Oleh Syafri Piliang
Wartawan Muda
Dharmasraya – Di antara hamparan sawah nan hijau, tenang dan desir angin yang menyapu lembut jantung Kecamatan Sitiung, Kabupaten
Dharmasraya, Provinsi Sumbar. Esok Senen pagi 21 Juli 2025 bersiap menorehkan sejarah baru. Sungai Duo, sebuah nagari yang sebelumnya hanya dikenal karena keheningan dan keteguhan warganya, kini akan berdiri di bawah sorotan mata Nasional.
Bukan hanya tanpa alasan. Di sinilah, sebuah babak baru akan dimulai yakni tentang ekonomi rakyat akan dipatri. Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, akan menapakkan kakinya di tanah ini, bukan untuk menggelar acara seremoni biasa, tetapi menyaksikan peluncuran KDMP Sungai Duo yang merupakan satu-satunya mock up Nasional dari 19 Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumbar, dari total 103 percontohan se – Indonesia.
Ini bukan hanya sekadar peristiwa administratif daerah. Tapi, ini adalah semacam proklamasi diam-diam bagi ekonomi rakyat. Saat Jakarta menyambut Presiden Prabowo di KDMP Bentangan, Klaten, Sungai Duo akan menjadi titik nyala Sumatera Barat, membuktikan bahwa geliat ekonomi tidak harus selalu berpusat di kota besar, melainkan bisa tumbuh dari akar rumput tingkat Nagari.
Geliat Wajah Ekonomi Kerakyatan Berubah
Peluncuran KDMP bukan sekadar peresmian koperasi. Ia adalah lambang dari semangat baru, untuk memotong mata rantai distribusi yang acap kali menyusahkan rakyat , membuka akses layanan kesehatan yang lebih murah, dan menghidupkan kembali denyut nadi ekonomi dari akar rumput. Klinik rakyat, apotek koperasi, pupuk yang tersedia tepat waktu, dan pasar tani yang kembali hidup, semua bercita rasa lokal, namun bernapas Nasional.
Gubernur Datang Bukan Hanya Sekadar Tamu
Kehadiran Gubernur Mahyeldi yang akrap di sapa buya itu datang bukanlah bentuk dari basa-basi simbolik. Dalam langkahnya, ada pesan yang lebih bermakna lagi tersirat, bahwa pusat perhatian pembangunan harus berpindah dari gedung-gedung tinggi ke hamparan sawah, dari wacana ke kerja nyata. Dharmasraya hari ini bukan lagi sekadar kabupaten perbatasan, tapi lebih dari itu. Ia adalah representasi keberanian untuk memulai, saat daerah lain masih ragu dan bimbang dalam mengayunkan langkahnya.
Jasman dan Sketsa Terakhir Sebelum Fajar
Hari ini, Sekda Dharmasraya Jasman Rizal turun langsung ke lapangan. Tak ada meja kerja yang cukup kuat untuk memantau persiapan sebesar ini selain tanah lapang tempat rakyat akan berkumpul. Di tengah rapat terakhir yang sunyi dari mikrofon, tetapi riuh dengan tekad, Jasman memastikan: “Tidak boleh ada celah untuk kegagalan. Karena Buk Bupati ingin acara ini sukses dan terbaik.”
Sungai Duo, Panggung Rakyat, Dari Rakyat untuk Rakyat
Esok, tanah ini bukan lagi sekadar tanah biasa. Ia adalah panggung rakyat, tempat para OPD, Camat, Walinagari, tokoh masyarakat, niniak mamak , cerdik pandai, alin ulama , bundo kanduang, pemuda serta pengurus KDMP dari seluruh Dharmasraya menyatukan langkah. Dari sini, koperasi desa bukan lagi jargon, tapi berupa gerakan nyata. Dan KDMP Sungai Duo bukan sekadar percontohan, ia adalah lambang keberanian dharmasraya menyalakan api obor perubahan.
Panggung Sudah Siap. Rakyat Menanti.
Besok, Gubernur akan datang. Tapi lebih dari itu, esok rakyat akan menyambut dirinya sendiri dalam rupa yang baru untuk mandiri dan bermartabat serta menolak untuk disebut dipinggirkan. Di Sungai Duo, di ujung fajar itu, dharmasraya tidak sekadar menunggu giliran. Ia menyambut zaman dengan dada tegak dengan langkah pasti untuk menuju visi dan misi kepala daerah yakni ‘ dharmasraya sejahtera merata .’****
Discussion about this post