Bukittinggi — Sebagian besar hanya tahu, bahwa Pesta Budaya Seni Pameran Dagang dan Industri (Pedati) dilahirkan oleh sembilan yang disebut sebagai penggagas.
Ternyata di balik semua itu ada seorang tokoh sentral dari lahirnya kegiatan Pedati yang telah ada sejak tahun 2000 silam.
Adeks Rosyyie Mukrie, satu diantara sembilan orang penggagas tersebut, kepada reportaseinvestigasi.com, menjelaskan sejarah dan kronologis kegiatan Pedati ini.
Menurut mantan ASN Pemko Bukittinggi dan wartawan ini, prosesnya berawal setelah terpilihnya Drs.H.Djufri, sebelumnya Sekretaris Daerah Bukittinggi untuk menjadi orang nomor satu di Kota Wisata.
“Beliau mengundang kami ke rumahnya di Kapau, Tilatang, Agam untuk berbincang-bincang tentang Bukittinggi dan program yang bisa dilakukan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, serta penyatuan gerakan masyarakat, demi kemajuan kota dan masyarakat,” tutur Adeks yang juga mantan ketua PWI Bukittinggi.
Djufri sejumlah tokoh Bukittinggi, tambah Adeks bertepatan saat menerima SK Pengangkatan sebagai Walikota Bukittinggi periode 2000-2005.
Para tokoh yang hadir adalah, Ridmaidi (birokrat), Nasrul M. Phietra (alm/birokrat), Maderizal alm.aktivis), Zulfian Mami (alm/Swasta), Nursyam Syam (alm/birokrat), Imran Pado (alm/birokrat), Irfianda (alm/birokrat), Chon Piliang (swasta) Adeks Rosyyie Mukrie (birokrat/wartawan).
Salah satu hasil pertemuan itu akhirnya menyepakati untuk menggelar sebuah kegiatan yang dapat dijadikan sebagai momentum kebangkitan daerah dan masyarakat pada awal era reformasi dan krisis moneter.
Atas usulan alm.Maderizal, akhirnya disepakati untuk menyelenggaran kegiatan yang kini dinamakan Pedati yang dikenal sampai sekarang.
“Jadi sesungguhnya pak Djufri hakikatnya yang menjadi tokoh sentral dari lahirnya Pedati, meski kemudian disepakati pula bahwa penggagasnya adalah kami sembilan orang sebagai penggagas,” cerita Adeks.
Setelah melakukan diskusi yang cukup panjang, Adeks Rosyyie Mukrie menjelaskan, diperoleh kesepakatan untuk melaksanakan sebuah ivent berkaitan budaya seni serta sekaligus pameran perdagangan dan industri.
Oleh (alm) Maderizal, aktivis organisasi dan politisi yang menjelang kepulangannya ke Rahmatullah, menjadi anggota DPRD Kota Bukittinggi, akhirnya mengusulkan nama kegiatan yang bakal digelar dinamakan saja dengan nama Pesta Budaya Seni Pameran perdagangan dan Industri yang disinonimkan dengan PEDATI. Usul itu diterima, sehingga jadikan ivent yang direncanakan bisa berlangsung setiap tahun di Kota Bukittinggi.
Sebelum masa jabatan keduanya berakhir selaku Walikota Bukittinggi , pada Pemilu 2009, Djufri yang mencalon diri sebagai anggota DPR-RI ikut lolos ke Senayan. (Pon)
Discussion about this post