SOLOK SELATAN, REPINVESCOM
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Solok Selatan (Solsel) usulkan bangun Balai Latihan Kerja (BLK) permanen seluas 5 haktare (ha) pada tahun 2019. Hal ini dikarenakan belum terakomodirnya anggaran melalui APBD Solsel 2018.
Kepala Disnakertrans Solsel, Basrial pada media mengatakan untuk sementara pelatihan bagi Tenaga Kerja Mandiri (TKM) bakal dilatih menggunakan bangunan kantor Disnakertrans Solsel.
“Pada prinsipnya, pihak eksekutif dan legislatif sudah menyetujui pembangunan BLK. Rencana di 2018 namun dikarenakan keterbatasan anggaran daerah, kembali diusulkan pada 2019 pembebasan lahan tersebut,” sebutnya Rabu (17/1/18).
Lebih lanjut, Basrial menyatakan berdasarkan hasil survei dilokasi lahan yang bakal dijadikan BLK, pihak Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (KPDT) telah menyetujui.
“Ada tiga lokasi yang direncanakan, yakni di Kecamatan Sangir. Pertama, di Bangun Rejo. Kedua, di Sungai Landeh dan terakhir di Padang Alai Lubuk Gadang. Salah satunya nanti bakal jadi lokasi BLK. Untuk harga pembebasan lahan nantinya sesuai keputusan tim independen. Jadi tinggal apraisal tim, kisaran Rp2,5 miliar,” tambahnya.
Menurutnya, apabila bangunan BLK permanen telah tersedia dan selesai dibangun maka, selanjutnya bantuan peralatan menyusul. Saat ini, dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk ketersedian instruktur (pelatih) yang kredibel, Solsel memiliki 11 orang instruktur lokal. “Untuk instruktur kita telah memadai,” ungkapnya.
Kemudian, imbuhnya, di Solsel pada 2018 bakal dilatih sebanyak 404 orang TKM dari delapan jurusan. Adapun jurusan yang dilatih untuk TKM adalah, pelatihan menjahit, tata boga, Las, mobiler dan otomotif kendaraan roda dua. “Dari delapan jurusan itu lima diantaranya didanai dari APBN dan tiga melalui APBD Solsel,” terangnya.
Ia melanjutkan, guna memastikan pelatihan tersebut berdampak langsung terhadap peningkatan ekonomi masyarakat dan bisa menciptakan tenaga kerja yang terampil dibidangnya. Pihaknya, tidak hanya melatih. “Selama ini kita bisa belum bisa mengukur dampaknya, seberapa besar yang terserap di dunia kerja dan yang membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi angka pengangguran. Kedepan, akan kita verifikasi dan evaluasi para TKM ini. Mulai dari melatih, menempatkan dan memberdayakan sesuai kewenangan kita,” katanya.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Solsel, Armen Syahjohan menyambut baik wacana pembangunan BLK di 2019. Pihaknya, sebagai lembaga legislatif siap mendukung dalam menciptakan lapangan usaha yang berdampak terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat. . “Sudah semestinya Solsel memiliki BLK sendiri. Dengan adanya BLK kita yakin pelatihan-pelatihan tenaga kerja untuk generasi muda bisa lebih optimal dilaksanakan di Solsel,” jelasnya.
“Ini peluang kita untuk mengambil dana pusat untuk pembangunan BLK ini. Rugi besar jika tidak kita dukung dalam hal penyediaan anggaran untuk tanahnya. Kita selalu mendukung. Namun, pelatihan yang dilakukan hendaknya dapat diukur. Jangan hanya sekedar lakukan pelatihan, namun perlu evaluasi, sejauh apa dampaknya selama ini. Apabila tidak ada tolak ukur yang pasti maka akan menjadi sia-sia,” tutupnya.
Discussion about this post