Pariaman — Walikota dan Wakil Walikota Pariaman terpilih 2025-2030, Yota Balad-Mulyadi (YBM) berkomitmen meningkatkan status Kota Pariaman ke depan.
Setidaknya nilai jual Kota Pariaman diproyeksikan akan ditingkatkan, sehingga menambah daya tarik wisatawan untuk berwisata, menyaingi daerah-daerah lain di Sumatera Barat sebagai daerah destinasi wisata yang lebih dikenal luas.
Hal itu diungkapkan Yota Balad, Kamis (2/1/25), ketika meninjau beberapa proyek-proyek pembangunan yang bernilai strategis, namun gagal dalam pelaksanaan-peninggalan pemimpin sebelumnya.
Yota Balad yang didampingi mantan Walikota Pariaman 2 periode, Mukhlis Rahman dan tokoh masyarakat Jamohor Sikumbang, saat meninjau beberapa bengkalai pembangunan, yakin dengan program unggulan yang diterapkan akan membawa angin segar bagi perkembangan dunia wisata Kota Pariaman.
Ia memprioritaskan untuk melakukan revitalisasi aset, sehingga tak ada lagi ditemukan “sampah” pembangunan di Kota Pariaman. Dengan demikian akan merubah wajah Kota Pariaman dan menaikkan statusnya ke tingkat yang lebih tinggi.
“Jadi salah satu program unggulan kita itu adalah revitalisasi aset, ya. Kita akan memprioritaskan untuk menyudahkan bengkalai lebih dulu. Seperti Gor Rawang akan dibuat jadi lokasi mini soccer dan tempat olahraga lintasan atletik, pusat pelatihan beladiri, serta sarana kepemudaan lainnya,” terang Yota.
Selain Gor Rawang, kepala daerah terpilih hasil Pilkada 27 November 2024 ini juga berencana akan menyulap Gor Pauh menjadi sarana Pariaman Convention Center. Gunanya, kata Yota, untuk dijadikan gedung pertemuan, lokasi bimbel sekolah kejuruan dan beberapa lainnya.
Mantan Sekdako Pariaman itu juga meninjau pembangunan mesjid terapung yang juga terbengkalai. Nantinya, sambung Yota, direncanakan bakal direview desain kelanjutan pembangunannya. Sehingga demikian akan mengintegralkan konsep wisata bahari dan religi.
Tak hanya itu saja, sumando urang Nareh tersebut juga meninjau Gor Rajo Bujang yang butuh perawatan dan perhatian, serta beberapa rencana pembangunan lain yang nantinya berguna sebagai penunjang konsep kota wisata, termasuk water front city. Namun kata Yota, kesemuanya itu akan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.
“Yang jelas kita pastikan tidak akan ada pembangunan proyek-proyek mercusuar. Kita fokus menyelesaikan bengkalai ini dulu, dan beberapa sarana pendukung wisata sehingga akan merubah wajah Kota Pariaman dan punya value yang bisa mengangkat status Kota Pariaman menjadi naik dibanding sekarang,” jelas suami Yosneli itu.
Terpisah, senada dengan Yota Balad, wakil walikota terpilih Mulyadi juga mengutarakan pendapat serupa. Sekretaris PPP Sumbar itu memaparkan, dirinya bersama walikota terpilih akan menginventarisir seluruh persoalan yang ada lebih dulu, sebelum outputnya untuk melanjutkan bengkalai pembangunan itu dijalankan.
Secara garis besar, mantan Wakil Ketua DPRD Kota Pariaman itu sepakat atas rencana meningkatkan status Kota Pariaman, dengan mengubah wajah kota yang bersih dari “sampah” pembangunan.
“Sebab itu adalah visi-misi kita. Jadi dengan menginventarisir permasalahan dengan mendatanya, kita akan tahu mana-mana saja yang kita jadikan skala prioritas. Nah, di situ kita bisa melihat sejauh mana kemampuan keuangan daerah. Sehingga kinerja kepala daerah akan terukur nantinya,” papar Mulyadi, Jumat (3/1/25).
Lebih jauh Mulyadi berpandangan, hal itu perlu dilakukan untuk menata langkah-langkah kebijakan strategis yang akan diambil oleh kepala daerah dalam merealisasikan RPJMD.
Dirinya yakin, dengan niat baik demi pembangunan Kota Pariaman, dan cita-cita mulia menjadikan Pariaman sebagai kota tujuan utama wisatawan untuk berwisata, akan terwujud.
“Saya yakin itu terwujud nantinya jika semua masalah itu diinventarisasi dulu. Sehingga kinerja kita terarah dan terukur,” sebut Mulyadi optimistis. (IDM)
Discussion about this post