Kota Solok – Wakil Wali Kota Solok, H. Suryadi Nurdal menghadiri pengukuhan pengurus Dewan Pimpinan Pusat Solok Saiyo Sakato (S3). Pengukuhan dikemas langsung dengan Halal Bi Halal di Hotel Horison Balairung Matraman, Jakarta, Sabtu (17/05).
Hadir dalam kesempatan itu, Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, Ketua Gebu Minang, Dr. H. Oesman Sapta, Bupati Solok, Jon Firman Pandu, Sekretaris Daerah Kabupaten Solok Selatan, Dr. H. Syamsurizaldi, beserta undangan lainnya.
Mewakili masyarakat Kota Solok, Wawako H.Suryadi Nurdal menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada jajaran pengurus yang baru dikukuhkan. Ia berharap, kepengurusan yang baru bisa menjalankan amanah yang diberikan.
Menurutnya, orang Minangkabau sebagai suku perantau. Hal ini tercermin dalam falsafah “karatau madang di hulu, babuah babungo balun, marantau bujang dahulu, di kampuang paguno balun.” Merantau bukan hanya tradisi, tetapi adalah bagian dari proses membangun jati diri, memperluas wawasan, serta memperkuat jejaring sosial dan ekonomi.
“Namun, sejauh apapun kita melangkah, kampung halaman tetaplah tempat pulang. Oleh karena itu, peran para perantau sangatlah penting tidak hanya sebagai penyambung antara ranah dan rantau, tapi juga sebagai penggerak pembangunan daerah dari berbagai lini yakni ekonomi, pendidikan, sosial, hingga budaya,” ucap Wawako.
H.Suryadi Nurdal menilai Organisasi Solok Saiyo Sakato (S3) bukan hanya sebagai wadah silaturahmi, tapi juga sebagai pilar penting dalam mempererat persaudaraan, melestarikan nilai-nilai budaya Minangkabau, serta menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan.
“Saya percaya, melalui organisasi seperti S3, potensi besar para perantau dapat terhimpun dan disinergikan untuk memberi kontribusi nyata bagi tanah kelahiran. Sinergi antara rantau dan ranah merupakan modal menggerakkan pembangunan daerah.
Menurutnya, Pemerintah Kota Solok sangat menyadari bahwa pembangunan daerah tidak bisa berjalan sendiri. Dibutuhkan dukungan dan keterlibatan semua pihak termasuk organisasi masyarakat seperti Solok Saiyo Sakato.
“Kami membuka pintu seluas-luasnya untuk bekerja sama, berdiskusi, dan berkolaborasi. Kami percaya bahwa perantau bukan hanya “orang yang jauh”, tapi adalah mitra strategis dalam pembangunan,” tutupnya. (cha)
Discussion about this post