kong atas kehadiran Ustad Abdul Somad yang akan memberikan ceramah kepada para TKI di negara tersebut masih menjadi misteri. Hingga saat ini, Ustad Abdul Somad maupun KJRI Indonesia belum mendapatkan klarifikasi dan jawaban dari Pemerintah Hong Kong tentang alasan dideportasinya Ustad Abdul Somad kembali ke Indonesia.
Akibat penolakan ini, Ustad Abdul Somad gagal memberikan ceramah agama. Sesuai agenda seharusnya Ustad Abdul Somad akan berada di Hong Kong selama tiga hari untuk memberi tausiyah kepada jamaah TKI Hongkong. Ustad Abdul Somad tiba di bandara Hong Kong pada pukul 15.00, Sabtu, 24 Desember 2017.
Begitu keluar dari pesawat, sekitar 5-6 orang yang tidak berseragam langsung mengadangnya dan menarik dua asistennya, Dayat dan Nawir yang ikut mendampinginya ke Hong Kong. Mereka diperiksa secara terpisah oleh petugas imigrasi setempat, kemudian memulangkan Ustad Abdul Somad dengan pesawat yang sama kembali ke Indonesia.
Mendapat musibah ini, ustad kondang asal Riau ini tetap bersabar. Untuk menghilangkan kesedihan para TKI Hong Kong yang telah mengundangnya untuk berceramah di Hong Kong, maka Ustad Abdul Somad memberikan tausiyah singkat melalui streaming video dan diupload oleh channel Tafaqquh yang ditayangkan secara lengkap, tanpa dipotong-potong.
“Apa kabar para pahlawan-pahlawan devisa, semua baik-baik? Orang beriman itu ajib, menganggumkan. Semua yang terjadi dalam diri orang yang beriman itu mengagumkan. Seandainya yang terjadi itu menyenangkan hatinya, dia akan bersyukur, seandainya yang terjadi itu tidak sesuai dengan keinginannya, menyusahakan hatinya, maka dia bersabar,” ujar Abdul Somad melalui layar kamera yang ditayangkan secara live streaming dan didengar oleh puluhan jamaah TKI di Hong Kong.
Kalau lah memahami hidup seperti itu, ujar Abdul Somad, tidak ada beda antara pujian dan cacian. Tidak ada beda antara berhasil dan tidak berhasil, karena semuanya adalah ujian dari Allah SWT. “Andai kemarin saya sampai, memberikan tiga tausiyah, kita bersyukur. Tapi kita hanya bisa memberikan tausiyah setengah jam dan saya kembali lagi, kita bersabar, dua-duanya baik. Mana yang lebih baik antara bersabar dan bersyukur? Mana yang paling ikhlas memnerima ketetapan Allah.”
Kalau kita sudah persiapkan segalanya, tapi terjadi musibah, maka kita bisa berkata Kadarullah (takdir Allah SWT). “Jangan kita sedih berlarut-larutan, baik saya sebagai ustad yg memberikan tausiyah dan saudari akhwat yang mentaja (menyelenggarakan) acara ini. Insha Allah kita jangan pernah tobat untuk berbuat baik, tobat dari dosa ya, tobat dari maksiat ya, tapi jangan berhenti berbuat baik,” ujarnya.
Dalam kajian udara itu, Ustad Abdul Somad menyampaikan lima hal penting kepada para jamaah TKW Hong Kong.
Pertama bahwa segala yg terjadi dalam hidup ini ada dalam pengawasan Allah SWT. Mulai dari lahir, sampai berjalan, remaja, menikah, punya anak, tua dan mati, kesemua itu tidak ada yang luput dari tatapan dan pandangan Allah, maka jangan terlalu cemas menghadapi hidup, tetapi juga jangan terlalu pasrah, seimbang.
“Kita tetap berusaha, tapi dibalik itu kita juga bertawakkal kepada Allah, seandainya terjadi hal-hal yg tidak diinginkan, tidak ada gundah gulana, dan risau.” Ujarnya.
Ke dua, lanjutnya, saudari-saudari akhwat sekalian yang berada di Hong Kong harus menyadari bahwa tujuannya mencari nafkah, Hong Kong bukan tujuan akhir.
“Jangan sampai habis masa kerja, terus lagi, terus lagi. Di sana hanya tempat menanam padi, kita tanam, kita tuai, kita tumbuk, panen, kita pulang, kembalilah ke tanah air, di sini ada suami dan anak-anak kita. Pahamilah ke sana ini mencari modal, jangan sampai salah memanage harta, jangan sampai setelah berhasil 3 tahun, pulang ke rumah, seperti orang kaya baru, beli tv besar, beli kulkas besar. Kenapa kita tidak hidup zuhud bersahaja, perbaiki rumah seperlunya, beli kulkas, tv, tapi jangan lupa untuk modal, buka ternak puyuh, buka warung. Karena harta ini sifatnya akan selalu kurang.., kurang.., kurang.” Lafadz rohani Ustad Somad mengguyur nurani.
Ke tiga, ujar Ustad Somad meneruskan ceramah, menurut Ustad Somad, hukum aslinya perempuan itu di rumah, yang mencari nafkah itu suami. Namun, karena keterbatasan negara (menyediakan lapangan pekerjaan), (keterbatasan kemampuan) sumber daya manusia, dan sumber daya alam, apa boleh buat, daripada mati, atau berbuat maksiat, terpaksalah para perempuan mencari nafkah ke luar negeri.
“Jangan lupa menutup aurat, sebelum tidur malam wudhu dulu, shalat witir dulu, sehinga tidur dalam keadan suci sehingga malaikat melindungi kalian dari santet, protitusi, LGBT dan godaan lainnya. Maka terus kita jaga diri. Bangun pagi, bangun dulu, shalat dhuha, selama bekerja zikir, banyak-banyak shalawat,” tutur Ustad Lulusan Al Azhar ini.
Ke empat, kata dia, jaga komunitas jamaah. Jikalau orang-orang nakal (jahil) saja punya komunitas dan solid dengan jamaah mereka, kenapa penghuni-penghuni surga tidak berjamaah, maka jaga jamaah. Jangan pernah dengar omongan orang, karena semua ucapan-ucapan manusia ini kalau kita dengar, mereka hanya akan menyesatkan dari jalan Allah.
Minta lindung kepada Allah, baca surah An-Nas. “Jangan pernah lepas dengan komunitas, lawan malas, lawan kantuk, gabung dengan jamaah, kumpul baca yasin. (Surah Yasin) di baca pada perkara yang sulit, maka Allah akan mudahkan.”
Ke lima, bahwa hidup ini penuh dengan goncangan, ibarat kita di atas bahtera perahu, ombak keras, karang tajam, angin kencang. Kalau kita tidak punya pegangan, bersiaplah terombang ambing, maka dari itu pergeganglah kepada Allah.
Berpegang kepada sahabat? Hari ini kawan besok (bisa jadi) lawan, berpegang pada harta akan binasa, berpegang pada jabatan akan habis masanya. Selalu bermohonlah kepada Allah, jangan diucapkan dengan mulut, tapi dalam hati.
“Mungkin tatap muka tidak diizinkan Allah, maka lewat streaming ini. Kajian-kajian tetap ada, channel yang asli dan tidak potong-potong, channel Tafaqquh. Kalau pun ada yang kawan-kawan yang mengupload lewat Youtube, Instagram, ambil yang baik-baiknya,” ujar Abdul Somad tawadhu mengingatkan.
Lalu, Ustad Abdul Somad memanjatkan doa bersama TKI Hong Kong. Dia mendoakan agar para tenaga kerja wanita yang meninggalkan anak-anak, suami dan orangtua mereka demi mencari makan dikuatkan imannya oleh Allah. Ustad Abdul Somad juga mendoakan agar dibukakan pintu rezeki mereka oleh Allah, disehatkan anak-anak mereka, orangtua mereka, dan dikuatkan lah hati dan iman mereka agar tidak terjerumus kepada perbuatan dosa dan maksiat. Sepanjang membacakan doa, Ustad Abdul Somad menangis, bahkan sempat tercekat menahan isak tangis dan berhenti sejenak.
“Ini adalah saudari-saudariku, hamba-hamba-Mu Yaa.. Allah.., yang berjuang untuk mencari makan, hanya untuk mengais rezeki yang Engkau tebarkan setiap pagi. Jangan sampai mereka berputus asa kepada Rahmat Mu Allah, ketika mereka rindu dengan anak-anak mereka, kuatkan mereka dalam La Illaha Illallah.” Tangis ustadz dengan cekatan airmata. Subhanallah….
Discussion about this post