Ambigu pemimpin jemawa terus terpaku pada soal posisi (jabatan) yang akan dituju. Bahkan sangat sulit baginya menafikan sikap kelegawaan. Namun tidak untuk sebaliknya, mujarad pemimpin sejati terpatri pada kerendahan hati (leadership skills)
PARIAMAN, REPINVESCOM
Dalam kerangka pilkada, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama [teori klasik Aristoteles]. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional.
Ketika rakyat mencoba mengenal kapabilitas sosok dari sorang calon pemimpin, seyogianya dapat dijangkar. Apalagi berkutat di alam demokrasi. Seberapa kuat pengaruh aksi yang sudah dia (calon pemimpin) buat untuk kemaslahatan rakyat? Bukan tentang siapa yang mesti dia embat (singkirkan).
Sebab itu, akseptabilitas dari pemimpin yang realistik lebih mengena terhadap jiwa dan tak sekedar pandai beretorika semata. Mengabstrakkan jati diri seorang pemimpin, lebih bermuara pada keniscayaan nurani rakyat. Karena semua yakin, suara rakyat adalah suara Tuhan!
Berpolitik cerdas membangun integritas merupakan suatu ajakan yang digugus dalam dasar nurani. Tak mudah mendapatkan pemimpin yang lahir dari rahim pendaulat di alam demokrasi. Kendati begitu, setidaknya di Pilkada Kota Pariaman, dari 3 pasangan calon (paslon) kepala daerah yang diakui secara konstitusi. Ada satu paslon yang kosakatanya selalu mengajak, tentunya ke arah yang bijak dengan intregitas.
Paslon Mahyuddin-Ridwan (MARI). Calon pemimpin Wako dan Wawako Pariaman yang namanya tercetus dari arus masyarakat kalangan bawah itu menjadi pasangan primadona. Hal itu setidaknya dibuktikan media pada dua desa yang telah disambangi: Desa Naras 1 dan Desa Tungkal, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman.
Paslon MARI menjadi buah bibir para pemangku adat dan tokoh masyarakat setempat. Pembicaraan mereka mengarah integrasi dan kemajuan masa depan Kota Pariaman di tangan MARI. Sembari mengilas balik era kepemimpinan Walikota Nasri Nasar dan Wakil Walikota Mahyuddin dulu, pasca Kota Pariaman menyatakan otonomi daerah (otda), mereka mengenang dua tokoh ini dengan istilah Founding Fathers (Bapak Pendiri) pembangunan Kota Pariaman.
Berita Terkait : Muak dengan Isu-isu Korupsi, LAKI Pariaman Komit Gandeng MARI
Dengan menengadah, mereka berujar soal integritas dari sosok Mahyuddin yang sempat menjadi walikota menggantikan Nasri Nasar selama satu tahun, menjelang pergantian suksesi kepemimpinan pasangan Mukhlis Rahman-Helmi Darlis.
“Lepas dari Kota Administratif menuju Kota Madya pasca otda. Nasri Nasar dan Mahyuddin adalah sebagai pondasi pembangunan Kota Pariaman. Menjelang satu tahun berakhirnya masa kepemimpinan, takdir berkata lain pada almarhum Nasri Nasar. Mahyuddin naik jadi walikota,” ulas Ninik Mamak Desa Naras 1, Uncu Zarman yang didampingi dua tokoh warga lainnya, Senin malam (26/2) di kediamannya.
Menurutnya, kedua pemimpin tersebut sewaktu membangun roda pemerintahan yang baru saja berdiri, mengedepankan kecerdasan dalam berpolitik. “Sebagai pondasi awal pemerintahan Kota Pariaman tentulah pola pikir mereka sinkron dan relevan demi kemajuan kota ke depan. Dibutuhkan nalar dan politik berintegritas sebagai siasat bernas.”
Kalau bukan karena andil mereka, dan kalau bukan pondasi dari mereka, mustahil kota ini bisa tacelak, tukuk Uncu. “Ekspansi pembangunan Kota Pariaman yang kita nikmati sampai hari ini, tolak ukurnya adalah pondasi awal. Pembangunan tidak akan berkembang jikalau pondasinya rapuh. Itu adalah suatu keniscayaan,” silang kata oleh ketiga orang tokoh masyarakat Desa Naras 1 ini panjang lebar ke media.
Sebelumnya, Senin siang menjelang sore (26/7). Di Desa Tungkal. Euphoria paslon MARI terasa begitu membaur bersahaja. Begitulah aura yang dirasakan media sewaktu mengikuti kegiatan reses yang dihelat anggota DPR-RI Fraksi PKS, Refrizal sekaligus cara pelantikan DPRa PKS.
Antusias masyarakat setempat membuat suasana jadi semarak. Ratusan masyarakat berbondong-bondong menghadiri kegiatan itu. Nama M. Ridwan calon Wawako Pariaman terdengar harum di sana.
“Kami mengenal Ridwan itu sebagai saudara kami. Sejak dia menjabat Ketua DPC PKS Kota Pariaman. Tipikal orangnya santun dalam bertutur kata, religius, lugas, berkarakter, cerdas dan komitmen. M. Ridwan punya cita-cita besar untuk membangun Kota Pariaman. 10 program unggulan MARI sangat kami apresiasi karena program-program itu lahir dan diserap berdasarkan keinginan masyarakat Kota Pariaman. Kami setuju, karena pemimpin itu akan disenangi oleh rakyatnya ketika seluruh perhatiannya terpusat pada rakyatnya,” ujar Yendri tokoh masyarakat dan juga diamini beberapa rekan lainnya.
Discussion about this post