Kota Solok – Dalam rangka persiapan Pemilu serentak yang akan digelar pada 14 Februari 2024 mendatang, KPU Kota Solok, Sumatera Barat melaksanakan sosialisasi pembentukan Badan Ad Hoc, di D’Relazion Resto, Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok, pada Sabtu (12/11). Kegiatan ini turut diikuti oleh perwakilan tokoh masyarakat dari 13 Kelurahan di 2 Kecamatan yang ada di Kota Beras Serambi Madinah itu, pihak Universitas, serta wartawan
Sosialisasi ini dibuka langsung oleh Ketua KPU Kota Solok Daniel Asraf H, S.Sos, MM, didampingi anggota komisioner Ir. Arif Santoso, Ilham Eka Putra, SE, MM, Jonnedi, SE, MM, Susi Kartikawati, SH, serta Sekretaris KPU Kota Solok Alizar, SH, MM. Hadir Dandim 0309/Solok Letkol Arm Hendrik Setiawan, SE, diwakili Kasdim Mayor Inf Hendra Bagus Arioko, Kapolres Solok Kota AKBP Ahmad Fadilan, S.Si, M.Si, M.Sc, diwakili Kasat Intelkam AKP Dwi Triharyanto, SE, M.Si, Ketua Bawaslu Kota Solok diwakili Rafiqul Amien, S.Si, M.Si, dan Dr.Budi Santosa, MP, Kepala Kesbangpol Kota Solok, Kominfo, Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Solok, OPD terkait, serta Camat dan Kelurahan di se-Kota Solok.
Dalam sambutannya saat membuka pelaksanaan kegiatan sosialisasi itu, Ketua KPU menyampaikan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menyongsong tahapan perekrutan Badan Ad Hoc yang meliputi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), dan Panitia Pemungutan Suara (PPS), serta KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) untuk masing-masing TPS (Tempat Pemungutan Suara).
Dalam Sosialisasi Pembentukan Badan Ad Hoc ini juga sekaligus akan dilakukan sosialisasi penggunaan Sistem Informasi Anggota KPU dan Badan Ad Hoc (SIAKBA).
Disebutkan Daniel, dengan materi sosialisasi yang disampaikan, diharapkan masyarakat semakin paham dengan tugas dan wewenang serta fungsi badan Ad Hoc yang tidak mudah. Untuk itu, kepada para peserta sosialisasi, juga diharapkannya, agar menjadi corong untuk kemudian menyampaikannya kepada masyarakat luas setidaknya di lingkungan masing-masing.
Secara singkat diterangkan Ketua KPU Kota Solok terkait tugas yang telah menanti jajaran Badan Ad Hoc yang terbentuk, yang nantinya akan menjalankan tugas di kelurahan-kelurahan dan kecamatan dalam menopang pemuktahiran data pemilih yang berkesinambungan. Selain itu juga terkait penghitungan Logistik dan pembentukan TPS, hingga puncaknya saat pelaksanaan pemungutan suara dan rekapitulasi.
“Dengan dilaksanakan sosialisasi ini, tentu kita berharap terbentuk Badan Ad Hoc yang berkualitas kompeten, sehingga terwujud Pemilu yang jujur adil dan berkualitas, ” pungkas Daniel Asraf.
Selain itu, disebutkan Ketua KPU Kota Solok Daniel Asraf, bahwa berkaca dari Pemilu 2019 lalu yang santer diberitakan banyak berjatuhan korban dari penyelenggara Pemilu, di Kota Solok sendiri bersyukur tidak ada insiden yang berarti. Namun demikian, persiapan dan upaya antisipasi tetap ditingkatkan terlebih dengan makin kompleksnya penyelenggaraan Pemilu 2024 mendatang.
Sebelumnya Kasubag Hukum KPU Kota Solok Partri Pasman selaku ketua panitia pelaksana kegiatan dalam laporannya menyampaikan bahwa dilaksanakan kegiatan tersebut dengan tujuan meningkatkan pemahaman penyelenggara Pemilu. Selain itu, untuk memahami tugas dan wewenang serta fungsi Badan Ad Hoc.
Hal senada disampaikan Komisioner KPU Kota Solok Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM Ir.Arif Santoso, bahwa Badan Ad Hoc sendiri merupakan Badan yang dibentuk untuk sementara meliputi PPK, PPS dan KPPS, yang akan menjadi ujung tombak pelaksana Pemilu.
Arief Santoso berharap jajaran anggota dalam Badan Ad Hoc yang terpilih nantinya badalah orang-orang yang berintegritas, demi terlaksananya Pemilu yang berkualitas, yang tentunya juga dengan garapan demi mendapatkan Pemimpin dan Wakil-Wakil Rakyat yang berkualitas dan berintegritas.
Dalam sosialisasi ini, KPU Kota Solok menghadirkan dua orang Narasumber dari akademisi yaitu Dr.Reno Fernandes, S.Pd, M.Pd, dengan tema materi Badan Ad Hoc dan karakteristik pemilih dan Dr.Hery Efendi Iskandar, SS, MA, dengan tema terkait Badan Ad Hoc sebagai Ujung Tombak Penyelenggaraan Pemilu.
Dalam paparannya, Dr.Reno Fernandes mengatakan hasil penelitiannya bahwa generasi Y dan Z mendominasi populasi dimana 46 persen merupakan generasi Y dan 13 persen generasisi Z.
Diterangkan Dr.Reno, Generasi Y dan Z ini merupakan generasi yang lahir dan tumbuh di zaman digitalisasi, dimana mereka banyak tahu, namun tidak memiliki pengetahuan mitologis, sehingga perlu untuk diberikan pendidikan politik.
“Mereka ini memang memiliki pengetahuan yang luas namun pemahaman literasi rendah sehingga partisipasi juga rendah. Oleh karena itu, mereka harus segera disentuh agar mau peduli dengan kepemuan ini,” sebutnya.
Sementara itu, Dr.Hery Efendi Iskandar menyampaikan bahwa Badan Ad Hoc sebagai Ujung Tombak Penyelenggaraan Pemilu harus memiliki integritas yang tinggi, demi mewujudkan Pemilu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta bisa dipercaya hasilnya. (Nisa)
Discussion about this post