Agam — Potensi Potensi sumber daya alam (SDA) kabupaten Agam selama ini menjadi sumber mata pencaharian dari sumber daya manusia (SDM). Dari potensi tersebut ternyata menghasilkan produk domestik regional bruto (PDRB) setiap tahun.
Pertanyaannya, apakah potensi tersebut sudah memberikan kehidupan layak dan kesejahteraan bagi mayoritas masyarakat yang berprofesi sebagai petani, peternak atau pekebun?.
Inilah yang hendak dijawab dan direalisasikan oleh pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati, Benni Warlis dan Muhammad Iqbal seandainya dipercaya memimpin kabupaten Agam lima tahun ke depan.
Menurut Benni yang ditemui Jumat (22/11) di Biaro, untuk memanfaatkan SDA demi menyejahterakan masyarakat khususnya petani, pemerintah kabupaten Agam harus memiliki “will” mengelola dan menyediakan anggaran yang mencukupi untuk bidang pertanian, perikanan dan perkebunan.
Selama ini, ulas Benni, sebagaimana diketahui, alokasi anggaran pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pertanian di kabupaten Agam ternyata hanya sekitar 2,7 persen/tahun.
Ketersediaan anggaran sebesar itu dinilai calon Bupati nomor urut 2 ini masih sedikit. Tidak banyak yang bisa dilakukan pemerintah kabupaten Agam dengan anggaran sebanyak itu.
“Melihat fakta yang terjadi selama ini, maka kami bertekad untuk menaikkan alokasi anggaran bidang pertanian pada APBD menjadi minimal 10 persen setiap tahun,” tegas mantan birokrat ini.
Alokasi sebesar di atas, ulas Benni yang mantan Asisten II pemerintah provinsi Sumbar itu, juga sudah dialokasikan oleh pemrov Sumbar, sehingga bisa dijadikan pedoman bagi pemerintah Agam khususnya.
Andai alokasi anggaran 10 persen belum mencukupi untuk mewujudkan peningkatan SDA untuk pertanian demi menyejahterakan masyarakat petani, bisa diupayakan tambahan berupa bantuan pemerintah provinsi bahkan pusat.
Ada pun alokasi anggaran yang disediakan melalui APBD, diantaranya membantu dan menanggulangi kendala yang banyak dialami petani seperti langka dan mahalnya harga sejumlah faktor produksi seperti bibit, pupuk dan pestisida.
“Bila kondisi memang membutuhkan, Pemkab bisa melakukan intervensi dalam persoalan kelangkaan dan mahalnya kebutuhan para pertani. Bahkan termasuk pasca produksi seperti jaga jual hasil pertanian yang jatuh,” tutur Benni.
Benni yang berlatarbelakang sarjana pertanian tersebut mengaku optimis mampu mengoptimalkan dan maksimalkan pengelolaan bidang pertanian, perikanan dan perkebunan, sehingga mewujudkan kesejahteraan petani.
“Tidak salah kalau paslon Benni-Iqbal mengikrarkan diri sebagai pemimpin cinta petani,” tegasnya. (Pon)
Discussion about this post