Kota Solok – Dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solok Arjuna Anwar menghadiri Pertemuan Kelurahan Tangguh Bencana (Keltana), pada Rabu (4/12), di aula Kantor Lurah IX Korong.
Kegiatan diikuti oleh anggota dan relawan Keltana serta perangkat kelurahan dihadiri oleh Lurah IX Korong Lega Junaidi Judan, S. Sos, Plt, Komunitas Tanggap Tsunami (Kogami) Sumatera Barat, Tommy Susanto, Kepala Bidang Pemantauan, Perlindungan, dan Pengelolaan Lingkungan Hidup DLH Kota Solok, Agus Susanto, Tagana Kota Solok, Pramuka Peduli, ORARI dan undangan lainnya.
Lurah IX Korong, Lega Junaidi Judan, S. Sos saat membuka pertemuan tersebut tak lupa mengucapkan terima kasih kepada relawan Keltana dan semua undangan yang hadir. Bincang santai ini diadakan dalam rangka mengantisipasi kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi (bencana disebabkan karena siklus air hujan berkaitan dengan iklim dan cuaca).”
Kelurahan Tangguh Bencana IX Korong sudah dibentuk pada Tahun 2022, anggota dan relawan Keltana ada sebanyak 25 orang yang terdiri dari unsur Perangkat Kelurahan, Pemuda, LPMK, Karang Taruna, Pekerja Masyarakat (PSM), Taruna Siaga Bencana (Tagana), Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) dan Tokoh Masyarakat.
Keltana Sembiko sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan langsung Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumaatera Barat bekerjasama dengan BPBD Kota Solok. Relawan Keltana dan Forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB) menerima pembekalan teori dan praktik lapangan tentang bencana selama 10 hari pada bulan Agustus 2022 dengan fasilitator BPBD Sumatera Barat dari Kogami, Tommy Susanto dan praktek lapangan, Kogami bekerjasama dengan Tim reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Solok.
Pada kesempatan yang sama, Plt. Kalaksa BPBD Kota Solok, Arjuna Anwar Nani, menyambut baik dan berterima kasih atas inisiasi Lurah Kelurahan IX Korong yang telah menggagas kegiatan pertemuan antar insan bencana, terima kasih kepada Tommy Susanto fasilitator BPBD Provinsi Sumatera Barat yang telah hadir dan masih memantau kegiatan diskusi ini sebagai sinergi bersama insan bencana Keltana Kelurahan IX Korong.
Sementara itu, Fasilitator BPBD Provinsi Sumatera Barat, Tommy Susanto mengingatkan kegiatan Destana atau Keltana dapat dilakukan secara terus-menerus dan sinergi karena bencana tidak ada yang tahu kapan terjadi. Terkait isu hidroteorologi, ia menghimbau BPBD menaikkan status lembaga agar dapat memaksimalkan peran BPBD dalam kebencanaan di kota Solok.
Dan kepada Forum PRB dan Kampung Siaga Bencana (KSB) IX Korong agar bisa bisa menyediakan update warga 2022-2024. Jadikan diskusi santai ini menjadi sinergi dalam kesiapsiagaan bencana, diperlukan jalannya fungsi pelaksana dan koordinasi BPBD saat pra bencana, menyampaikan aspirasi perencanaan anggaran bencana dari bawah hingga level atas, dan melantik Forum FPRB Kota Solok dan menjalankan aspirasi sebagai wadah insan bencana.
Kepala Bidang Penataan, Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup DLH Kota Solok, Agus Susanto, SH pada kesempatan tersebut menyampaikan agar Keltana menyiapkan Early Warning Sistem (EWS) koordinasi dengan daerah tetangga yang melewati daerah sungai. EWS adalah sistem peringatan dini yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai bencana dan insiden darurat. **
Discussion about this post