Bukittinggi — Tidak berlebihan istilah “sambil menyelam minum air” dan “sakali marangkuah dayuang duo tigo pulai talampaui”. Setidaknya ini diakui oleh Mariel Husni S.Pdi, wartawan yang berdomisili di Lubuakbasuang, Agam, ketika menghadiri Konferensi PWI Kota Bukittinggi, Sabtu kemaren lalu di aula utama kantor Balaikota, Bukik Gulaibancah.
Bersama seniornya BJ Rahmat, Mariel mengakui kepada rwportaseinvestigasi.com., sebagai organisasi wartawan tertua di Indonesia, saat PWI Kota Bukittinggi melaksanakan konferensi untuk memilih ketua dan pengurus untuk tiga tahun kedepan, ia merasa terpanggil untuk menyaksikan langsung kegiatan di daerah tetangganya itu.
“Antara Bukittinggi dan Agam, meski berada pada wilayah administratif berbeda, tetapi secara historis dan emosional masih terasa pada satu kesatuan yang sulit dipisahkan,” tuturnya.
Apalagi kegiatan konferensi yang berlangsung pada akhir pekan dan mendekati bukan Ramadhan, Mariel bersama sejumlah wartawan dari Lubuakbasuang sengaja datang ke Kota Wisata ini
Walau juga sudah cukup sering datang ke Bukittinggi, namun momen yang berlangsung pada organisasi seprofesi, Mariel pun mengakui berangkat ke Bukittinggi untuk juga sekaligus menikmati keindahan alam dan kesejukan udaranya.
“Itulah daya magentis yang dimiliki oleh Bukittinggi. Semua potensi yang dimilikinya selalu mengundang pengunjung untuk mendanginya, meski masih diperlukan sejumlah pembenahan dan meningkatkan kondisi, terutama pelayanan,” tukuk Mariel.
Karena tu dia menilai, Kota Bukittinggi khususnya pada menjelang dan saat hari liburan, termasuk menjelang bulan Ramadhan tahun ini, tetap memiliki daya tarik tinggi untuk dikunjungi.
Salah contoh lokasi yang cukup menarik di Bukittinggi adalah di lingkungan kantor Balaikota di Bukik Gulaibancah dengan arsitektur bangunan bagonjong yang memajangkan pemandangan sebagian wilayah Bukittinggi serta gunung Merapi dan Singgalang. (Pon)
Discussion about this post