Oleh : Hafni Pon (2)
Hal lain yang menarik untuk dijadikan sebagai bahan perbandingan dari Pemkab.Muba adalah terjalinnya kemitraan yang baik dengan wartawan dan organisasi insan pers di daerah tersebut.
Melalui Dinas Kominfo setempat, pemkab Muba sebagaimana dijelaskan Hj.Nurzaharawati, melaksanakan sejumlah kegiatan kemitraan, baik mekanisme pengalokasian anggaran yang menyentuh kepada wartawan, perusahaan pers maupun organisasi, dalam hal ini PWI Kab.Muba.
“Melalui program penerbitan advetorial, pemkab Muba mengalokasikan anggaran bisa mencapai Rp.20 juta atau sesuai dengan tarif yang ditetapkan media untuk setiap penerbitan laporan khusus itu”, jelas Hj.Nurzaharawati.
Angka yang bila dibandingkan dengan plafon di Kota Bukittinggi sangat jauh berbeda dan membuat wartawan yang tergabung dalam PWI Bukittinggi cukup tersentak.
Karena kondisi itu, tidak heran sejumlah wartawan Bukittinggi melontarkan gurauan, “bagusnya pindah jadi wartawan ke Muba ini ya”, celutuk awak media saat menuju Palembang di atas bus yang ditumpangi.
Untuk menunjang kegiatan dan operasional PWI setempat, pemkab Muba selain memberikan dana hibah mencapai milyaran rupiah dalam sekali dua tahun, juga memberikan bantuan dana operasional sekretariat ratusan juta rupiah pula setiap tahun.
Seperti disebut di atas, pada masa pandemi Covid 19 ini, untuk mempermudah wartawan memperoleh informasi yang up date, memberikan data dua kali sehari, sehingga dengan mudah menginformasikan perkembangan pandemi itu melalui medianya masing-masing.
Demikian pula Sekretariat PWI Kab.Muda yang berada persis di depan Dinas Kominfo, menurut ketuanta, Herlin Koesasi,SH, bangunan cukup representatif itu merupakan hibah dari pemkab setempat.
“Untuk konsolidasi wartawan maupun organusasi, PWI Muba sangat terbantu dengan perhatian besar dari Pemkab Muba ini’, tambah penasehat PWI Heriyanto Chaniago.
Lebih jauh lagi, keberadaan wartawan dan PWI khusunya di kab.Muba terlihat dari luasnya akses komunikasi dengan berbagai lembaga lain yang ada di sana.
Hal itu terbukti, ketika rombongan mengeluhkan sulitnya memperoleh BBM jenis solar sejak berangkat dari Bukittinggi sampai di Sekayu, tidak bisa mendapatkannya di satu pun SPBU sepanjang jalan ratusan kilometer itu.
Ternyata, dengan akses komunikasi dan koordinadi para wartawan maupun PWI Muba dengan berbagau pihak bahkan sampai kedIstribusi BBM, dua buah bus yang dipakai rombongan Bukittinggi bisa mengidi penuh Tanki kembali.
Boleh jadi dengan potensi daerahnya yang kaya dan memiliki sejumlah sumber daya alam yang dikelola oleh sejumlah perusahaan, para wartawan di sana khususnya, juga memiliki akses yang cukup kuat.
Kondisi itu tentu tidak bisa ada dengan serta-merta, salah satu diantaranya didukung oleh kebersamaan yang kuat dari para awak media ini dalam menjakankan profesi serta organisasinya tentunya. (bersambung)
Discussion about this post