Padang Pariaman — Pimpinan Kabupaten Padang Pariaman, di bawah Bupati Ali Mukhni duet dengan Suhatri Bur, dicap tidak tanggap dengan keluhan masyarakat kelas bawah. Tetapi Ali Mukhni dan Suhatri Bur lebih mementingkan kepentingan untuk pencitraan dirinya yang bakal maju pada Pilkada bulan September 2020 ini. Ali Mukhni dan Suhatri Bur “lupa daratan”.
Hal itu terbukti, berapa banyak jalan dan jembatan yang rusak di Kabupaten Padang Pariaman, sejak beberapa tahun belakangan ini, sampai kini belum ada tanda-tanda akan diperbaiki atau direnovasi.
Salah satu contoh Jalan kabupaten ruas Limpato-Bali Basuo, telah ditanami masyarakat dengan pohon pisang, karena sudah berlumpur.
Kepala Dinas PUPR Padang Pariaman, Deni Irwan ketika dikonfirmasi Selasa (7/1/2020) melalui pesan di WhatsApp-nya mengatakan ini sudah masuk dalam usulan prioritasnya, “Jalan ini sudah masuk usulan kami, tinggal tim TAPD dan banggar DPRD lagi, kalau kita sampai mengusulkan sebagai prioritas untuk dilaksanakan, selanjutnya tergantung ketersediaan anggaran kita,” ulasnya.
Lebih jauh dijelaskan, jalan-jalan yang rusak memang menjadi prioritas karena terkait dengan infrastruktur, dan untuk kebutuhan masyarakat banyak, disamping itu juga kegiatan yang dilaksanakan ini semuanya untuk masyarakat, “Nah, terkait dengan anggaran/penganggaran itu kewenangannya ada di TAPD dan banggar DPR, kalau dinas/OPD sebagai pelaksananya saja,” terang Deni.
Ketika didesak tentang ruas jalan Limpato-Balai Basuo yang sudah rusak apa sudah ada anggaran dalam APBD Tahun 2020, Deni Irwan berjanji akan menjawab. “Beko cubo ambo cek dulu, pak.”Tetapi sampai berita ini diturunkan belum ada jawabannya.
Wali Nagari Limpato Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto Darmawan ketika dihubungi Kamis (9/1/2020) mengatakan sejak masyarakat menanam pohon pisang di badan jalan Limpato-Balai Basuo, belum pernah pejabat PUPR Padang Pariaman yang datang ke lokasi melihat kondisi tersebut.
“Kami sangat menyayangkan terhadap kinerja Pimpinan Padang Pariaman, di bawah Bupati Ali Mukhni-Suhatri Bur, tidak ada tanggap sedikit put terhadap keluahan masyarakat di bawah, apakah ini pemimpin zaman sekarang yang digembak gemborkan baik,” ujar Darmawan yang akrab disapa dengan Uniang Cati ini.
Menurut Darmawan, kondisi rusaknya badan jalan Limpato-Balai Basuo, sudah cukup lama, artinya berjalan sejak beberapa tahun belakangan ini. Tetapi anehnya, tidak ada upaya dari pihak PUPR Padang Pariaman, untuk memperbaiki, mungkin melakukan tumbal sulam, tetapi hal itu tidak pernah sama sekali.
“Untung saja masyarakat bisa disabarkan supaya tidak melakukan demo kepada DPRD Padang Pariaman dan Bupati Padang Pariaman. Kini kita melihat Bupati Ali Mukhni –Suhatri Bur, harinya habis untuk pencitraan karena mau maju lagi menjadi pemimpin Sumatera Barat dan Padang Pariaman,” tukuk Uniang lagi.
Ketua Komisi II DPRD Padang Pariaman, Hasan Basri ketika dikonfirmasi secara terpisah mengatakan, memang sangat banyak di Padang Pariaman ruas jalan kabupaten yang sudah rusak parah dan butuh perbaikan.
“Kami di DPRD Padang Pariaman, juga mengaku bingung dengan jawaban Kadis PUPR tentang skala prioritas dan ketersediaan anggaran. Skala prioritas mana lagi dikatakan, apa kerusakan badan jalan tidak skala prioritas. Begitu pula dengan ketersediaan anggaran. Kayak Padang Pariaman tidak cukup anggaran saja,” tutur Hasan Basri.
Menurut Hasan Basri Padang Pariaman punya anggaran pembangunan dan kebutuhan lainnya buat kepentingan masyarakat. Hanya saja pimpinan daerah Bupati Padang Pariaman, bersama jajaran menafsirkan lain dia mengatakan skala prioritas itu, seperti pembangunan Tarok City, Mesjid Agung Padang Pariaman dan rumah dinas.
“Tidak ada pun tercantum dalam APBD bisa diadakan, asalkan kemauannya terpebuhi. Tetapi kebutuhan masyarakat untuk kepetingan umum, seperti rusaknya badan jalan dan jambatan, dikatakan skala prioritas dan ketersediaan anggaran,” tukas Hasan lagi.
Anggota DPRD Padang Pariaman dari Fraksi Nasdem Alfa Edison, juga gerah mendengarkan jawaban Kadis PUPR Deni Irwan, harusnya jawabnya tidak berbelit-belit begitu, sebagai pejabat yang digaji dengan uang rakyat tentu dia harus berfikir untuk rakyat.
“Turun dulu ke lapangan, betul ngak skala prioritas. Sudah ribut masyarakat se Padang Pariaman, tentang kerusakan badan jalan dan jembatan, masih saja menjawab dengan retorika. Begitu pula dengan bosnya, Bupati Ali Mukhni-Suhatri Bur, habiskan hari dengan pencitraan,” kata Alfa Edison dengan nada keras.
Ditambahkan Alfa Edison, setiap nagari dan kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman, sebagian besar badan jalan utamanya rusak dan butuh perbaikan. (aa)
Discussion about this post